NovelToon NovelToon
The Killer

The Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Pembaca Pikiran / Fantasi Isekai / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Menjadi bayi
Popularitas:45.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Wei Lin Hua, seorang assassin mematikan di dunia modern, mendapati dirinya terlempar ke masa lalu, tepatnya ke Dinasti Zhou yang penuh intrik dan peperangan. Ironisnya, ia bereinkarnasi sebagai seorang bayi perempuan yang baru lahir, terbaring lemah di tengah keluarga miskin yang tinggal di desa terpencil. Kehidupan barunya jauh dari kemewahan dan teknologi canggih yang dulu ia nikmati. Keluarga barunya berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan yang mencekik, diperparah dengan keserakahan pemimpin wilayah yang tak peduli pada penderitaan rakyatnya. Keterbelakangan ekonomi dan kurangnya sumber daya membuat setiap hari menjadi perjuangan untuk sekadar mengisi perut. Lahir di keluarga yang kekurangan gizi dan tumbuh dalam lingkungan yang keras, Wei Lin Hua yang baru (meski ingatannya masih utuh) justru menemukan kehangatan dan kasih sayang yang tulus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34

Lin Hua menatap Tuan Muda Wu dengan tatapan datar sedingin es, namun di balik ketenangannya, tubuhnya mulai terasa panas membara. Bukan hanya dirinya, Liu Yuan dan Liu Han pun menunjukkan tanda-tanda yang sama; keringat mulai membasahi pelipis mereka, dan napas mereka menjadi sedikit tidak teratur. Ketiganya berusaha keras untuk mempertahankan ekspresi tenang, menyembunyikan ketidaknyamanan yang semakin menjadi-jadi.

Tuan Muda Wu, yang tidak luput dari memperhatikan gelagat aneh ketiga tamunya, menyunggingkan senyum sinis yang hampir tak terlihat. Matanya kemudian beralih pada Madam Zhai, pengelola wanita-wanita penghibur di Paviliun Teratai. Sebuah anggukan kecil dari Tuan Muda Wu disambut dengan anggukan serupa dari Madam Zhai, pertanda rencana licik mereka akan segera dimulai.

Tak lama kemudian, tiga orang wanita dari Paviliun Teratai memasuki ruangan dengan langkah anggun, pakaian mereka minim dan menggoda, menampilkan lekuk tubuh yang memancing perhatian. Lin Hua mengenali dua di antara wanita itu sebagai pekerja di paviliun miliknya sendiri. Namun, matanya terhenti pada seorang wanita yang menghampiri Liu Han. Dia yakin, wanita itu adalah nona muda keluarga Wu yang menyamar, dengan tujuan menodai kehormatan Liu Han dan menjebaknya dalam skandal.

Kini, salah seorang wanita itu sudah duduk di pangkuan Lin Hua, tangan lentiknya bermain-main di dada Lin Hua. Wanita itu tahu betul siapa Lin Hua sebenarnya, namun ia tetap bersikap profesional, memainkan peran sesuai arahan tuannya agar sandiwara ini berjalan mulus. "Apakah Anda membutuhkan bantuan saya, Tuan?" bisiknya sensual di telinga Lin Hua.

Lin Hua memejamkan mata, mencoba menikmati sentuhan wanita itu, meskipun hatinya bergejolak. Tiba-tiba, wanita itu dengan berani mengecup leher Lin Hua, membuat sang pemilik paviliun terkejut. Hei! Dia memang sedang bersandiwara, tapi kecupan itu sama sekali tidak termasuk dalam rencana!

"Kau berani sekali menyentuhku," bisik Lin Hua, terdengar lebih seperti geraman tertahan. Matanya terbuka, menatap wanita itu dengan tatapan tajam.

Alih-alih merasa takut, wanita itu malah melingkarkan tangannya di leher Lin Hua, menariknya mendekat. "Aku hanya ingin membuat sandiwara Anda berhasil, Nona," bisiknya lagi, dengan nada menggoda.

Lin Hua menggelengkan kepalanya pelan, merasa benar-benar terjebak dalam sandiwaranya sendiri. Apalagi efek obat perangsang yang ditaburkan di minuman tadi mulai memengaruhi otaknya, membuatnya semakin sulit untuk berpikir jernih.

"Sepertinya kalian membutuhkan ruang privasi. Aku akan pergi terlebih dahulu," ujar Tuan Muda Wu, dengan senyum penuh kelicikan yang terpancar jelas di wajahnya. Pandangannya tertuju pada adiknya yang kini tengah menggoda Liu Han, seolah memastikan rencananya berjalan sesuai harapan.

Setelah Tuan Muda Wu menghilang di balik pintu, Lin Hua dengan gerakan cepat dan kasar bangkit dari duduknya, membuat wanita yang tadi nyaman di pangkuannya terhuyung dan terjatuh ke lantai dengan bunyi gedebuk kecil. Tanpa mempedulikan rintihan kesakitan wanita itu, Lin Hua melangkah lebar menghampiri Nona Muda Wu yang tengah berusaha mencium Liu Han, meski pria itu dengan sekuat tenaga berusaha menolaknya, wajahnya memerah padam antara marah dan efek obat yang mulai bekerja.

Dengan tanpa ampun, Lin Hua memukul tengkuk Nona Muda Wu dengan telak, membuat wanita itu kehilangan kesadaran dan terkulai lemas di pelukan Liu Han. Saat itu juga, beberapa anggota Lotus yang sedari tadi menunggu di luar langsung memasuki ruangan dengan sigap. "Bawa wanita ini, dan lakukan persis seperti apa yang kuperintahkan," ujar Lin Hua dengan nada dingin yang menusuk, matanya berkilat marah.

Lin Hua lalu berbalik menghadap wanita yang tadi berani menciumnya, senyum sinis terukir di bibirnya. "Dan kau! Terima hukumanmu," ujarnya tajam, sebelum berbalik dan melangkah keluar dari ruangan itu menuju ruang pribadinya, meninggalkan aroma kemarahan yang menguar di udara.

Anggota Lotus itu tanpa ragu melaksanakan perintah Lin Hua. Mereka menyeret Nona Muda Wu yang pingsan ke salah satu kamar yang sudah disiapkan oleh Tuan Muda Wu sebelumnya, sebuah kamar dengan ranjang mewah dan tirai sutra berwarna merah menyala. Mereka menempatkan wanita itu di ranjang, bersama seorang pria asing yang juga sudah terkena efek obat perangsang, matanya sayu dan gerakannya linglung.

"Sayang sekali, ingin mengincar tuan muda untuk menjadi ayah dari anak orang lain, justru kau malah berhadapan dengan malaikat mautmu sendiri," gumam salah satu anggota Lotus itu sinis, sebelum meninggalkan kamar terkutuk itu dan mengunci pintunya dari luar, membiarkan Nona Muda Wu menghadapi nasibnya yang mengerikan.

Sementara itu, Liu Han dan Liu Yuan yang juga mulai merasakan efek obat perangsang, tubuh mereka panas dan pikiran mereka mulai kabur, segera dibawa oleh anggota Lotus lainnya ke kamar yang sudah disiapkan. Kedua pria itu dimasukkan ke dalam kolam air dingin yang penuh dengan es batu, berharap dapat meredakan efek obat perangsang yang membakar tubuh dan pikiran mereka.

Di ruangan privat yang kini sepi, dua wanita dari Paviliun Teratai masih berada di sana, suasana tegang menggantung di udara. Wanita yang tadi bersandiwara untuk Liu Yuan menoleh pada wanita yang menggoda Lin Hua, alisnya berkerut bingung. "Hei, kau baru saja mendapatkan hukuman, tapi kenapa kau masih bisa tersenyum seperti itu?" tanyanya heran, saat melihat wanita itu tersenyum dengan wajah yang memerah dan mata berbinar aneh.

Wanita itu menoleh, senyumnya semakin lebar. "Hukuman kecil, tidak masalah," ujarnya dengan nada riang, tangannya terus memegangi bibirnya, seolah menyimpan rasa manis yang tak ingin dilepaskan.

Zhu Feng dengan cekatan membantu Lin Hua melepaskan jubah sutra yang dikenakannya, memperlihatkan bahu mulus dan punggungnya yang ramping. "Pergilah, dan awasi kedua kakakku. Pastikan mereka baik-baik saja," perintah Lin Hua dengan suara pelan, namun penuh otoritas.

Zhu Feng mengangguk patuh, lalu menghilang di balik pintu, meninggalkan Lin Hua yang kini tengah berendam di dalam bak air dingin yang mengepulkan uap. Matanya terpejam rapat, mencoba menenangkan diri. Mengenai obat perangsang yang tadi diminumnya, tentu saja dia sudah mengetahuinya sejak awal. Namun, dosis obat tersebut sudah dikurangi oleh anak buahnya, memastikan ia tidak kehilangan kendali sepenuhnya.

"Hidup di zaman ini, kadang sulit, kadang sangat sulit," gumamnya lirih, merasakan air dingin mulai meredakan panas yang membakar tubuhnya.

Terlalu banyak hal yang dirahasiakan oleh orang-orang di zaman ini. Mereka yang memiliki jabatan dan kekuasaan, seolah buta dan tuli terhadap penderitaan rakyat jelata. Mereka tidak akan menoleh ke bawah, dan akan terus menatap ke atas, berusaha meraih posisi yang lebih tinggi dengan segala cara, bahkan dengan menghalalkan segala cara.

"Apakah aku bisa kembali?" gumamnya lagi, masih merasakan panas yang membara di tubuhnya, bukan hanya karena efek obat, tapi juga karena amarah dan kekecewaan.

"Kau ingin kembali kemana? Bukankah di sini tempatmu? Di sisiku?" Suara seorang pria terdengar sangat dekat, bahkan Lin Hua dapat merasakan hembusan napas hangatnya menerpa telinganya, membuat bulu kuduknya meremang. Jantungnya berdegup kencang, bertanya-tanya siapa yang berani mendekatinya tanpa izin.

1
edelweiss
Upp lagi dooongg
Wahyuningsih
lanjut thor d tnggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan sehat sellu thor jga keshtn n tetp 💪💪💪💪💪💪
Xyn Kalev
maaf kk, untuk bab ini ada kalimat yg salah, harusnya tuh("Mengapa aku tidak bisa membuka mataku,meski hanya sebentar saja?". semoga kedepannya lebih teliti lagi ya kk🙏🙏
SamdalRi: Bener-bener, makasih ya kak udh di tandain. Nanti aku revisi lagi /Smile/
total 1 replies
azka aldric Pratama
turut prihatin atas beban mu linhua 🤣🤣🤣
azka aldric Pratama
punya BESTie dr zaman modern 🤣🤣
azka aldric Pratama
klo gk suka, ngapain menyeleksi putri mahkota 😏😏
azka aldric Pratama
mantap ibunya kmn Thor ....gk kyk jailangku kn... takut nya nnti , nongol buat rebut anaknya 😏😏
azka aldric Pratama
harusnya ada barang2 dr zaman modern 🤭🤭
azka aldric Pratama
jodoh nya ya🤭🤭
edelweiss
Kepooo kelanjutannya
edelweiss
uppp doonggss
azka aldric Pratama
knp bikin taro di muka😌😌😌kn bisa di tangan/belakang leher 🙄🙄
SamdalRi: Ciri khas orang kan beda², tangan atau leher kan dah terlalu umum.
total 1 replies
azka aldric Pratama
masa MC cewek gk punya akar sihir sihhh🤔gk seimbang bgt am para musuhnya 🙄🙄
azka aldric Pratama
keren klo suara hati bisa di dengar 👍
azka aldric Pratama
hadir
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor updatenya sampai tamat
Murni Dewita
double up thor
Miraa
Thorr semangatt up nya yaaaa >< !!!
Diah Susanti
kalau cuma terpaut 3 thn, kenapa mereka bisa menjaga adiknya dan berburu, sedangkan waktu itu lin hua masih umur 1thn, apakah anak umur 4 thn sudah bisa berburu dan menjual hasilnya ke kota🧐🧐🧐🧐
SamdalRi: nah itu dia kesalahan aku kak, mau di revisi ulang masalah umur. mungkin bisa lebih ke usia Liu Han sama Liu Yuan jadi 22 tahun.
total 1 replies
Murni Dewita
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!