NovelToon NovelToon
CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

Status: tamat
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pembantu / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:408.8k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34

Siang ini Sean disibukkan dengan beberapa pertemuan dengan Mr Roxy. Mengunjungi tempat yang menjadi proyek bersama. Pukul tiga sore, Sean hendak kembali ke kantor selepas meninjau proyek. Dalam kendaraan kuningnya, laki-laki dengan tinggi 189 cm itu melonggarkan dasi yang melingkar rapi di lehernya.

"Capek banget. Aku butuh charge." Sean bergumam.

Dengan satu tangan yang masih memegang kendali pada kendaraan kuningnya, serta mata yang melihat lurus ke depan. Sean melepas dasi serta jas, dan melempar ke jog di sampingnya.

Mengacak rambutnya yang rapi hingga terlihat lebih berantakan sekarang. Namun malah membuatnya terlihat lebih muda dan tampan. Mengulurkan tangan, mengambil gawainya yang teronggok begitu saja di dashboard.

Sean menekan asal kontak pada benda pipih berwarna gelap itu. Dan suara nada tunggu terdengar. Cukup lama ia menunggu, sampai nada tunggu berakhir tanpa jawaban. Lelaki berkemeja navi itu berdecak karena yang dihubungi mengabaikan. Melihat pada kontak yang asal ia hubungi tadi.

"Malika!?"

Mendelik tak percaya.

"Buat apa aku menghubunginya?" Bergumam sendiri. Namun, jarinya tanpa permisi malah menekan lagi tombol hubungi.

"Astaga! Dasar jari penghianat! Bisa-bisa dia ge-er nanti!"

Meski begitu, ia tetap dengan sabar menunggu panggilan tersambung.

"Sialan!"

Sean mengumpat karena tak kunjung mendengar suara pemilik kulit eksotis itu, hingga akhir panggilan yang tak terjawab.

"Beraninya dia mengabaikan ku!"

Mengusap rambutnya ke belakang. Mengurai rasa dongkol di dada. Kenapa dia harus merasa dongkol. Bukankah Sean masih punya banyak stok cadangan?

Berhenti setelah menepikan mobilnya. Ia memang tak berniat kembali ke kantor selepas peninjauannya kali ini. Menscrol kontak di gawainya, tapi, lagi-lagi berakhir pada kontak bernama Malika.

Merasa kesal terus menerus hanya tentang Malika-nya, melempar gawai ke dashboard. Menyenderkan punggung dan memejamkan mata. Dan bayangan gadis berkulit eksotis itu tergambar jelas dipelupuk mata. Bibir yang melekuk ke atas, menyalur pada lelaki yang masih memejamkan mata. Hingga sudut bibirnya ikut melekuk.

"Sialan!"

Mengumpat lagi, membuka mata. Bayangan wajah gadis manis itu berubah tanpa penutup kepalanya. Rambut yang tergerai jatuh dan poni yang menutupi sebagian wajahnya. Tanpa senyuman, namun sukses membuat jantung Sean berdetak kencang.

Tangan menyentuh dada kiri, Sean masih terpaku di dalam mobilnya.

"Kenapa dengan jantung ini? Tidak mungkin kan aku jatuh cinta padanya? Dia bukan tipeku. Jelas bukan tipeku.Tidak ada yang menarik darinya, tidak ada! Kenapa jantung ini malah tak normal hanya dengan bayangannya saja?"

Meraih gawainya, kali ini Sean tidak menghubungi Nanda lagi. Melainkan melacak sebuah lokasi tertentu.

.

.

"Hei babu!"

"Hei! Babu!"

Maura geram, seseorang yang ia panggil melengos begitu saja, padahal ia sudah sengaja bersuara cukup lantang. Harusnya, yang dipanggil dengar, kalau dia merasa. Kaki jenjangnya melangkah cepat menarik tangan Nanda yang seperti tak menggubrisnya, justru menjauh seolah tak melihat.

"Babu! Budeg ya kamu?!" Geram Maura, menarik kasar tangan Nanda hingga berbalik dan berhadapan.

Nanda tersentak kaget. Mata gadis manis itu membulat melebar melihat wanita yang pernah menyuruhnya ini itu kini menatapnya nyalang.

Maura tersenyum miring, memandang meremehkan pada gadis dihadapan.

"Maura! Jangan terlalu kasar!" Febi yang berdiri dibelakang Maura memperingatkan, "ini di depan umum," sambungnya berbisik menekan.

Maura kembali tersenyum remeh, Nanda menarik tangannya hingga terlepas.

"Kamu kenal mbak ini, Nda?" Eni bertanya dengan alis berkerut. Tentu saja, ia merasa heran. Tiba-tiba wanita yang terlihat cantik dan kaya ini, datang menarik tangan Nanda. Orang-orang seperti dirinya dan Nanda yang tak mungkin berada dalam satu lingkaran dengannya.

"Aku nggak kenal, cuma tau aja."

Maura tertawa remeh sekali lagi. "Iyalah, dia kan babunya pacarku. Tentu saja kami tidak saling kenal, cukup tau saja." Maura menimpali, sebenarnya ia juga enggan. Tetapi, ia ingin memgganggu Nanda karena kesal pada Sean yang memblokir nomornya. Walau ia sangat yakin jika Sean tak akan perduli, tapi Maura butuh pelampiasan.

"Ayo En, kita pergi," ajak Nanda memutar tubuh menarik tangan Eni yang manut-manut saja. Karena ia pun tak tau duduk permasalahan diantara keduanya. Jadi ia memilih diam dan melihat situasi.

"Eehh, babu mau kemana?" Cegah Maura menahan lengan Nanda.

"Ada perlu apa ya, mbak?" Nanda menarik tangannya dari cengkeraman Maura.

"Mbak? No-na! Panggil aku no-na," tekan Maura pada kata nona. Ia merasa Nanda harus tau perbedaan antara dirinya dan gadis yang ia anggap babu itu.

"Dengar ya babu! Kamu tu harus tau batasan, seorang babu jangan seenak-enak udel nyebut mbak pada wanita berkelas seperti kami. Huumm? Ngerti kamu?" Maura kembali menekan Nanda.

"Maaf, mbak siapa?" Ucap Nanda yang membuat Maura jengkel sebenarnya. Tetapi, untuk menutupi itu, Maura malah tertawa keras. Hingga mereka semakin menjadi tontonan orang-orang yang melintas.

Febi saja merasa risih dengan sikap Maura yang memang menurutnya kelewatan dan tak punya adab. Walau ia juga bukan wanita baik-baik, tetapi, sikap Maura ini di luar nalarnya.

"Udahlah, ayo pergi ah." Febi menarik lengan Maura. Namun, wanita yang memakai bluse kuning itu tak menggubris, membuat Febi kesal. Mau tetap di sana malu, mau pergi, tak enak. Akhirnya, ia hanya membuang muka sebal.

"Babu! Nih, bawa!" ucap Maura menyodorkan tas bawaannya pada Nanda. Gadis itu melirik sekilas tanpa menerima.

"Apaan sih mbak ini? Dari tadi aku perhatiin makin nggak ada akhlak aja." Eni angkat bicara karena sudah tak kuat melihat temannya seperti direndahkan seperti ini.

"Sudahlah, En. ayo pergi," ucap Nanda melengos karena tak ingin ribut. Membiarkan tangan Maura mengambang. Merasa geram, Maura kini menarik jilbab bagian belakang Nanda hingga kepala gadis itu ikut tertarik.

"Apa-apaan sih, mbak?" Protesnya berbalik menatap Maura menyalang.

"Kamu berani sama aku, hah?" Mendelik tajam."Babu aja belagu! Aku aduin kamu sama Sean, biar dipecat!"

"Mbak, babu itu bukan pekerjaan hina. Itu pekerjaan halal yang menggunakan tenaga. Aku mungkin memang babu untuk pacarmu, tapi aku akan berpikir ulang untuk menjadi babu wanita yang minin adap sepertimu." Ucapan Nanda terasa menohok, hingga Maura semakin tersulut.

"Tau nih, cantik-cantik rese!" timpal Eni kesal sendiri.

"Akan kuadukan pada Sean!" Ancam Maura mengambil gawainya. Ia lupa jika Sean sudah memblokir nomornya. Terdiam sesaat, baru sadar jika tak bisa menghubungi Sean. Tapi, ia tak mungkin menunjukannya pada Nanda. Malulah.

"Tapi, kalau kamu minta maaf dan mencium kaki. Aku nggak akan mengadu," ujarnya menatap Nanda lagi.

"Silahkan mengadu," ucap Nanda enteng

Diluar dugaan, Nanda malah menantangnya. Dan itu sukses membuat Maura geram.

"Kau bakal dipecat. Tidak hanya sebagai babu, di perusahaan milik Sean pun kamu juga bakal ditendang." Maura kembali mengompori.

"Silahkan saja."

Sementara mulut Eni melongo lebar. "Tunggu, Sean di sini apakah sama dengan pak Sean CEO kami?" pikirnya.

Febi menyenggol lengan Maura, berbisik pelan,"Apa kamu lupa udah diblokir Sean?" Dengan suara yang sangat pelan.

Maura tau itu, jelas saja karena ia hanya ingin mengancam dan menggertak Nanda si babu saja.

"Hp ku mati. Pinjam punyamu!" Ujarnya beralibi seraya menyimpan gawai di tas.

Febi menggeleng heran, namun ia mengeluarkan gawainya juga dan menyerahkan pada Maura. Wanita itu langsung menghubungi Sean. Dan tak lama, suara Sean menyapa.

"Ada apa Feb?"

"Sean, ini aku," ucap Maura dengan suara manja.

"Aku siapa?" Suara Sean dari seberang sana malah membuat Nanda menutup mulut menahan tawa. Maura mendelik padanya saat itu juga.

"Iihh, masa kamu nggak bisa ngenali suara kekasihmu sih?"

"Kekasih? Kekasih apa? Aku tak punya kekasih! Jangan ngaku-ngaku. Mana Febi?"

Maura menghentak kaki marah, skaligus malu. Apalagi, ia sengaja mengeraskan suara telponnya.

"Kasihan, rupanya nggak diakui," celetuk Nanda. Maura melotot lagi dengan wajah bete.

"Sean, ini aku! Maura!" Dengan suara lebih kencang dari yang tadi.

"Aah, kamu rupanya. Aku sudah memblokirmu, kenapa malah menghubungi dari nomor Febi."

Wajah Maura kini semakin merah.

"Aahh, sudah diblokir..." Celetuk Nanda lagi terdengar mengejek.

"Aku jadi penasaran apa aduannya masih didengar, ya Nda?" Kali ini Eni jadi ikut menimpali.

1
Sri Wahyuni
Alhamdulillah....padahal g rela berpisah dengan novel ini...kasih bonchap donk kak💓💓
DEWI MULYANI
Luar biasa
muthia
maaf mau tanya kok ning untuk Yuda hilang ya, padahal ceritanya seru
muthia: g punya aplikasinya lg pl g ngerti di KBM maklum emak gaptek 🙏
Cinta_manis: bisa ke KBM ka 😊 atau kk
total 4 replies
Atmita Gajiwi
/Determined//Kiss//Rose//Rose/
mheldaaa
ya padahl masih seru, kok sudah tamat aja 😢😢
Sri Rahayu
terima kasih sdh menghadirkan cerita yg bagus, lucu dan greget Thorr....tdk ada bonchap nya kah? soalnya masih pengen tau kisah Sean dan Nanda dgn ketiga baby nya 😘😘😘😘😘
Sri Rahayu
semoga darah Nanda tdk sama dgn darah Rendra...sebab bahaya kl hanya darah Rendra yg cocok dgn darah Nanda, semoga gol darah Nanda sama dgn Mega 😇😇😇
Sri Rahayu
makanya pak Rendra jgn mengumbar syahwat nya dgn ber ganti2 pasangan, palagi dgn sembarang pr....skrg apa yg kamu dpt, nikmati saja hasilnya....kasihan Nanda kl stress mana dia lg hamil 🙃🙃🙃
Sri Rahayu
aduh Sean segitu cemburunya kamu sama om Rendra....kamu mengira semua casanova seperti diri mu tukang goda cewek 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
😆😆😆😆😆....di bela2in mandi dikantor tp malah si Malika tdk suka....yg dicari Mslika justru bau keringat Sean....aneh2 aja ngidam nya Malika 🤩🤩🤩🤩🤩
Sri Rahayu
ya harus tahan Sean....emang kamu mau kl Nanda pendarahan lg 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
berarti bener Nanda hamidun karena tingkahnya yg aneh hobi membaui badan suaminya 🤩🤩🤩
Asyatun 1
keren thoor
Sri Rahayu
jangan2 Nanda hamidun kok tanda2nya seperti org lg hamil....itu ibu2 yg mengawasi Nanda mungkinkah mama kandung Nanda 😇😇😇....
Sri Rahayu
yaudah lah nurut ma suami mu kenapa sih Nanda ....Sean uda sayang ma kamu, skrg ga macam2 lg kamu ngikuti aja apa yg Sean mau 😍😍😍
Nurul Khomariyah
ya padal baru aja bahagia Thor up lg dung,tetep semangat thor
Yessi Kalila
yaahh..... selesai deh ..padahal masih suka banget sama romantis dan bucinnya pak Sean...
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Yessi Kalila
Alhamdulillah...
Uthie
Yaaa... padahal masih pengen tetep baca keseruan para laki2 kocak itu setelah kehadiran anak2 Sean sekaligus cucu-cucu para Opa-opa keren 👍🤩🤩🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!