NovelToon NovelToon
Wanita Milik Bos Mafia

Wanita Milik Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Mafia / Nikah Kontrak / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Muhamad Julianto

Rika, mahasiswi sederhana, terpaksa menikahi Rayga, pewaris mafia, untuk menyelamatkan keluarganya dari utang dan biaya operasi kakeknya. Pernikahan kontrak mereka memiliki syarat: jika Rika bisa bertahan 30 hari tanpa jatuh cinta, kontrak akan batal dan keluarganya bebas. Rayga yang dingin dan misterius memberlakukan aturan ketat, tetapi kedekatan mereka memicu kejadian tak terduga. Perlahan, Rika mempertanyakan apakah cinta bisa dihindari—atau justru berkembang diam-diam di antara batas aturan mereka. Konflik batin dan ketegangan romantis pun tak terelakkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Julianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Rika sedang tidak ingin berurusan dengan drama atau apapun yang membuat pusing kali ini. Yang ia inginkan malam ini hanyalah istirahat tenang tanpa gangguan darinya. Ia tak merasa perlu menjelaskan ke mana saja ia pergi. Kalau memang Rayga sebegitu pedulinya dengannya, kenapa para Bodyguard nya tidak langsung datang mencarinya? Walaupun Rika sendiri tau penyebab nya.

Bahkan Ia tidak peduli saat ditanyai pertanyaan spontan saat baru tiba dan langsung melewati tubuh kekar hadapannya saat itu. Yang ia pikirkan saat itu, Rayga pasti jengkel akan sikapnya tadi. Tapi Rika acuh saja dan berjalan mulai mencari keberadaan bibi Ranti yang tidak muncul batang hidungnya.

"Bibi Ranti di mana, Tuan?" tanyanya, serak, sambil mengalihkan pandangannya dari wajah pria itu yang berwajah sedikit masam. Tapi bukannya menjawab, Ia berjalan ke arah meja makan dan menatap piring berisi hidangan di atasnya.

"Duduk dan makan malam bersama ku," ucap Rayga. Suaranya rendah dan berat, namun cukup membuat perut Rika terasa bergejolak—entah karena suara itu, atau karena ia memang lapar sejak tadi.

Rika ingin menolak ajakan itu karena ia merasa jengkel melihat muka didepan nya ini.

Tapi Rika teringat pesan ibunya tentang makanan—bahwa makanan adalah berkah dan tak seharusnya disia-siakan. Meski ia tak tahan berlama-lama dengan Rayga, menolak makan hanya akan membuat makanan itu basi dan terbuang begitu saja.

Lagi pula, Rika cukup merasa lapar lagi setelah ia sempat makan beberapa cemilan di kafe sebelumnya.

Rika melihat hidangan didepannya,yang ternyata hanya semacam donat sandwich dan juga sosis Barbeque yang dibilang ini seperti makanan ringan ketimbang makanan berat tapi Rika tidak protes akan hal itu.

Saat mulai menyentuh piring, ingatan Rika kembali ke pertemuan pertama mereka di sebuah Altar Mansion. Ia menghindari menatap matanya. Bayangan tentang mantan kekasih Rayga pun sempat terlintas, membuatnya bertanya-tanya seperti apa perasaan wanita itu.

Rayga yang sedang menyantap makanan didepan nya pun memperhatikan betapa kerasnya Rika berusaha untuk tidak bertemu pandang dengannya. Ia menyipit, menyadari ada sesuatu yang ingin dikatakan gadis itu, tapi tertahan. Dan seperti biasa, jika dia tidak memancingnya, mungkin Rika tak akan pernah berkata apa-apa. Maka ia buka suara dan mengejutkannya.

"Apa yang ingin kau katakan?" Sergah Rayga sambil memasukkan potongan roti ke dalam mulut nya.

"Aku hanya ingin tahu... kalau kau memang tak berniat memperlakukan ku sebagai istri yang sebenarnya, maka..." Ia menggigit bibirnya, menghela napas gugup sebelum akhirnya melanjutkan, "Maksudku, kalau setelah 30 hari ini kau tetap tak mau menganggap ku sebagai istri, bisakah... setidaknya aku bebas?"

Bukan hanya demi dirinya sendiri, tapi juga demi kakeknya, Rika harus tahu. Ia tak bisa terus terkurung di Mansion ini tanpa gambaran akan masa depannya yang jelas. Apalagi ia masih meras bersalah terhadap pacar nya —Ranza.

"Aku tidak akan mengingkari janji selama kau melakukan apa yang kuminta dalam waktu itu."

Bukan jawaban yang ia harapkan, tapi cukup membuat hatinya sedikit tenang. Setidaknya Rayga menjawab.

Mereka kembali terdiam, sibuk dengan piring masing-masing. Rika mengambil garpunya dan mencicipi makanan di hadapannya.

Begitu suapan pertama masuk ke mulut, ia langsung tahu kalau ini adalah hidangan yang luar biasa enak, padahal hanya hidangan ringan tapi bisa seenak ini. Ia menggigit bibir, menahan diri agar tidak mengeluarkan suara... tapi pada suapan kelima, ia menyerah. Desahan, gumaman, dan erangan nikmat pun meluncur begitu saja dari mulutnya. Ia tak bisa menahan diri. Bibi Ranti memang juru masak terbaik yang pernah ia temui. Pikir Rika, karena ia tau pasti yang membuat hidangan seperti ini pasti bibi Ranti.

"Itu... luar biasa enak," gumamnya tanpa sadar, meletakkan garpu. Wajahnya memerah saat menyadari Rayga sedang menatapnya secara datar.

"Aku bisa melihat nya," sahut pria itu ringan. Rika sempat mengira ia melihat senyum di wajahnya, tapi senyum itu lenyap terlalu cepat untuk bisa dipastikan.

Setelah itu, tak ada kata-kata lagi. Suasana menjadi hening.

"Tapi kenapa kau datang ke kamarku kemarin malam? Kau masih ingat aturannya, kan?" tanya Rayga tiba-tiba, memecah keheningan.

Rika terkejut. Matanya membelalak—ia benar-benar tak menyangka pertanyaan itu keluar dari mulut pria didepannya.

'Ia pikun atau bagaimana sih!?'. Pikir Rika aneh.

******

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!