NovelToon NovelToon
Heavenly Body, Broken Trust!

Heavenly Body, Broken Trust!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: kimlauyun45

Banxue tidak pernah meminta kekuatan—apalagi anugerah terkutuk berupa Tubuh Surgawi—kekuatan kuno yang diburu oleh sekte-sekte suci dan klan iblis sekaligus. Ketika masa lalunya dihancurkan oleh pengkhianatan dan masa depannya terancam oleh rahasia, ia memilih jalan sunyi dan pedang.

Dalam pelarian, dikelilingi oleh teman-teman yang tak sepenuhnya bisa ia percaya, Banxue memasuki Sekte Pedang Azura… hanya untuk menyadari bahwa kepercayaan, sekali retak, bisa berubah menjadi senjata yang lebih tajam dari pedang manapun.

Di tengah ujian mematikan, perasaan yang tak diucap, dan badai takdir yang semakin mendekat, Banxue harus memilih: berjuang sendirian—atau membiarkan seseorang cukup dekat untuk mengkhianatinya lagi?

Di dunia di mana kekuatan menentukan nilai diri, sejauh apa ia akan melangkah untuk merebut takdirnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalalu

Jingyan dan Banxue kembali ke penginapan, di mana Wayne, Linrue, dan Fengyu menunggu. Mereka tampak khawatir akan apa yang mungkin terjadi pada teman mereka.

Banxue dan Jingyan melangkah masuk ke dalam penginapan. Ia menatap ketiga temannya yang menyambutnya dengan hangat, seolah menanti kabar yang ia bawa.

"Xuer? Bagaimana? Apa kau baik-baik saja? Siapa pengirim surat itu?" tanya Fengyu penasaran, menghampiri dan menyentuh lengan Banxue.

Banxue menepisnya pelan. Ia berjalan menuju meja, lalu perlahan duduk di kursi. Ia menghela napas, menunduk sejenak, dan diam. Kemudian ia mengangkat kembali wajahnya, menoleh ke arah teman-temannya. Hanya Jingyan yang mengetahui kejadian yang sulit ia percaya.

"Pengirimnya Anyu..." lirihnya.

Hening.

Lalu Fengyu mendekat dengan gelisah. "Apa Anyu? Bukannya empat tahun lalu kau sudah menolaknya? Kenapa dia muncul lagi dan mengganggumu?" seru Fengyu sambil memukul meja di depan Banxue dengan suara menekan.

"Apa kalian ingin tahu semua tentang dia?" Banxue menyapu matanya, melihat raut wajah keempat sosok yang sudah ia anggap sebagai teman, setidaknya di bagian kecil hatinya.

"Apa kau mau kami tahu semua itu?" tanya Wayne pelan.

"Iya, kami tidak akan memaksamu, Banxue. Kau bisa menyimpannya," sahut Linrue. Wajahnya menegaskan perhatian mendalam pada Banxue.

Banxue menghela napasnya kembali. "Aku tahu kalian pasti akan menjawab seperti itu, tapi..." ia terdiam sejenak lalu melanjutkan kembali. "Kalian adalah teman. Mau atau tidak, kalian pasti akan mengetahuinya cepat atau lambat," lirihnya pelan.

Ia menatap keempat temannya dengan tenang dan mantap.

"Aku pernah mempunyai hubungan dengan Anyu. Sudah lama lalu..." ia menunduk lalu melanjutkan kembali. "Dia mengkhianatiku. Semua orang yang kusayangi mati di depan mataku. Saat itu aku berhasil selamat karena seseorang, entah siapa aku tidak tahu," jelasnya.

"Aku sekarang mengerti kenapa kau sangat waspada pada orang-orang di sekitarmu," seru Wayne.

"Maafkan aku, Banxue. Aku tidak tahu kau mengalami hal yang mengerikan seperti itu," Linrue menunduk dengan rasa bersalah di hatinya.

"Iya, itu juga bagian dari alasanku yang masih waspada pada kalian..." ia diam, lalu kini menatap Fengyu dan melanjutkan kembali.

"Setelah aku bertemu Fengyu, dia datang kembali dan meminta maaf atas semua kesalahannya. Aku tidak mungkin menerimanya kembali, meski saat itu aku masih punya perasaan untuknya," lirihnya. Matanya kini dingin seolah tidak ada rasa yang bisa dijelaskan.

"Jadi waktu itu kau menolaknya karena itu? Kenapa kau tidak bilang padaku? Mungkin aku bisa memberinya sedikit pelajaran," balas Fengyu. Sorot matanya seolah geram, ia mengepalkan tangannya dan mengetuk meja dengan menahan tenaganya.

"Untuk apa semua itu? Keluargaku tidak akan kembali hidup. Aku biarkan dia hidup hanya karena aku ingin dia menderita dalam penyesalannya. Kematian begitu mudah untuknya jika aku mau membunuhnya," seru Banxue. Matanya semakin dingin dan penuh kebencian tertahan.

"Kau benar. Bahkan kematian tak pantas lagi untuknya. Biarkan dia hidup dengan penyesalan itu seumur hidupnya," ujar Jingyan. Tangannya mengepal mendengar cerita Banxue.

"Iya. Lalu, sebenarnya pelaku kekacauan di desa ini pun dia. Kemarin saat aku bertarung dengannya, dia bilang pasrah dan rela jika aku membunuhnya. Dia tidak akan melawan," Banxue menyeringai, tertawa kecil, lalu melanjutkan. "Dia pikir aku mau membunuhnya dengan mudah? Meskipun tanganku kotor oleh darah musuh, darahnya sama sekali tidak layak mengenai pedang atau tanganku," ucapnya penuh kebencian.

1
Daisy
Keren banget sih cerita ini! Baca sampe subuh aja masih seru.
Winifred
Wow! 😲
Axelle Farandzio
Bahasanya halus banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!