Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Ledakan Dahsyat
Kesadaran Kaisar terlempar dari realitas masa lalu dan kembali secara paksa ke dunia nyata. Ternyata, selama ia terperangkap di void ingatan, tubuhnya sedang melayang di atas reruntuhan Rou Shi, diangkat oleh energi tak kasat mata yang berdenyut hebat.
Jantungnya yang awalnya terluka parah perlahan beregenerasi seperti sedia kala, organ-organ qi-nya menyatu kembali dengan kecepatan luar biasa. Energi di sekelilingnya bahkan terasa lebih kuat, lebih murni, dan jauh lebih berbahaya dari sebelumnya, sebuah upgrade yang dipaksakan oleh serangan spiritual Mo Lian.
Ketika Kaisar sepenuhnya sadar, matanya terbuka, memancarkan kilatan merah yang menakutkan, energi qi yang terkumpul di tubuhnya meledak keluar secara liar, menghancurkan apapun di sekitarnya hingga menjadi debu atomik. Semua orang yang berada di dunia Fana, mau itu Kultivator biasa atau manusia Fana, mereka semua seketika menyadari kedatangan energi kekuatan yang mengerikan dan tidak wajar tersebut.
"Kuatkan Formasi!" Semua Pasukan Kekaisaran Darah Abadi yang diperintahkan oleh Liu Bai sudah bersiap-siap untuk melindungi semua orang, berjuang melawan bencana yang datang dari tuan mereka sendiri. Semua kultivator terkuat yang berada di tempat yang berbeda membentuk ratusan jajar, menyebar di seluruh benua.
Mereka semua mengangkat tangan mereka ke depan dan mengalirkan energi qi mereka ke sana. Semua energi itu menciptakan sebuah Formasi pelindung spiritual yang sangat tebal dan kuat, sebuah dinding harapan terakhir.
Dengan sangat cepat dan tanpa ampun, Energi merah pekat itu menyebar dan meratakan apa saja yang ia sentuh, menuntut kehancuran total. Ketika Formasi pelindung berbenturan dengan energi merah pekat tersebut, maka terjadilah gesekan qi yang sangat luar biasa, sebuah benturan kosmik yang memekakkan telinga spiritual.
Energi tersebut membuat Formasi pelindung retak tidak berdaya seolah setipis kertas, lapis demi lapis pertahanan mereka hancur. Semua orang yang berada di dalam Formasi sangat ketakutan, tubuh mereka merinding, mereka berusaha melindungi dunia fana dari kengerian sejati yang datang dari pemimpin mereka sendiri.
Sementara itu, di sisi lain, Liu Bai yang sedang memukuli Master Tang Cha yang putus asa, bergegas berbalik, melapisi Tang Cha dengan energi biru, dan menjadikannya sebagai perisai hidup.
Pada akhirnya, benturan kuat itu menciptakan ledakan maha dahsyat yang membuat asap tebal, gelombang kejut yang meratakan hutan dan pegunungan. Orang-orang yang menciptakan Formasi pelindung terluka sangat parah, qi mereka terkuras, dan harus secepatnya diobati.
Liu Bai juga terluka sangat parah, darah mengalir dari bibirnya, qi-nya kacau. Sedangkan Master Tang Cha yang ia jadikan perisai hidup sudah hangus menjadi debu yang tertiup angin kencang, hukuman yang kejam dan instan.
Semua orang yang masih dapat bertahan saat itu berjalan tertatih-tatih ke depan, mata mereka dipenuhi trauma. Di sana mereka melihat sebuah lubang raksasa yang sangat dalam akibat ledakan barusan, sebuah kawah kehancuran yang tak berdasar.
"Ternyata dia sudah mati ya?!" Kaisar yang baru saja mengeluarkan energi mengerikan itu sedang melayang di atas kawah, dengan tenang dan tanpa empati, ia tampak tidak peduli dengan semua orang yang telah terkena dampaknya.
Kaisar bukan hanya memusnahkan Benua Nan, tapi hampir menghancurkan Dunia Fana dan memusnahkan populasi manusia jika tidak ada yang menahan kekuatannya.
"Membosankan!" Kaisar menatap jijik ke bawah, ke tempat Benua Nan berada yang sekarang hanya tersisa lubang besar saja, sebuah kehampaan di peta.
Kaisar kemudian melayang pergi dengan anggun dan santai meninggalkan tempat tersebut menuju Kekaisaran. Dengan sangat santai ia melayang, qi merahnya masih berdenyut perlahan, menuju Kekaisaran untuk mendiskusikan keadaan dengan para bawahannya.
Di setiap perjalanan Kaisar, yang ia lihat hanyalah asap yang mengepul dari tanah, sisa-sisa kehancuran. Kebanyakan tempat sudah rata dan tertimbun oleh tanah. Tapi ia tidak peduli dengan itu semua, hatinya sedingin es yang baru saja ia lihat di void spiritual. Di pikirannya saat ini hanya ada satu, yaitu membongkar semua misteri.
"Sebenarnya aku ini siapa bagimu, Mo Lian? Apa hubungan ini semua denganku? Aku pasti akan segera mendapatkan jawabannya." Gumam Kaisar, suaranya mengandung obsesi yang kuat, matanya berkilat ingin tahu. Ia sangat penasaran dan ingin segera memecahkan misteri yang sangat sulit ini.
Setidaknya dengan informasi yang diberikan oleh Mo Lian, ia akan lebih mudah untuk mencari setiap kepingan puzzle yang tersisa, potongan ingatannya yang hilang.
"Lembah Kematian ya? Sepertinya itu berada di ujung dunia, di tempat yang dilupakan." Sembari terbang, ia menatap ke arah ujung dunia, ke horizon yang gelap, di sana Kaisar merasakan energi kegelapan yang sangat pekat, seolah semua kengerian dan dendam purba berkumpul di sana.
"Tunggu aku di sana, Lembah Kematian." Kaisar tersenyum sebelah, seringai tipis yang dingin, Cepat atau lambat ia akan pergi ke sana.