"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
100 Kesatria yang sudah pernah terjun dalam peperangan sebelumnya sudah tidak kaget lagi dengan kemampuan Celestia. namun 100 yang lain tentu merasa cukup terkejut karena Celestia bisa mengambil keputusan dan menjadi keuntungan besar bagi pihak mereka karena memiliki kekuatan suci yang ditakuti oleh para monster.
Dalam satu tarikan nafas, Celestia sudah berhasil menghilangkan Perisai yang melindungi Mereka. Pertempuran kembali terjadi seperti sebelumnya, namun kali ini udara yang mereka hirup telah disaring oleh kekuatan suci yang membungkus bagian leher sampai ke atas kepala para kesatria.
"Tia, jangan kemana-kemana dan tetaplah di sisi Ku!" Pinta Charles sambil melayangkan serangan dalam bentuk pedang yang di kombinasikan dengan sihir angin miliknya.
"Keadaan Saya lebih baik dari sebelumnya, Yang Mulia. Saya bisa ikut dalam pertempuran!"
Sringg—
Takh
Tangan yang seharusnya mengeluarkan kekuatan suci sudah digenggam oleh Charles dan membuat Celestia tidak bisa lanjut memberikan serangan.
"Jangan melawan dan dengarkan saja! Kau pikir kekuatanku sebanyak apa? saat ini kau satu-satunya harapan di tengah kekacauan yang penuh dengan monster, jika sesuatu terjadi padamu...Aku tidak bisa menerima konsekuensi seperti itu."
"Baik Yang Mulia."
Daripada berdebat Celestia memilih untuk mengiyakan keinginan Charles. Karena apa yang dikatakan oleh pemimpin tertinggi rombongan Kesatria adalah dirinya, Celestia tidak punya hak dan kekuasaan untuk membantah.
Sembari tetap menjaga jarak agar Charles bisa menjangkau Celestia jika ada monster yang berniat untuk mendekatinya, Celestia justru memfokuskan penglihatannya kepada rekan-rekan pemilik kekuatan suci yang lain. 5 diantara mereka sudah nampak sangat kelelahan, sehingga Celestia setiap pun memberikan gumpalan kekuatan Suci sebesar buah apel pada 5 orang tersebut dan membuat kekuatan Suci mereka kembali seperti semula.
Pertarungan terus terjadi, bangkai monster langsung di sambut oleh kobaran api dari penyihir dengan elemen api seperti Enzo. Karena tipe sihir Charles tidak bisa menghanguskan tubuh monster, Dia pun memusatkan kekuatan sihir di pedangnya lalu memberikan serangan penuh pada monster sampai tubuh mereka hancur. Hal itu justru membuat proses pembakaran bangkai monster lebih cepat, dan penguasaan pertarungan jatuh pada pihak manusia.
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
10 jam kemudian...
Para rombongan sudah menyusuri setengah hutan sambil terus melakukan pertarungan dengan rombongan monster yang tiada habis-habisnya sejak tadi. Setelah sampai di lingkaran hitam, mereka menemukan jawabannya. Alasan mengapa sejak tadi monster-monster terus saja berdatangan walau sudah di babat habis-habisan.
Mereka terus bermunculan dari lingkar hitam yang mengudara tidak jauh dari atas tanah itu.
Semua Kesatria masih dalam adegan pertarungan.
"Bagaimana ini ? Setau Ku Tia harus memasukkan tangan ke dalam lingkaran hitam itu. Tetapi bagaimana jika saat Dia memasukkan tangan, ada monster yang keluar dan melahapnya?!" Pungkas Aurora penuh kegelisahan dengan tubuh yang sudah penuh dengan bercak darah berwarna biru kehitaman.
"Aku rasa, Aku punya peluang!" Cetus Celestia membuat yang mendengar perkataan nya di banjiri firasat tidak enak.
"Jangan bilang Kau akan memanfaatkan jeda yang muncul sejak tadi?" Timpal Enzo sambil mengeluarkan kobaran api untuk menghilangkan bangkai monster yang baru saja Dia kalahkan.
"Benar, Tuan Enzo. Sejak tadi ada jeda lima menit setelah 20 monster keluar. Aku akan memanfaatkan celah itu untuk menyucikan lingkaran hitam."
Charles yang mendengar perkataan Celestia langsung dibanjiri dengan rasa frustasi. Dia ingin berteriak protes pada Celestia yang selalu punya ide-ide nekat. "Apa tidak ada cara lain ? Sebaiknya Kita habisi saja sama monster yang ada. kita lihat dulu perkembangan dari monster-monster ini. Tidak mungkin selama-lamanya mereka hanya akan terus keluar dari lingkaran hitam itu kan?" Ujarnya sambil mendekat ke arah Celestia.
"Kita sudah melihat selama kurang lebih satu jam di tempat ini, Yang Mulia. Kekuatan saya juga sejak tadi terus tersedot keluar karena harus melindungi semua hidung para kesatria yang ada. Jadi saya rasa ini keputusan yang paling masuk akal saat ini."
"Charles, tidak ada pilihan lain. Pergilah bersama Tia dan lindungi Dia tepat di sebelah nya. Serahkan pertarungan ini pada Kami. Kau tidak lihat semua kesatria yang penuh dengan semangat ini? Bagi sebagian Kesatria, ini adalah satu-satunya momen di mana Mereka belum sekarat karena ada bantuan besar dari kekuatan suci."
"Aku mengandalkan Mu, Enzo. Tolong berikan arahan saat para ksatria kehilangan arah dalam pertarungan."
"Tidak masalah. Pergi dan lindungilah Wanita yang Kau sukai itu." Bisik Enzo sambil memasang senyum miring. Hampir saja Charles menjitak kepala Enzo yang masih bisa menyelipkan candaan di tengah pertarungan dengan para monster yang nampak sedikit menggila.
Dengan sihir angin, Charles dan Celestia melewati para monster yang menyerang manusia dengan membabi buta. Entah apa yang membuat Mereka tampak lebih tergesa-gesa dari sebelumnya.
"Yang Mulia, maaf karena harus memberikan permintaan yang sedikit lancang."
"Katakan saja, Tia. Tidak ada 'permintaan yang lancang' jika terucap dari mulutmu."
"Tolong terus lingkarkan tangan Anda di pinggang Saya, saat Saya memasukkan tangan ke lingkaran hitam itu."
"..."
Tentu Charles terdiam. Permintaan barusan keluar sendiri dari mulut Celestia, dan ini merupakan hal yang sangat disyukuri oleh Charles di tengah kesesakan monster. Namun diamnya Charles disalah artikan oleh Celestia.
"... terakhir kali menyucikan hutan, saya hampir ditarik ke tempat lain. Pada saat kehilangan kesadaran, saya pun berada di tempat lain. Mungkin jika raga saya ditarik paksa, ada Yang Mulia yang bisa membuat saya tetap berada di dunia manusia." Jelas Celestia.
"Tentu. Kenapa Kau perlu mengkhawatirkannya permintaan seperti ini ? Lakukan saja hal yang harus Kau lakukan, karena Aku akan melindungi dirimu."
Setelah Charles memberikan jawaban, Celestia pun mendekati lingkaran hitam dengan tangan Charles yang sudah melingkar di pinggang nya.
Kedua tangan Celestia masukkan tanpa ragu, karena tidak memiliki niatan untuk membuang waktu jeda sedikit pun.
Seperti sebelumnya, saat akan menggunakan kekuatan suci, fokus adalah kunci utama. Itulah sebabnya saat ini Celestia sudah tidak merasakan bunyi apapun lagi di sekitarnya. Tangan kekar Charles yang bertengger di tubuhnya juga tidak terasa sama sekali.
Saat Celestia baru mulai mengalirkan kekuatan sucinya, terdengar tawa yang familiar dari dalam lingkaran hitam.
"Hihihi, mempelai wanita Ku— Siapa yang melingkarkan tangan di tubuh mempelai wanita Ku ?"
Teriakan itu menghantarkan hembusan angin dahsyat dari dalam lingkaran hitam. Semua kesatria yang tengah fokus dalam menghadapi para monster langsung merinding orang hembusan angin juga teriakan barusan. semua atensi langsung tertuju pada lingkaran hitam, rahang Charles sudah nampak mengeras karena perkataan sosok misterius tadi.
"Mempelai Wanita ? Hah! Jangan membuat Ku tertawa. Aku adalah Pria di nomor urut satu yang akan menentang perkataan Mu!"
Sosok di dalam lingkaran hitam itu mengertakkan giginya berkali-kali. Dia terpancing dengan perkataan Charles barusan.
"Kalian semua belum memakan satu manusia pun ? Pergi dan makan Mereka semua! Aku akan memusnahkan Kalian jika terus memberikan hasil yang sama!"
KHIIIKKKK
TAP TAP TAP TAP TAP
Langkah kaki para monster yang berlarian ke arah lingkaran hitam dapat didengarkan dengan jelas oleh cara. Tangan kanan yang sejak tadi sudah memegang pedang kini telah siap memberikan serangan terbaik saat para monster muncul.
Namun...
"Tunggu! Mempelai Wanita Ku! Kalian akan melukai nya!"
BLAARRRRR
GROOAAAAAA
GRAAAAAAAAHHHKKKK
Satu alis Charles terangkat, dia di banjiri Keheranan karena disebelah sana terdengar suara teriakan para monster yang di lahap bara api yang menyakitkan.
Sringggg...
Sedetik setelah tenggelam dalam pikiran sejenak, cahaya Celestia sudah mendominasi lingkaran hitam yang ada.
...***...
...Jangan lupa like dan komen guys ...
...Thank You so much♥️...