Wanita Di Balik Pohon Pisang

Bila tidak ingat ini adalah orang tua nya, maka Udin sudah pasti akan menghajar Asri habis habisan, dia baru tau kalau warga sudah mengetahui bahwa emas yang ada di rumah nya Raharjo di ambil oleh Asri untuk hidup. selain itu dia pun baru mengetahui bahwa Nala sudah meninggal dunia juga, entah apa yang membuat dia meninggal seperti itu.

Padahal dia baru saja bercerita pada Arka kalau mau mengurus emas yang orang tua nya ambil, malah sekarang jadi masalah besar karena pemilik rumah juga kebetulan datang untuk melihat rumah nya. tepat Asri ketahuan mencuri emas yang sangat banyak, jadi agak ribet juga urusan sekarang. di tambah Lula sempat cerita bagai mana Asri membuat pengakuan, Udin menarik nafas berat.

Pantas saja pandangan orang orang sangat sinis pada dia, walau tidak semua nya namun ada juga yang menatap dengan pandangan tajam menusuk, itu sebagian yang merasa Asri bicara benar karena anak anak kerap mengutaman gengsi saja agar tidak di hina kawan. tidak tau kondisi orang tua yang pontang panting, namun tidak semua warga beranggapan demikian.

Pak Lurah tidak percaya dengan ucapan Asri tadi, sebab Udin sering kerja di rumah dia untuk mencari upah, bahkan tubuh yang kecil itu di paksa nya kerja untuk mencari makan dia dan adil adik di rumah. begitu pula Juragan beras, dia yakin Udin anak yang baik, sebab selama ini Udin beli beras dengan keadaan tubuh yang lusuh usai kerja.

Kalau di pikir dengan benar saja maka sudah bisa terlihat jelas, Udin kerja saja dapat uang untuk membelikan kebutuhan rumah agar adik adik nya bisa makan dengan layak, itu bukan cuma untuk adik saja tentu nya. untuk Sarjo dan Asri juga beras yang Udin beli, jadi tidak mungkin bila dia banyak tingkah mendesak orang tua agar membelikan kendaraan supaya bisa sama dengan teman teman yang lain seusia dia di sekolah.

"Aku sih tidak percaya ya, Udin itu terputus sekolah karena dia tau orang tua nya tidak mampu!" Tejo yakin sekali dengan dugaan dia terhadap Udin.

"Kata siapa begitu, bisa jadi dia putus sekolah karena banyak bergaul dengan geng motor itu dan sekarang malah pengen punya motor juga!" sengit Heri.

"Udin tidak begitu, dia kerja keras hanya demi bisa membeli beras untuk adik dan orang tua!" sangkal Pak Lurah.

"Itu kan cuma kata dia saja, Pak. biar sampean iba dan memberikan tambahan, mana ada lah dia beli beras!" sanggah Heri tetap tidak percaya.

"Jangan mudah percaya dengan omongan bocah, Pak!" Pedri pun satu pemikiran dengan Heri.

"Dia memang beli beras, bahkan saat anak buah ku menaikan beras di pundak nya mereka melihat bahu dia yang lecet!" Juragan beras membuka suara.

"Lah terus kenapa kalau pundak lecet? paling juga gara gara tawuran dengan geng motor itu!" Heri tetap saja mencela Udin.

Pak Lurah menarik nafas karena Heri seratus persen percaya dengan ucapan nya Asri bahwa anak anak sangat nakal sehingga membuat dia nekat mencuri emas, padahal anak nya tidak seperti itu karena Udin dan Lula anak yang baik serta pengertian pada orang tua, tidak pernah banyak tingkah atau pun bertingkah sembrono.

Buaaaak.

"UDIN!" Pak Lurah terpekik kaget.

"Aaaahhk, Bangsat!" Heri mengumpat karena wajah nya kena hantam Udin.

"Kau sangat kejam menilai ku, memang nya kau tau semua tentang aku!" Udin kian menggila menghajar wajah nya Heri.

"Bocah edan!" Pendri berusaha membuang Udin dari atas tubuh Heri.

"Hentikan, ayo lah hentikan." Pak Lurah merangkul tubuh kurus Udin.

"Aku akan lapor polisi karena kau meninju ku, anak tidak tau aturan! pantas saja Emak mu sampai mencuri, Cuuuih!" Heri meludahi wajah Udin yang sudah di pegangi Pak Lurah.

"Hentikan, tolong jangan semakin ribut!" Bambang membentak marah karena mereka terus saja berontak.

"Anak kurang ajar itu yang meninju ku duluan, tidak punya otak kau ya!" Heri masih menyala.

"Ku hajar mulut mu, bajingan!" Udin tidak bisa menahan emosi nya.

Orang yang ada di sana menahan kedua nya agar tidak ada lagi keributan yang semakin parah, padahal jenazah Nala baru saja di kuburkan dan mereka sudah ribut. salah Heri juga karena asal julid pada anak yang sama sekali tidak tau apa apa, Udin belum tau jelas karena yang tau dan mendengar adalah Lula.

Sedangkan saat ini Lula diam di dalam rumah sambil menangis, Bintari yang masih di sana setia menemani dia. memang mereka sahabatan sudah sejak dulu, Bintari selalu ada dan kebanyakan selalu mengalah pada Lula karena dia kasihan melihat Lula.

...****************...

"Kenapa Emak berkata begitu di depan semua orang, kapan aku minta ponsel mahal?!" Lula akhir nya membuka suara.

"Mak, Emak mencuri emas dari sana dan ketahuan tapi malah menuduh kami seperti ini." Udin berkata dengan hati bergemuruh.

"Lalu kenapa, kalian tidak terima? asal kalian tau, andai saja tidak ada yang tau soal itu maka kita bisa hidup enak!" sentak Asri masih saja marah tidak jelas.

"Nala dan Adit meninggal pasti karena setan rumah itu, keluarga Raharjo saja menghilang dan hanya Radja yang tersisa!" Udin menjawab ucapan Emak nya.

Asri menarik nafas dengan hembusan yang berat karena saat ini dia sudah naik darah, emas yang seharus nya sudah murni jadi milik nya malah haris di kembalikan pula kerumah nya Raharjo. merasa sia sia saja sudah susah payah mengambil emas tersebut, padahal bukan hal yang mudah saat mengambil emas itu.

"Bapak gila karena mencuri itu juga, Nala dan Adit tidak tau apa apa tapi harus mati karena ulah Emak!" teriak Lula.

"Bapak mu yang mengajak aku mencuri, bajingan!" Asri melempar kan gelas kearah Lula.

"EMAK!" Udin sungguh tak habis pikir akan ulah Emak nya saat ini yang sangat di luar nalar.

"Pria tidak bertanggung jawab ini yang mengajak aku kesana, kalau kalian mau protes maka silahkan pada dia!" Asri menunjuk muka Sarjo.

"Bapak?"

"Tapi tidak dengan cara memfitnah kami begini, Mak! kapan aku pernah minta macam macam, aku rela putus sekolah demi adik adik dan sampai aku kerja banting tulang seperti itu." Udin berkata dengan suara bergetar.

Asri tidak peduli dengan ucapan Udin barusan walau itu sebuah fakta juga, dia memilih untuk pergi dan segera masuk kedalam kamar yang sempit itu. setidak nya masih punya uang cash yang bisa untuk belanja, karena sudah ada yang sempat dia jual kemari.

Bab ketiga ya guys, mohon dukungan nya juga dong untuk akun tt nya othor buat jadi afiliate, nama akun Novita ya.