Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Sikap Ethan
Sementara di tempat lain, di rumah Vero. Semua orang yang ada di rumah itu juga terkejut, ketika Ethan Meyer mengatakan kalau di depan semua orang di konferensi persnya itu. Kalau dia sudah menikah dengan Bella.
"Itu benar-benar Bella? Bella mantan tunangan Vero?" tanya Wenny.
Wajah wanita paruh baya itu tampak masam. Tentu saja, dia tidak menyangka kalau wanita yang diputuskan oleh Vero. Malah menjadi nyonya Ethan Meyer.
"Hebat juga mantanmu itu kak. Dia bahkan merayu calon kakak iparmu. Apa jadinya kalau kamu menikah dengan Elena. Kamu harus panggil dia kakak ipar" sindir Kikan.
Dan tatapan Vero terlihat sangat tidak senang pada Kikan.
Vero sendiri masih memperhatikan dengan baik foto pernikahan yang ditunjukkan oleh Ethan Meyer itu. Rasanya, Vero tidak bisa dengan mudah mempercayainya. Kalau wanita yang sebenarnya masih sangat dia cintai itu bisa berpaling dengan begitu cepatnya. Sebenarnya bukan berpaling, lebih tepatnya move on dengan begitu cepat.
"Kenapa melihatku seperti itu? kakak jelas-jelas kalah satu langkah di bandingkan dengan wanita itu. Dia sudah menjadi nyonya Meyer, sedangkan kakak malah tidak jelas. Bahkan di turunkan menjadi staff marketing. Oh aku tahu, mungkin saja mantanmu itu sudah menceritakan semua hal buruk tentangmu kepada suaminya. Makanya kamu di demosi!" Kikan sungguh tak berhenti bicara.
Dan semua ya nggak di situ katakan sangat tidak enak didengar di telinga Vero.
"Kikan benar" kata Wenny yang memang sudah sangat tidak suka pada Bella, "pasti begitu! pasti si Bella itu yang mengatakan hal buruk dan tidak-tidak pada Ethan. Sampai kakaknya Elena itu menurunkan jabatan Vero. Bella itu sungguh tidak tahu malu. Kenapa dia harus menjelekkan Vero. Tidak bersyukur sudah punya suami kaya, masih tidak melepaskan Vero!" ujar Wenny.
Wanita paruh baya itu bicara tanpa berpikir sepertinya. Karena kalau dia berpikir dengan otaknya itu untuk apa juga Bella menjelek-jelekkan Vero. Anaknya itu memang tidak punya kemampuan. Kalau dulu, Bella tidak merekomendasikan ya maka dia tidak akan bisa bekerja di perusahaan sebesar milik Ethan. Dan kalau dulu Bella tidak mundur dari kandidat saat seleksi penerimaan Kepala divisi. Mana mungkin Vero terpilih. Semua hal baik yang dilakukan oleh Bella. Malah di anggap angin lalu oleh keluarga ini.
Saat Bella mendapatkan pria yang lebih baik daripada Vero. Keluarga ini masih terus merasa tidak puas. Dan menganggap semua itu didapatkan Bella dengan cara tidak benar. Bahkan menjelekkan Vero. Bella saja tidak pernah sekalipun membahas mantan tunangannya itu di depan Ethan. Untuk apa juga? keluarga Vero ini sungguh orang yang tidak tahu diri dan tidak punya akal sehat sepertinya.
Vero sendiri terlihat mengepalkan tangannya. Tapi, bukan karena pria itu terpengaruh oleh ucapan adik dan ibunya. Vero justru tidak terima, tidak rela. Bella dengan cepat sudah melupakannya. Sementara dia belum bisa sepenuhnya melupakan Bella.
**
Di tempat berbeda. Ethan dan Lukas yang sudah selesai menggelar konferensi pers juga sudah tiba di rumah Panji.
Langit sore itu terlihat sangat mending. Begitu mendungnya sampai sudah terlihat seperti malam hari, sangat gelap.
Bella masih berdiri di depan pintu kamar ayahnya. Masih menunggu sang ayah keluar dan memaafkannya. Tapi, Setelah lama dia berdiri di sana ayahnya belum juga keluar dari kamarnya itu.
Bibi Tina sejak tadi juga melihat dari kejauhan. Dia benar-benar tidak tega melihat Bella.
Tak lama, bel pintu rumah itu berbunyi. Bibi Tina segera bergegas menuju ke arah pintu. Saat itu juga hujan turun begitu deras.
"Iya..." bibi Tina menjeda ucapannya. Karena dia melihat Ethan.
"Bi, paman Panji..."
"Tuan, tuan besar berada di dalam kamarnya. Bibi akan katakan pada tuan kalau tuan Ethan datang. Silahkan duduk dulu..."
"Bella, ada di rumah?" tanya Ethan ya memang berharap kalau istrinya itu ada di rumah ini.
Cuaca di luar sedang tidak bagus dan dia sangat khawatir kalau sampai istrinya itu berada di luar rumah. Melihat bibi Tina mengangguk, Ethan menghela nafas lega.
"Iya tuan, nona Bella di rumah!" kata bibi Tina.
Bibi Tina segera masuk ke dalam. Meninggalkan Ethan dan Lukas yang sepertinya enggan untuk duduk. Tentu saja, Ethan merasa kalau Panji Darmajaya pasti sangat marah. Dia tidak punya waktu untuk duduk, dia harus menjelaskan dengan baik pada ayah mertuanya itu.
Bibi Tina berjalan ke arah kamar Panji. Di depan pintu masih ada Bella yang tidak beranjak sama sekali.
"Non, tuan Ethan datang!" kata bibi Tina.
Tapi Bella yang mendengar itu sepertinya memang tidak perduli. Wanita itu, sungguh tidak ingin mendengar apapun. Dia hanya ingin minta maaf pada ayahnya. Dia seperti tak memperdulikan apapun.
Tidak mendapatkan respon dari Bella, yang membuat bibi Tina sebenarnya juga maklum karena dia tahu mungkin saat ini nona nya itu sedang dalam keadaan yang tidak baik dalam hati dan pikirannya. Bibi Tina bergegas ke arah pintu. Memberikan ketukan pelan.
Tok tok tok
"Tuan, ada tuan Ethan datang! minta bertemu dengan tuan" kata bibi Tina.
Bella yang melihat apa yang dilakukan bibi Tina semakin khawatir.
Tapi tak lama kemudian, pintu itu terbuka.
"Ayah..." Bella segera memanggil ayahnya.
Namun Panji hanya menoleh sekilas, sebelum akhirnya pria itu beranjak dari sana ke arah ruang tamu.
Bella yang merasa khawatir, segera mengikuti ayahnya dari jauh.
Begitu melihat kedatangan Panji, Ethan segera menghampiri pria itu. Ethan melipat kedua telapak tangannya dan minta maaf pada Panji.
"Paman..."
Plakkk
Sebuah tamparan mendarat di wajah Ethan. Membuat Lukas terkejut. Dan membuat langkah Bella yang mengikuti ayahnya terhenti.
"Kamu dulu memanggilku guru, lalu memanggilku paman. Tapi kamu sama sekali tidak menghargai nama panggilan itu! aku percaya padamu, nyaris menjodohkan Bella denganmu. Ternyata kalian mempermainkan orang tua ini. Apa kalian puas?" tanya Panji yang dari sorot matanya, memang terlihat begitu kecewa.
Brukkk
Ethan menjatuhkan dirinya, dia menggunakan kedua lututnya sebagai tumpuan.
"Aku yang salah paman, Bella sama sekali tidak bersalah. Aku yang menjebaknya. Aku hanya ingin memilikinya. Dia yang sangat memikirkan nama baik paman, tidak berani memberitahukan ini pada paman. Aku yang salah. Aku yang membuat Bella menikah diam-diam, aku sungguh tidak ingin kehilangan Bella paman. Aku sangat mencintainya!"
***
Bersambung...
trims kak sehat sukses terus dlm berkaryanya🙏💐
happy ending😍