Sequel : Aku memilihmu.
Rega adalah seorang arsitek muda yang tidak hanya berbakat, namun dia juga menjadi CEO muda yang sukses di bidangnya. Dia memiliki tunangan bernama Rhea yang seorang dokter muda, pertunangan mereka sudah berjalan hampir satu tahun.
"Maaf, Rhea. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita,"
"Baiklah! Silahkan kak Rega katakan pada kedua orang tua kita," jawaban Rhea membuat Rega terkejut, alih-alih marah padanya. Rhea justru dengan mudah menyetujui untuk membatalkan pernikahan keduanya yang tinggal dua minggu.
Apa yang terjadi dengan keduanya setelah itu? bagaimana kisah mereka dan pada siapakah akhirnya Rega maupun Rhea akan melabuhkan hati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari informasi keluarga Huan
Senyum mengembang terbit dari kedua sudut bibir Rega, dia keluar dari sebuah toko perhiasan dengan membawa paper bag kecil. Dia kembali menuju hotel untuk istirahat sejenak setelah semalam dia begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sampai hotel Rega benar-bernar mengistirahatkan tubuhnya, dia meletakkan ponselnya begitu saja diatas nakas. Tanpa memperdulikan bunyi notifikasi pesan yang tidak hanya satu atau dua kali saja masuk kedalam ponselnya, Rega hanya membiarkannya saja. Dia juga sudah memberitahu Aldo, kalau mereka punya waktu bebas dan tidak perlu menunggunya.
Rega sudah mengganti bajunya, dia langsung merebahkan dirinya dikasur. Menatap langit-langit hotel sambil termenung, hingga lama kelamaan dia mulai tertidur dengan sendirinya.
“Aku pergi, kak. Terimakasih sudah memberikan luka di hatiku, semoga kak Rega bahagia. Selamat tinggal,” ucap Rhea berlalu pergi meninggalkan Rega begitu saja.
“Rhea! Aku mohon jangan pergi, aku minta maaf. Rhea...Rhea!” Rega terbangun dari tidurnya, napasnya tersengal dengan keringat dingin yang membasahi keningnya.
Dia kemudian turun dari tempat tidur menuju lemari pendingin kecil yang ada dikamar hotel, Rega mengambil botol air mineral dan langsung menegaknya hingga tandas.
“Hanya mimpi rupanya,” gumam Rega, dia lalu mengambil ponsel dari atas nakas. Rega ingat kalau tadi Alya mengirimkan sebuah pesan dan belum sempat dia baca.
Rega membuka aplikasi pesan miliknya, ada banyak notifikasi masuk. Namun dari semuanya yang masuk dia hanya mengharapkan satu nama, Rega membuka room chatnya dengan Rhea. Dia memandangi pesan yang terakhir Rhea kirim padanya, dia menghela napas.
Rega kemudian beralih pada room chat Alya, dia membaca pesan yang dikirim Alya sebelum mendengar rekaman yang dikirim gadis itu setelahnya.
“Semoga kak Rega paham. Kak Rhea tulus padamu,”
Rega kemudian memutar rekaman yang dikirim Alya padanya.
Deg
Rega tersenyum getir, jantungnya serasa dihantam bongkahan batu besar setelah mendengar rekaman suara yang berisi suara Rhea. Rega kembali teringat ucapannya malam itu pada Rhea, bagaimana dia mengatakan ingin membatalkan pernikahannya dengan tunangannya tersebut.
“Harusnya malam itu kamu mengamuk saja padaku, Rhea. Pvkul saja kepalaku agar aku sadar saat itu juga,” gumamnya sambil mengusak rambutnya kasar.
Malam itu Rega hanya termenung dikamar hotelnya, dia bahkan tidak ikut makan malam dengan Aldo dan yang lain. Rasa sesak di dada menghimpitnya, penyesalan demi penyesalan mulai menyerangnya.
Dia berusaha memejamkan matanya, namun bayangan senyum Rhea dan juga perkataan Rhea yang direkam Alya terus terngiang dalam benaknya.
“Kak Rega bukan barang yang bisa diperebutkan, dia punya hati. Dia yang akan memilih kemana harus melabuhkan hatinya, sekuat apapun kakak berjuang kalau yang dia pilih bukan kakak. Maka sekuat apapun kakak bertahan yang ada hanya kehancuran, akan lebih baik jika semua diakhiri sebelum janji diucapkan dibawah ikatan suci yang disatukan Tuhan. Mungkin memang kakak harus melepaskan kak Rega, bukan untuk kebahagiaan kak Rega, mama Nirma atau Karin. Tapi untuk kakak sendiri,”
Ucapan itu terus terngiang ditelinga Rega, dia akhirnya bangun dan mengambil air mineral dingin. Rega melihat arlojinya, setelah itu mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
“Hallo. Sorry menganggumu malam begini,”
“Malam? Kamu lupa aku tinggal dimana, Ga? Disini masih siang,”
“Sorry bro, lupa. Aku butuh bantuanmu,”
“Katakan saja. Aku usahakan sebisaku,”
“Aku butuh detail informasi tentang satu keluarga, Ran. Alana amelia dan Alex Huan, keduanya meninggal dalam kecelakaan sekitar delapan belas tahun yang lalu. Pemilik perusahaan A&A properti,”
“Memangnya siapa mereka?”
“Mereka orang tua calon istriku, Ran. Rhea Azelia Huan,”
“Aku usahakan secepatnya. Setidaknya empat hari lagi aku beri kabar,”
“Thank’s Ran,”
Rega mengakhiri sambungan teleponnya dengan Ran, dia langsung terpikir satu nama tersebut saat ingat tentang Rhea yang bukan anak kandung keluarga Darmawan. Ada banyak hal yang menurut Rega terlalu janggal, selama ini memang keluarga Darmawan tidak pernah mengenalkan Rhea sebagai putri sulung dalam setiap kesempatan pertemuan bisnis. Rhea juga jarang sekali ikut dan tampil dalam pesta maupun pertemuan bisnis, dan alasannya selalu karena pendidikan dan profesinya sebagai dokter. (Yang sudah baca novel aku memilihmu pasti tahu siapa Ran, dan circlenya Rega termasuk Leo dan Dio).
Sekarang Rega mulai memahami, ternyata dibalik sering tidak munculnya Rhea dalam setiap perhelatan bisnis Darmawan karena dia bukan putri kandung keluarga tersebut.
***
Aldo menatap heran saat melihat mata Rega dengan lingkaran hitam seperti panda, padahal semalam bosnya tersebut tidak ikut mereka jalan-jalan. Bahkan melewatkan makan malam, Aldo kira Rega memilih untuk tidur. Namun pagi itu dia justru melihat Rega dengan mata yang terlihat sayu dan kurang tidur.
“Tidur jam berapa semalam, pak?” tanya Aldo.
“Tidak bisa tidur, Do. Kepikiran sesuatu,” jawab Rega, padahal dia sedang pusing memikirkan bagaimana minta maaf pada Rhea. Apa yang harus dia lakukan lebih dulu untuk meminta maaf.
Aldo hanya mengangguk, sebenarnya dia tahu kalau Rega sedang memikirkan Rhea. “Salah sendiri sok mau ngejar ondel-ondel mampang padahal mbak Rhea jauh lebih baik. Sekarang menyesalnya sampai bikin tidak bisa tidur,” batin Aldo.
Pagi itu mereka sarapan dulu di hotel sebelum cek out, Aldo dan tim lain akan langsung pulang ke Bandung. Sedangkan Rega dari Singapura akan terbang ke Jakarta karena malam nanti dia harus menghadiri pernikahan sahabatnya, baru besok siang dia akan pulang ke Bandung.
“Barang pak Rega hanya ini, kan?” tanya Aldo yang sudah membawa satu koper milik bosnya tersebut, Rega memang menitipkan barangnya untuk langsung Aldo bawa pulang ke Bandung. Sementara dia ke Jakarta hanya membawa satu tas ransel yang akan dia bawa masuk kedalam kabin pesawat.
“Iya, Do. Antarkan saja kerumah mama, sekalian dengan oleh-olehnya. Bilang pada mama kalau aku ke Jakarta dulu,” pinta Rega.
“Siap pak,”
Keduanya berpisah arah, mereka menuju terminal keberangkatan masing-masing. Namun sayangnya penerbangan ternyata delay karena cuaca buruk, mau tidak mau Rega harus menunggu sampai cuaca membaik.
Dia mengeluarkan ponselnya berniat mengirim pesan pada Dio.
“Penerbanganku delay,”
“Ck...itu tandanya semesta marah padaku karena menyakiti Rhea,”
“Bagaimana kamu tahu?”
“CCTV ku banyak. Beritahu kalau kamu pesawatmu sudah mau berangkat,”
“Oke,”
Rega menghela napas saat membaca kembali pesan dari Dio, seingatnya dia hanya memberitahu Arshaka dan Aruna juga Aldo soal dia yang membatalkan pernikahan. Dan Arshaka juga istrinya tidak akan mungkin membocorkan hal tersebut, lalu dari mana Dio tahu dan satu hal yang Rega lupa. Kalau sekertaris Leo dan Dio adalah sahabat dekat Rhea.
Semantara itu Dio di Jakarta terlihat menggerutu sendiri.
“Sok-sokan mutusin batalin pernikahan. Ujung-ujungnya kena karma,” gerutu Dio.
Hana hanya melongo saat melihat sahabat sang kakak dan juga suaminya tersebut menggerutu, akad nikah Hana dan Leo sudah berlangsung pagi tadi dengan khidmad. Hanya dihadiri keluarga dan rekan dekat dan dilaksanakan dirumah keluarga Pradipta, baru nanti malam hari akan diadakan resepsi besar di hotel milik keluarga Pradipta. (Pernikahan Hana dan Leo ada di novel Aku Memilihmu).
“Kak Dio lagi kesambet atau kena sawan, kak? Aneh begitu,” ujar Hana pada Leo.
Leo terkekeh. “Sedang kesal pada Rega sepertinya,” jawab Leo.
“Bukannya kak Rega sebentar lagi juga akan menikah, kak? Aku pernah ketemu calon istrinya waktu nemenin kak Kia ketemu sekertaris kak Leo,”
Leo menghela napas. “Sepertinya dia akan jadi Arka dan Angga kedua. Tapi setidaknya Rega lebih cepat sadar dari pada kakakmu dan Angga,” jawab Leo.
“Maksudnya kak Rega batalin pernikahannya?”
Leo mengangguk. “Baru bicara dengan calon istrinya, belum dengan keluarganya. Semalam Arka bilang kalau Rega minta saran pada Kia bagaimana harus meminta maaf pada Rhea, itu berarti dia sudah menyadari kesalahannya. Hanya saja semoga Rhea punya kelapangan hati memaafkan Rega,"
“Padahal kak Rhea terlihat sangat baik. Kak Kia saja sampai bilang kalau yang akan menjadi pendamping kak Rhea pasti beruntung,”
“Lebih beruntung lagi aku yang dapatin kamu, sayang.” Leo mengecup pipi Hana.
“Effortnya aja gak main-main. Romi sampai harus jadi tumbal biar kak Leo cemburu,” jawab Hana.
Cup
Leo kebali mengecup Hana, namun kali ini dibibir. Meskipun hanya kecupan singkat naman cukup membuat Hana tersipu malu karena ulah Leo tersebut, mereka kemudian masuk kedalam mobil dan menuju hotel untuk bersiap menuju perhelatan mereka nanti malam.
asekkkkk 💃💃💃💃
itu kata terahir lupa diri maksudnya apa ga mudeng aku
aku penasaran tuh rega ma tuan Damian kesepakatan apa