TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Adegan dewasa.
Rere melihat kedua gadis itu benar-benar menikmati permainan mereka, tubuh bugil mereka seakan kebal dengan dinginnya AC yang meniupi ruangan tersebut. Rere merasa meskipun dia wanita dia menganggap mereka semua cantik. Walaupun dalam gelap, Rere bisa melihat bahwa mereka semua sangat mempesona dengan kulit putih dan bersih yang terawat.
Diperhatikannya seseorang dari mereka yang berambut ombak sebahu, berwajah oval dengan mata indahnya yang bulat kecil, bibirnya yang ranum terbelah sekarang sedang menciumi puting lawan wanitanya, menelusuri setiap inci kulit kembarnya.
Sementara menurut Rere, gadis yang dirangsang juga tidak kalah menariknya, dia sungguh manis dengan postur tubuh langsing tetapi berbuah dada besar yang Rere tafsir berukuran 36A, hidung mancung dengan rambut panjangnya yang lurus hitam yang memejamkan matanya menikmati rangsangan dari si rambut ombak sambil terus memegangi dan membenamkan kepala seseorang di kemaluannya. Rere bisa mendengar tawa manja gadis itu sekarang diiringi erangan yang sangat nikmat.
Rere sungguh tidak mempercayai penglihatannya sendiri. Dia berpikir bagaimana mereka bisa menikmati semua itu dan tidak menghiraukan dan menyadari bahwa orang lain juga sedang berada di ruangan yang sama.
Spontan Rere mengangkat tubuhnya sendiri, berusaha menghindar dan berharap tidak mengganggu permainan mereka. Mungkin belum terlambat untuk membuat dirinya tidak terlihat oleh mereka dan dia bisa diam di salah satu sudut ruangan.
Tetapi entah kenapa perhatiannya tidak lepas dari kedua wanita yang sekarang sedang bermain cinta di atas tempat tidurnya.
Berbagai macam pertanyaan sekarang berkecamuk di kepalanya "siapa mereka" katanya dalam hati.
Dan tiba-tiba, matanya terfokus ke seseorang yang sedang membenamkan wajahnya di kemaluan si rambut lurus. Tidak salah lagi. Itu Ben yang mengoral si rambut lurus. Meskipun ruangan remang, Rere bisa mengenali profil siluet tubuh laki-laki yang mungkin sudah berganti bulan ini selalu bersamanya setiap hari.
Saat menyadari itu adalah Ben yang membawa dua gadis manja ke dalam kamar yang di mana Rere juga tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Apakah Ben begitu membenci nya? Apa dia akan membuangnya setelah ini? Atau kedua gadis itu yang akan menggantikan nya?" Rere bergelut dengan pikirannya.
Saat itu juga, Rere tau dia seharusnya tidak berada di ruangan ini, mungkin kehadiran Rere akan mengganggu aktivitas mereka, namun kenapa Ben begitu tega melakukan hal itu di tempat yang dimana ada Rere, apakah tidak ada tempat selain disini.
Dia tidak mau hal yang tidak diinginkan terjadi, mencoba mencerna situasi yang sedang terjadi "Shit!!" katanya dalam hati. Kenapa tadi dia harus bangun, kenapa dia tadi tidak pura-pura tidur saja dan pura-pura tidak merasakan dan mendengar rintihan-rintihan dan tawa manja dari kedua gadis tersebut, Rere merutuki dirinya lagi kali ini, tapi jika dia masih pura-pura tertidur pun apa yang akan terjadi nantinya, apakah itu termasuk hal yang baik.
Dengan sangat hati-hati Rere mengendap ke belakang. Mungkin Ben tidak akan menyadari kalau dirinya bangun dan berharap Ben akan menghiraukannya.
"Hallo say udah bangun ya" rencana Rere tidak berhasil. Ben sudah mengetahui Rere sudah terjaga dari tidurnya.
Sedetik kemudian Ben sudah berada di hadapannya membuat Rere bergelagat aneh apalagi saat kedua gadis itu yang menatap nya penuh arti sambil terus memainkan tubuhnya.
"Eeengg" kata Rere kaku karena dia bingung harus menjawab apa sekarang.
"Aku tadi jalan-jalan say cari angin" Rere benci nada suara Ben. Nada itu sama seperti nada bicaranya ketika kali pertama bertemu Ben, Rere sungguh benci nada bicara itu.
"Trus aku kenalan sama mereka" lanjut Ben sambil mengerling genit tersenyum kepada kedua gadis yang masih saja tetap berbugil ria di ranjang, menanti Ben sambil merangsang diri mereka masing-masing. Seolah mereka tidak sabar menunggu jeda yang sangat mengganggu aktivitas seksual mereka tadi.
"Aku ngobrol trus curhat sama mereka kalo aku lagi berantem sama kamu" masih lanjut Ben sambil memainkan telunjuknya di lengan Rere yang sekarang merasa risih sekali.
Rere menangkap tidak ada rasa menyesal sama sekali yang ditunjukkan Ben, dia masih tetap tersenyum. Senyum sinis yang dingin yang sudah dikenal Rere. Lalu tiba-tiba, gadis si rambut lurus datang menghampiri Ben, dengan manja dan erotis memeluk Ben, meletakan lidahnya disepanjang leher Ben sambil memainkan mata nakalnya ke arah Rere.
"Mereka bilang bisa bantu aku, bisa ngehibur aku da..." ucapan Ben terpotong saat Rere yang tiba-tiba menepis tangan Ben di lengannya.
"Oh..Oke kalo gitu" potong Rere.
Jadi ini akhirnya...
bikin ben menyesal dan semua org yg pernah benci rere menyeaal.... bukanrere aja yg sellu disiksq lama2 emosi juga.. bacanya
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe