"Apa kau tau, sebenarnya aku adalah istri pertama Aldan, dan kau adalah madu ku Aura" ujar Vega.
Aura terkejut dengan fakta yang di berikan Kakak ipar palsunya itu, selama 2 tahun mereka hidup bersama ternyata Aura membiayai kehidupan istri pertama suaminya. aura tidak bisa membalas perkataan Vega karenya tubuhnya sangat lemah berbicara pun sangat kesulitan.
"Aura apa kau tau kenapa kamu bisa selemah ini? kamu bisa selemah ini Karen obat ini, selama 2 tahun aku memberikannya kepada mu perlahan - lahan sampai kamu mati secara perlahan. dan Seseorang yang sangat membantu ku adalah!!"
seseorang masuk ke dalam kamar aura dan itu adalah Virsa Asisten nya di perusahan ternyata dia seorang penghianat.
"Apa wanita itu sudah mati sayang?" tanya Aldan
"Dia sedang sekarat sayang" balas Vega
di detik - detik kepergiannya semua orang yang dia anggap baik muncul dan menertawakan kepergiannya.
"Tuhan beri aku kesempatan sekali saja, dan membalas semua perlakuan mereka terhadap ku....."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
"Halo? Ini siapa?" tanya Aura
"Ini saya Rumi nyonya" jawab dengan lirih Rumi
"Oh ada apa? Tak perlu memanggil saya nyonya" balas Aura dengan sinis
"Ada apa? Langsung ke intinya saja, saya sibuk" tanya Aura
"Saya ingin menanyakan gaji saya dan Lia ko belum di transfer ya nyonya" jawab Rumi dengan tidak tau malu
"Gaji? Gaji siapa? kan kalian sudah tidak bekerja dengan saya lagi, kenapa kalian minta gaji kepada saya" balas Aura dengan sedikit nada tinggi
"Kami belum di pecat nyonya, kami hanya ikut dengan tuan Aldan saja. Jadi kami masih harus di beri gaji" ucap Rumi dengan nada santainya
"Saya tanya sekarang. Apa saya yang menyuruh kalian ikut dengan suami saya?" tanya Aura
"Tidak" balas Rumi
"Siapa yang menyuruh kalian pindah ke rumah mertua saya?" tanya kembali Aura
"Tuan Aldan" balas Rumi
"Terus 1 bulan ini kalian bekerja di mana?" tanya kembali Aura
"Di rumah mertua anda" jawab Rumi.
"Terus untuk apa saya menggaji kalian, jika semuanya bukan saya yang menyuruh. Dan ingat waktu kalian pergi dari rumah saya, saya kan sudah berucap saya memberhentikan kalian toh kalian juga tidak suka kepada saya. Jadi untuk apa saya mempertahan kan kalian" balas Aura
"Tapi kan kamu bekerja di rumah mertua anda, jadi anda yang seharusnya membayar gaji kami" balas kesal Rumi.
Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi
"Heh aneh sekali kamu ini. kalian kerja dengan orang lain kenapa saya yang harus bayar gaji kalian, kalo kalian ingin meminta gaji. Minta ke orang yang membawa kalian. Aneh" bentak Aura
"Ka-" ucap Rumi terputus karena Aura mematikan sambungan telpon nya.
Tut!!
"Ha- halo" gagap Rumi
Dia langsung melihat ponselnya dan memang benar Aura telah memutuskan sambungan telepon.
"Akhhhhh si*lan" emosi Rumi
"Kenapa? Dia gak ngasih gaji kita?" tanya Lia
"Iya si Aura itu malah nyuruh kita buat minta sama nyonya Rianti " jawab Rumi
"Akhhhh gimana ini? Kalo kita minta gaji sama nyonya Rianti bisa bisa kita di omel lin lagi" balas Lia
"Gue juga gak tau. Ini gimana uang gue udah habis lagi" lanjut Lia
"Bentar apa kita minta langsung sama tuan Aldan. Biar nanti tuan Aldan yang minta sama si Aura , si Aura pasti takut kan sama tuan Aldan" balas Rumi
"Gue gak tau ah. Soalnya si Aura sekarang udah beda, gak bodoh kaya dulu lagi" ucap Lia
"Dia masih bodoh!! kemarin- kemari itu dia hanya akting aja biar tuan Aldan bisa maafin dia jadi dia bertingkah kaya gitu biar narik perhatian tuan Aldan lagi" balas Rumi.
"Oh pantesan toh" ujar Lia
Memang yang bekerja terlebih dulu di sini itu adalah Rumi jadi Rumi bisa cukup mengenali sikap dari Aura
"Iya. ayo kita bilang lagi sama nyonya Rianti biar nanti dia yang di marahi sama dia" ucap Rumi
Lia hanya mengangguk mengiyakan.
Mereka langsung masuk ke dalam rumah lagi dan mereka langsung menuju ruang keluarga dimana Rianti berada.
"Bagaimana? Apa dia sudah memberi kalian gaji nya. Saya sudah katakan kan kalian harus meminta kepada dia karena kalian masih pekerja nya. pasti dia lupa tidak menggaji kalian, jadi kalian sekarang tidak perlu terus - terusan menanyakan gaji kepada saya" oceh Rianti yang tidak tau jika mereka masih belum mendapatkan gaji
"Kami masih belum mendapatkan gaji" ucap Lia
"Apa? kalian masih belum gajian? Dasar wanita gak guna, bikin malu aja" emosi rianti
"Maaf nyonya. euhhh.. Kata nyonya Aura kita harus meminta kepada anda atau tuan Aldan yang membawa kami ke sini" ucap Rumi
"APA!!! apa dia sudah gila. Akhhhh kita pergi ke rumahnya sekarang, makin sini dia makin belagu" emosi Rianti
Rianti langsung berdiri dia langsung masuk ke dalam kamarnya mengambil dompet dan kunci mobil.
"Ayo kita pergi ke sana sekarang" emosi Rianti
Rumi dan Lia pun hanya mengangguk mengikuti dan mengikuti rianti.
Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan pergi ke rumah Aura .
20 Menit Berkendara
Mereka pun sampai di rumah Aura .
Tin!!! Tinnnnnn!!
Klakson mobil Rianti berdengung keras, namun tidak terlihat gerbang akan di buka.
"Kamu keluar bilang sama penjaga buka gerbangnya" perintah Rianti kepada Rumi
"Baik nyonya" balas Rumi
Rumi langsung keluar dari dalam mobil dan berjalan ke samping kiri untuk berbicara kepada security.
"Bang bang" teriak Rumi
Setelah Rumi berteriak ada laki - laki asing yang keluar dari dalam ruang keamanan.
"Ada apa ya mbak? Apa anda perlu bantuan?" tanya Security baru
"Buka gerbangnya nyonya mau masuk" perintah Rumi dengan nada sombong
"Nyonya? Nyonya siapa? Nyonya Aura masih pergi ke Bali, beliau beberapa hari lagi baru pulang" tanya Security baru dengan raut wajah bingung
"Ini nyonya Rianti mertuanya nyonya Aura . cepat buka" bentak Rumi
"Oh. Maaf saya tidak bisa membuka gerbang ini jika tidak ada perintah dari atasan saya" tegas Security baru
"Heh kamu kan Security baru jadi kamu gak tau. Ini itu mertuanya nyonya Aura cepat, kalo tidak saya laporkan kepada tuan Aldan" ancam Rumi
"Silahkan. saya hanya menjalankan tugas" balas Security langsung meninggalkan Rumi yang masih ada di luar gerbang.
Security baru itu langsung menghubungi Viki dengan HT yang ada di dalam rumah keamanan.
"Cek cek komandan" ucap Security baru di HT
"Iya ada apa?" balas Viki
"Ada keluarga tuan Aldan yang datang, namun saya tidak mengijinkan mereka masuk" jawab Security baru
"Oke. Saya ke sana sekarang" balas Viki
"Baik komandan" balas Security baru
"Akhh baru juga santai" lesu Viki yang baru ingin makan
Viki langsung pergi menuju gerbang depan.
Tinnn!! Tinnnnn!!!
Suara klakson mobil tidak berhenti dan terus membuat kegaduhan.
"Siapa sih yang ribut - ribut" ucap Aldan yang baru beres mandi.
Ini sudah sore hari jadi Aldan sudah pulang ke rumah.
"Ada apa sih?" tanya Vega yang keluar kamar juga karena suara klakson yang terus berbunyi.
"Gak tau" balas Aldan
Aldan langsung berjalan mendekati gerbang di susul dengan Vega yang mengikuti Aldan.
"Ada apa ini?" tanya Aldan kepada Security baru
Sebelum Security baru itu menjawab, Rumi dari luar gerbang berbicara.
"Tuan Aldan ini kami, kamu juga sama nyonya Rianti" ujar Rumi
"Mamah ikut ke sini. Kalo mamah ikut ke sini kenapa kalian gak masuk aja? malah berisik di depan rumah" tanya Aldan
"Kami di larang masuk oleh Security baru ini tuan" jawab Rumi
"Gak boleh masuk?" bingung Aldan
Aldan langsung melihat ke arah Security dan menatapnya dengan tajam.
dah tahu sibangsat tu ada dlm bilik bawa sekali yg dikehendaki oleh keluarga sibangsat sedih