NovelToon NovelToon
ALIKA THE HACKER

ALIKA THE HACKER

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.

Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENYERANGAN

"Kita lihat saja nanti" jawab Nicky, sebelum menyerang.

Nicky bergerak cepat dan lincah. Ia menggunakan teknik bela diri yang ia pelajari untuk melawan kedua pria itu. Ia memukul, menendang, dan menghindari serangan mereka dengan cekatan.

Meskipun kedua pria itu lebih besar dan lebih kuat, Nicky tidak menyerah. Ia terus bertarung dengan gigih, memanfaatkan kelincahannya untuk menghindari serangan mereka dan mencari celah untuk menyerang balik. Ia berhasil melumpuhkan salah satu pria dengan tendangan keras ke lutut, membuatnya jatuh berlutut sambil mengerang kesakitan.

Namun, pria yang satunya lagi berhasil menangkap lengannya dan membantingnya ke tanah. Nicky merasakan sakit yang luar biasa di punggungnya, tetapi ia tidak menyerah. Ia memutar tubuhnya dan menendang pria itu di bagian vital, membuatnya terhuyung mundur.

Saat pria itu mencoba untuk menyerangnya lagi, Nicky dengan cepat mengeluarkan pistol dari tasnya. Ia mengarahkan pistol itu ke arah pria itu dan menarik pelatuknya.

DOR !

Suara tembakan memecah kesunyian. Pria itu terkejut dan memegangi dadanya yang berdarah. Ia jatuh ke tanah dengan pandangan kosong.

Nicky terengah-engah, jantungnya berdegup kencang. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan menggunakan pistol dalam situasi seperti ini. Ia merasa ngeri dengan apa yang baru saja ia lakukan, tetapi ia tahu bahwa ia tidak punya pilihan lain.

Tiba-tiba, sirene polisi terdengar dari kejauhan. Nicky tahu bahwa ia harus segera pergi dari tempat itu. Ia mengambil tasnya dan berlari secepat mungkin.

Saat ia berlari, ia melihat Liam berdiri di dekat mobilnya, menatapnya dengan tatapan terkejut dan khawatir. Liam melihat semua yang terjadi.

"Nicky ! Apa yang terjadi ?" tanya Liam, dengan nada cemas.

Nicky tidak menjawab. Ia hanya menatap Liam dengan tatapan memohon. Ia tahu bahwa ia bisa mempercayai Liam.

"Bantu aku" kata Nicky, dengan suara lirih.

Liam tanpa ragu membuka pintu mobilnya dan mempersilakan Nicky masuk. Ia menginjak pedal gas dan melaju secepat mungkin, meninggalkan tempat kejadian sebelum polisi tiba.

Saat mereka melaju, Nicky menceritakan semua yang terjadi kepada Liam. Ia menceritakan tentang ancaman yang diterima orang tuanya, tentang latihan bela diri dan menembaknya, dan tentang serangan yang baru saja ia alami. Liam mendengarkan dengan seksama, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

"Ya Tuhan, Nicky. Ini gila ! Kau dalam bahaya besar" kata Liam, dengan nada prihatin. "Kau harus melapor ke polisi".

"Tidak bisa. Aku tidak bisa mempercayai polisi. Mereka mungkin terlibat" jawab Nicky, dengan nada putus asa. "Aku harus melindungi keluargaku sendiri".

"Tapi, apa yang akan kau lakukan ? Kau tidak bisa melawan mereka sendirian" kata Liam, mencoba meyakinkan Nicky.

"Aku tidak tahu. Tapi, aku tidak akan menyerah" jawab Nicky, dengan tekad yang kuat.

Sementara itu, di Malaysia, Jodie dan Isabella mendengar kabar tentang serangan terhadap Nicky di kampus. Mereka sangat terkejut dan khawatir. Tanpa ragu, mereka segera memesan tiket pesawat dan memutuskan untuk kembali ke Zurich.

"Kita harus melindungi Nicky. Dia adalah keluarga kita" kata Jodie, dengan nada tegas.

"Aku setuju. Kita tidak bisa membiarkan mereka menyakiti Nicky" timpal Isabella, dengan nada marah.

Jave dan Romeo juga mendengar kabar tentang serangan itu. Mereka berdua merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Nicky. Mereka juga segera memutuskan untuk kembali ke Zurich.

"Aku harus memastikan bahwa Nicky aman" kata Jave, dengan nada khawatir.

"Aku akan melindungi Nicky dengan nyawaku" janji Romeo, dengan nada serius.

Di kantor Ethan, Jova kepala cyber memperketat keamanan secara signifikan. Sistem pertahanan diperkuat untuk mencegah serangan dari luar. Ethan tahu bahwa musuh-musuhnya akan mencoba menyerang dari segala arah.

Di rumah Alika dan Ethan di Zurich, keamanan juga diperketat. Alika, dengan keahliannya dalam merancang senjata, menciptakan berbagai macam jebakan dan senjata rahasia yang mematikan di setiap sudut rumah. Ia ingin memastikan bahwa rumahnya aman dari serangan musuh.

"Mereka tidak akan bisa menyentuh keluargaku" kata Alika, dengan nada dingin. "Aku akan memastikan mereka menyesal telah berani mengusik kami".

Sementara itu, di dalam pesawat yang membawa Nicky menuju Zurich, situasi menjadi lebih tegang. Liam menemani Nicky, mencoba menenangkannya. Namun, Nicky tetap merasa gelisah dan tidak aman.

"Jangan khawatir, Nicky. Aku akan melindungi mu" kata Liam, sambil menggenggam tangan Nicky.

"Terima kasih, Liam. Aku sangat menghargai bantuanmu" jawab Nicky, dengan senyum tipis.

Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya mendekati mereka. Wanita itu mengenakan pakaian kasual, tetapi Nicky bisa merasakan aura kekuatan dan kepercayaan diri yang terpancar dari dirinya.

"Nicole Cole ?" tanya wanita itu, dengan nada ramah.

Nicky mengangguk, dengan tatapan waspada. "Siapa Anda ?" tanya Nicky.

"Saya Agent Sarah, teman lama ibumu dan Isabella. Kami tahu tentang situasi yang sedang kau hadapi" jawab Agent Sarah, sambil menunjukkan lencananya.

Nicky terkejut. Ia tidak menyangka bahwa ibunya memiliki teman-teman dari CIA. "Bagaimana Anda bisa tahu ?" tanya Nicky.

"Ibumu menghubungi kami. Ia tahu bahwa kau membutuhkan bantuan" jawab Agent Sarah. "Kami di sini untuk melindungi mu".

Agent Sarah memperkenalkan beberapa orang lainnya yang bersamanya. Mereka semua adalah agen CIA yang berpengalaman dan ahli dalam berbagai bidang. Mereka adalah teman-teman Alika dan Isabella yang dulu bekerja bersamanya dalam berbagai misi rahasia. Mereka tahu bahwa Alika membutuhkan bantuan mereka saat ini, dan mereka secara sukarela menawarkan diri untuk membantu.

"Kami akan memastikan bahwa kau aman, Nicky. Kami tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu" kata Agent Sarah, dengan nada meyakinkan.

Nicky merasa lega dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh teman-teman ibunya. Ia tahu bahwa dengan bantuan mereka, ia memiliki peluang yang lebih besar untuk melindungi keluarganya dan mengungkap kebenaran di balik ancaman tersebut.

"Terima kasih, Aunty. Aku sangat menghargai bantuan kalian," kata Nicky, dengan nada tulus.

"Sama-sama, Nicky. Ini saatnya kami membalas budi pada Ibumu" kata Agent Sarah, dengan senyum misterius. "Kami punya rencana".

Agent Sarah menjelaskan rencananya kepada Nicky dan Liam. Rencananya melibatkan penggunaan Liam sebagai umpan untuk menarik perhatian para penyerang, sementara Nicky dan para agen CIA akan menyergap mereka.

"Liam, kau harus berpura-pura menjadi kekasih Nicky dan membawanya ke tempat yang aman. Kami akan mengikuti kalian dari belakang dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang," jelas Agent Sarah.

Liam terkejut dengan rencana itu. Ia tahu bahwa ini sangat berbahaya, tetapi ia tidak bisa menolak permintaan Nicky. Ia juga merasa bertanggung jawab untuk melindunginya.

"Baiklah. Aku akan melakukannya" kata Liam, dengan nada gugup.

"Bagus. Ingat, ini sangat penting. Jangan sampai ketahuan" kata Agent Sarah.

Saat pesawat mendarat di Zurich, Nicky, Liam, dan para agen CIA keluar dari pesawat dengan hati-hati. Mereka mencoba untuk tidak menarik perhatian siapa pun.

Di luar bandara, mereka melihat Jodie, Isabella, Jave, dan Romeo menunggu mereka. Mereka semua terlihat khawatir dan lega melihat Nicky aman.

"Nicky ! Kami sangat khawatir padamu !" kata Jodie, sambil memeluk Nicky erat-erat.

"Kami senang kau baik-baik saja" timpal Isabella.

"Siapa mereka ?" tanya Jave, sambil menatap para agen CIA dengan curiga.

"Mereka teman-teman Mommy dari CIA. Mereka di sini untuk membantu kita" jawab Nicky.

Agent Sarah langsung memeluk teman lamanya Isabella. Dengan yang lain, ia memperkenalkan dirinya dan menjelaskan rencana mereka kepada Jodie, Isabella, Jave, dan Romeo. Mereka semua setuju untuk membantu, meskipun mereka tahu bahwa ini sangat berbahaya.

"Kita harus melindungi keluarga kita" kata Romeo, dengan nada tegas.

"Kita akan bekerja sama untuk mengalahkan mereka" timpal Jave.

Malam itu, Liam membawa Nicky ke sebuah restoran mewah di pusat kota Zurich. Mereka berpura-pura menjadi pasangan yang sedang berkencan. Namun, di balik senyum mereka, mereka berdua merasa tegang dan waspada.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!