NovelToon NovelToon
Jodoh Warisan

Jodoh Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Entah kesalahan apa yang Malea lakukan, sehingga dia harus menerima konsekuensi dari ibunya. Sebuah pernikahan paksa, jodoh yang sang ayah wariskan, justru membawanya masuk dalam takdir yang belum pernah ia bayangkan.

Dia, di paksa menikah dengan seorang pengemis terminal. Tapi tak di sangka, suatu malam Malea mendapati sebuah fakta bahwa suaminya ternyata??

Tak sampai di situ, dalam pernikahannya, Malea harus menghadapi sekelumit permasalahan yang benar-benar menguras kesabaran serta emosionalnya.
Akankah dia bisa bertahan atau memilih berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

"Malea!" Teriak ibu, dan aku akhirnya merespon.

"Iya bu!"

"Buka pintunya, kamu dengar ibu kan?"

"Iya, bu" Jawabku lagi kali ini sambil membuka pintu.

"Astaghfirullah Lea, kamu mau bikin ibu jantungan"

"Aku nggak apa-apa bu?"

"Kita ke bidan Hasna yuk, kita cek siapa tahu kamu hamil"

"Aku nggak hamil, bu. Aku baru selesai datang bulan!"

Ibu bengong, seperti tengah mencerna kalimatku barusan.

"Huh.. Kirain hamil" Gerutu ibu. Kaki kami kompak melangkah kembali ke meja makan.

"Kalau begitu minta temani Arga ke dokter, jangan biarkan asam lambung berlarut-larut, bisa bahaya"

"Iya, besok"

"Ngapain nunggu besok, nanti saja setelah Arga pulang kantor. Ibu akan menelfonnya"

"Nggak perlu lah bu, aku bisa telfon sendiri" Ibu menatapku tajam, sedetik kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

"Bu" Kataku sesaat setelah duduk di kursi makan tadi.

"Ada apa? Mau lanjutin makan lagi?"

"Bukan"

"Terus?"

Kami masih saling bersitatap.

"Aku mundur saja dari pernikahan ini ya bu?"

"Astaghfirullah, kamu ngomong apa Malea!" Tatapan ibu kian menghujam.

"Ya kalau boleh memilih, aku lebih baik punya mas Arga yang sebelumnya, dari pada yang sekarang, rasanya aku malu sendiri bu"

"Malu kenapa, jangan aneh-aneh kamu"

"Ya aku nggak enak bu, aku merasa malu kalau ingat awal-awal aku menikahi mas Arga"

"Memangnya kenapa, hmm?"

"Ya ibu tahu kan, waktu itu sebenarnya aku nolak mentah-mentah pernikahan ini, aku menerimanya karena terpaksa, dan sekarang setelah tahu dia kaya raya masa aku harus baik-baik ke dia, dimana sebelumnya aku selalu bicara dengan nada ketus, ekspresi sinis, wajah cemberut, aneh rasanya bu. Bahkan sampai sekarang kami masih tidur terpisah" Akuku.

"Apa? Kalian masih tidur terpisah? Keterlaluan kamu Lea"

"Ya makannya aku mau pisah saja bu, aku terlalu malu. Lagi pula, selain itu aku juga merasa di kuliti habis-habisan, dengan dia berbohong, aku merasa seakan-akan aku di hina. Artinya dia meragukanku, bu. Ibu tahu sendiri anak ibu ini seperti apa, iya kan? Coba mas Arga jujur saja tentang dirinya, minta baik-baik supaya aku tetap bertahan dalam apapun kondisinya, pasti akan aku pertimbangkan, di tambah lagi pernikahan ini adalah cita-cita ayah, mana mungkin aku meninggalkan Arga jika dia jatuh miskin. Sudah pasti akan aku temani dia sampai akhir hayatku"

Ibu hanya terdiam, dan aku kembali bersuara setelah berhenti beberapa detik.

"Asal ibu tahu, sebelum aku mengetahui status mas Arga orang kaya, seorang pemimpin perusahaan, sebenarnya perasaan kasih sayang di hatiku itu sudah tumbuh, aku merasa di hargai. Aku melihat rasa lelahnya setelah pulang kerja, memberikan upahnya semua padaku, meminta dengan nada lembut supaya uang segitu bisa cukup untuk sehari. Meski seratus ribu sehari bu tapi aku merasa bangga, karena uang itu bukan hasil dari mengemis, uang itu di cari dengan cara yang halal, tapi baru saja aku terpesona oleh sikapnya, dia langsung merusaknya. Saat aku tahu fakta yang sebenarnya, detik itu juga aku merasa di remehkan bu. Dia tidak mempercayaiku, dia meragukan karakterku yang notabennya adalah anak dari sahabat papahnya"

"Ibu paham, tapi pisah bukan jalan yang baik"

"Tapi jika aku teringat sikapku di awal pernikahan, aku seperti ingin menutupi wajahku"

"Hilangkan perasaan itu, nak"

"Nggak segampang itu, bu"

"Ya kamu usaha dong, buat diri kamu agar nisa melupakannya, bukankah Arga juga tidak mempermasalahkan sikapmu yang dulu, jadi tutup buku lama, dan buka buku yang baru"

"Hhhh.." Aku mendesah seraya menghempaskan punggung di sandaran kursi.

"Sudah, nak. Jangan mikir yang aneh-aneh. Sekarang kalian fokus perbaiki hubungan kalian, perbaiki rumah tangga kalian, lalu segeralah buatkan cucu buat ibu dan mertuamu"

"Ah, ibu!! Ngomong mah gampang, yang jalanin kan aku bu, ga semudah ucapan ibu, tahu"

Aku bangkit kemudian beranjak dari ruang makan.

"Mau kemana, Lea? Ibu belum selesai bicara"

"Bersambung dulu bu, di lanjut part dua nanti, kalau aku minat"

"Lea, Lea" Desis ibu. Meski aku tidak melihatnya, aku yakin kepalanya tergeleng-geleng.

***

Aku berjalan menuju kamar, niatnya mau mandi, tapi aku ingat soal kehamilan. Aku akhirnya meraih ponselku, lalu menelfon apotek yang ada di dekat rumah ibu..

"Assalamu'alaikum, mbak Lea" Kedua petugas apotek memang mengenalku.

"Wa'alaikumsalam, Ini Bulan, kan?" Pungkasku.

"Iya mbak, ada yang bisa di bantu?"

"Lan, aku pesen testpacknya dua, di antar ke rumah ibu, bisa kan?"

"Sekarang atau kapan mbak?"

"Sekarang saja, aku tunggu di depan pintu gerbang ya"

"Baik mbak, mau yang harga berapa mbak?

"Memangnya harganya beda-beda, gitu?"

"Iya mbak, harganya varian, yang paling murah dua puluh ribu"

"Ya sudah, yang itu saja, dua"

"Okay mbak Lea, segera di siapkan dan langsung otw, sepuluh menit sampai di rumah mbak Lea"

"Makasih ya"

"Sama-sama mbak, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Panggilan ku tutup, tak masalah yang murah, toh fungsinya sama saja.

Beberapa saat setelahnya aku malah merasakan debaran jantungku meningkat.

Mengabaikannya, aku mengambil uang seratus ribuan, kemudian bergegas turun.

"Mau kemana, Lea?" Ibu ternyata ada di ruang tengah sedang menyapu lantai.

"Ada paket datang"

Ibu tak lagi merespon, sudah kebiasaanku, memang. Selalu beli secara online untuk barang-barang tertentu yang dekat dari rumah.

Sepuluh menit kemudian Bulan menelfonku, namun tak ku angkat, aku justru langsung membuka gerbang karena sudah bisa menebak kalau Bulan pasti sudah sampai.

"Mbak Lea!" Sapanya setelah aku membuka pintu gerbang. "Apa kabar mbak?" lama banget nggak ketemu"

"Baik, kamu sendiri gimana, mbak Bulan?"

"Baik juga mbak" Balasnya sambil mengulas senyum. "Lama nggak ketemu tambah cantik saja, mbak Lea"

"Ah, bisa saja" Sahutku. "Jadi berapa semuanya?"

"Empat puluh ribu mbak"

"Okay ini uangnya, kembaliannya buat kamu sama Desi beli bakso"

"Sebenarnya nggak perlu si mbak" Dia menolak dan hendak memberiku kembalian.

"Nggak apa-apa, ambil aja lan, itung-itung buat ongkir kamu jalan sepuluh menit ke sini"

"Mbak Lea kebiasaan gitu deh"

"Rezeki, jangan di tolak"

"Makasih kalau gitu, mbak. Semoga hasilnya sesuai yangdi harapkan, dan kalau positif, aku ucapkan selamat"

"Ish.. Kamu"

Aku kembali lagi ke kamar, beruntung ibu sudah tidak ada di ruang tengah, mungkin beliau sedang menjemur pakaian..

Baguslah, jadi nggak perlu siapin jawaban buat pertanyaan kepo dari ibu.

Sesampainya di kamar, ku baca informasi yang ada di kemasan testpack.

"Ternyata lebih akurat kalau cek di pagi hari" Gumamku lirih.

"Aku coba satu dulu, yang satunya lagi buat besok pagi. Kalau dua testpack muncul garis yang sama berarti itulah hasilnya.

Jantungku makin tak karuan menanti saat-saat garis dua muncul.

Satu detik, dua detik, berlanjut ke tiga detik, munculah satu garis, namun tak kurang dari sepuluh detik satu garis lagi kembali muncul.

"P-positif?" Ku telan ludahku dengan susah payah.

"Cuma satu kali bisa hamil? Untung saja aku nggak pernah pacaran, coba kalau pernah, lalu aku khilaf, ah... Pasti aku bikin malu keluargaku"

"Masih delapan puluh lima persen, tunggu pengecekan kedua besok pagi"

1
sryharty
akhirnya...
noh Lea suamimu malah bahagia tiada Tara
Nething Mulu seh kamu
tiara
akhirnya ketahuan kanu hanil Lea,yang kamu takutkan salah kan Arga sangat bahagia ternyata dengan kehamilanmu.lanjuuut thor
Citra Silvia: lanjut kk
total 1 replies
Aliya Awina
akhirnya ketahuan juga klau hamil, di tunggu up berikutnya Thor semangat....💪🏻
Susilawati
lanjut Thor
indriyanii
terimakasih up nya kaka..semangat terus
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
semangat kak author
di tunggu up nya lg
Quinza Azalea
terimakasih thor udah up, selalu di tunggu upnya
Quinza Azalea
blum up thor
Dian Amalia
Crazy up dong thor...kurang banget kalau cuma 1 bab
Miko Celsy exs mika saja
mbak anne ngantung,kan pengin tau reaksi arga
Citra Silvia
lanjut
tiara
nah ya kamu ketahuan Lea ga bisa ngelak lagi. sama Arga
sryharty
pasti kemrin Arga udah liat hasil tespek yang malea umpetin
Quinza Azalea
masih kurang thor satu bab lgi dog thor
Quinza Azalea
kmna thor kok blum up lgi
Indriani Kartini
kenapa kamu ragu lea klau itu bukan ank Arga dan tkut Arga tidak mengakuinya, klau kmu melakukannya cmn dengan Arga, ke apa meaki tkut
tiara
Mana Ibumu tau kalau kamu lagi berpelukan sama Arga hahaha kasian tuh sibumil yang masih mau dipeluk
Dian Amalia
Lanjut lagi dong thor, yg banyak up nya...makin gemes critanya
sryharty
jiaaaah kamu malah nyalahin ibu mu,
masih pengen di peyuk2 kan sama Arga
hormon bumil tuh Dede utunya masih pengen di manja2 sama ayah nya,,
kebat kebit ga tuh hati kmau
Citra Silvia
lanjut kk klu bisa tiap hari update aku penasaran ☺️🙏🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!