NovelToon NovelToon
Sweetheart Of The Mafia Boss

Sweetheart Of The Mafia Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Konflik etika / Obsesi
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.

Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.

Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.

Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Teach him a lesson

Di sisi lain, Renald dan Talia sudah menyusuri hampir seluruh jalanan, tapi gadis itu masih belum ditemukan.

“Gimana, Kak? Ada kabar?” tanya Talia, suaranya terdengar khawatir.

Renald menggeleng pelan. “Belum.”

Tepat saat Talia hendak menelepon, ponselnya lebih dulu berdering.

Ia menatap layar sejenak, lalu tanpa ragu segera mengangkatnya. “Liora, kamu kemana aja? Aku dan Kak Renald udah mencari mu ke mana-mana.”

“Maaf… ponselku sempat mati,” jawab Liora lirih dari seberang.

“Sekarang kamu di mana? Apa keadaanmu baik-baik saja?” suara Talia terdengar khawatir di seberang.

Liora terdiam sejenak. Ia benar-benar tak tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskan semuanya.

“Jangan khawatir. Aku baik-baik saja sekarang,” jawab Liora.

Sebenarnya, Renald sempat mencoba menyelidikinya saat itu. Namun, semua akses informasi sudah lebih dulu diblokir oleh Lucien.

Karena itu, sampai sekarang pun ia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi di pesta pertunangan tersebut.

“Aku harus tahu kamu di mana. Biar aku jemput sekarang,” ucap Talia, suaranya masih terdengar cemas.

“Gak perlu Lia... aku cuma butuh waktu sendiri,” jawab Liora pelan.

Kalau ia memberi tahu keberadaannya sekarang, semua hal yang ia sembunyikan bisa terbongkar begitu saja.

“Apa kamu lagi nyembunyiin sesuatu dariku?” tanya Talia pelan, suaranya berat dan penuh curiga.

“Enggak kok.” jawab nya cepat.

Talia menghela napas. “Baiklah, Kalau ada apa-apa segera hubungi aku."

Setelah panggilan berakhir, Talia menoleh dan menatap Kakaknya.

“Liora bilang dia baik-baik aja, dan tadi ponselnya sempat mati," ucap Talia pelan.

“Kamu mempercayai ucapannya?” Renald menatapnya serius.

Talia menghela napas. “Kalau dia nggak mau cerita, aku bisa apa?”

“Sekarang, kamu pulang aja dulu,” ujar Renald singkat.

“Kamu nggak ikut pulang?”

Renald hanya mengangguk pelan

“Yaudah,” jawab Talia, lalu berbalik pergi.

Begitu Talia pergi, Renald bersandar di kursi mobil, membiarkan kepalanya menengadah sejenak menatap langit-langit.

Saat dalam perjalanan untuk menemui Liora tadi, ia sebenarnya sudah mengirim orang untuk memeriksa rekaman cctv hotel. Namun semua data sudah hilang, seolah ada yang sengaja menghapusnya.

Lebih parahnya lagi, pria yang sempat membawa Liora pergi juga tak bisa dilacak. Jejaknya lenyap begitu saja. Semuanya terasa aneh... dan itu membuat kepalanya semakin pusing.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

“Halo,” sahut Renald, suaranya dingin.

“Tuan Muda, saat ini kami tidak menemukan informasi apa pun,” ucapnya dengan hati-hati

Renald menghela napas kasar, “Kalian semua gak becus.”

“Maaf, Tuan,” jawab pria itu, suaranya semakin terdengar pelan.

“Sudahlah. Kalian semua kembali saja dulu,” ucapnya dingin dan tegas.

“Baik, Tuan,” sahut bawahannya dengan penuh hormat.

Setelah menutup telepon, Renald pun melajukan mobilnya dan pergi.

Pikirannya masih dipenuhi rasa penasaran soal Lucien—pria misterius yang membawa Liora pergi. Tapi sejauh ini, semua jejaknya tertutup rapat. Bahkan untuk sekadar mengetahui identitasnya saja… tidak semudah yang ia kira.

......................

Di sisi lain.

“Kalian semua, keluar dari sini!” terdengar suara teriakan dari dalam ruangan.

“Selina, jangan emosi. Kamu kan lagi hamil sekarang!” ucap Liliane, mencoba menenangkan putrinya.

“Mah, kenapa sih dia selalu lolos begitu saja?” gerutu Selina, wajahnya tampak kesal.

“Kalau pun dia lolos, terus kenapa? Saat ini kamu harus jaga kondisimu dulu. Kita masih punya banyak waktu untuk membalasnya lagi,” ujar Liliane tenang.

Mendengar ucapan ibunya, suasana hati Selina akhirnya sedikit membaik.

“Liat saja nanti, aku akan memberinya pelajaran!” ucapnya dengan kesal.

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari arah pintu. “Siapa yang mau kau beri pelajaran?”

Selina dan Liliane spontan menoleh. Keduanya terkejut—mereka tidak menyadari kalau ada orang lain yang mendengar.

“Damien? Kok kamu ada di sini?” tanya Selina, sedikit gugup saat melihat sosok pria itu berdiri di ambang pintu.

“Iya,” sambung Liliane cepat, mencoba mengalihkan suasana dengan senyum ramah.

“Orang tuaku memintaku untuk datang menemui mu,” jawab Damien tenang, pandangannya menelusuri ruangan.

“Keadaan ku sekarang baik-baik saja,” ucap Selina, sambil tersenyum.

Namun Damien tidak langsung membalas senyumannya. Matanya menatap tajam. “Barusan kamu bilang mau kasih pelajaran ke seseorang?”

Selina sempat terdiam.

Lalu dengan nada sedikit gugup, ia menjawab, “Aku hanya ingin memberi pelajaran buat orang-orang yang berusaha menjatuhkan perusahaan kita. Kalau ketahuan siapa mereka, aku tidak akan membiarkan mereka begitu saja.”

Liliane mengangguk setuju. "Iya, benar apa yang di katakan Selina."

Damien hanya menghela nafas panjang.

“Bibi, sebaiknya pulang saja dulu dan istirahat. Di sini aku bisa menjaga Selina,” ucap Damien dengan tenang.

Liliane tampak ragu sesaat.

“Tak apa. Selina sudah menjadi tunanganku. Meski pesta pertunangan sempat kacau, status kami tetap sama—calon pasangan resmi,” ujar Damien tenang.

Liliane akhirnya mengangguk pelan. “Kalau begitu, kalian bicaralah berdua.”

Begitu Liliane pergi, Damien berbalik dan menatap Selina. Ia berjalan mendekat, lalu duduk di kursi di sisi tempat tidur.

Tangannya membuka wadah sup ayam yang tadi sempat ia bawa masuk.

“Makanlah sedikit. Ini bisa bantu memulihkan tenagamu,” ucapnya lembut.

Selina mengangguk pelan. “Terima kasih.”

Damien menatap Selina sejenak, lalu memijat pelipisnya, seolah lelah menahan banyak hal dalam pikirannya.

Sudah beberapa hari ini pikirannya kacau. Masalah di perusahaannya tak kunjung mereda, dan semuanya menuntut penyelesaiannya tanpa jeda.

1
🥑⃟➳ᴹᴿˢ Caaaa ❤️⃟Wᵃf 🔰π¹¹
lanjutttt
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
dokter yang ini agak laen soalnya, makanya agak ragu🗿
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
bakar rumahnya kata gw teh!/Angry/
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.
.
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
karena tanpa bicara jadi pendiam dan tak beranikan untuk berbuka bicara
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
wkwk pasti terkejut tuh ketika berubah wajahnya
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
lumayan itu menarik ceritanya dan ingin lihat kelanjutan episode berikutnya
❤︎⃟⃟🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞꪻ꛰͜⃟ዛ༉
“Baiklah,“ ucapnya lembut.
❤︎⃟⃟🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞꪻ꛰͜⃟ዛ༉
ada secercah harapan
™•$∆π|•
🥴🥴🥴
™•$∆π|•
bagus
drpiupou
wah wahh
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ ͩᴍᷞᴏͧᴍᷡsͣ ᴳᴿ🐅
menarik cerita nya lanjutkan 🤗
Yuli a
semoga cepat sembuh... ya kk othor... diangkat segala penyakitnya... bisa beraktifitas seperti biasanya....
ditunggu up nya lagi...😊
☠𝐌𝐀⃝🥀𝐗❤ᴹᴼᶻᴬ❤️⃟Wᵃf
ada sesuatu tpi apa ya 😏 ntah apa yg trjdi nnti 🦖
🟢❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘʟᴜɴᴀ
👍👍👍👍👍
☠𝐌𝐀⃝🥀𝐗❤ᴹᴼᶻᴬ❤️⃟Wᵃf
kalo bisa lngsung aja sikat aja, ngapain menye bner dah.
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: /Speechless/
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
mudah mudahan liora nikah sama lucien tambah badas thur jngn buat menye menya ,😂😂😂😂😍😍😍😍
🟢❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘʟᴜɴᴀ
lanjut kak
Agatha cute🤍
cerita bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!