NovelToon NovelToon
Aku Dijodohkan Dan Diselingkuhi

Aku Dijodohkan Dan Diselingkuhi

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yasmin Al

Gendis seorang gadis berusia 20 tahun harus rela saat kedua orang tuanya memutuskan menjodohkannya dengan seorang pemuda mapan berusia 30 tahun bernama Danar. mereka sama sekali belum saling mengenal dan bertemu. tetapi demi baktinya pada kedua orang tuanya Gendis menerima putusan itu.
Sebelum menikah Danar memberitahu Gendis kalau dia menikahi Gendis karena kemauan orang tua Danar,yang ingin Danar menikah dengan gadis baik baik. Danar juga berterus terang pada Gendis kalau dia sudah memiliki kekasih,dan akan tetap melanjutkan hubungannya dengan kekasihnya itu. Gendis pun akan meminta cerai setelah Danar mencapai tujuannya,tapi Gendis tidak tega dengan Danar dan kedua orang tuanya,karena yakin kekasih Danar bukanlah wanita baik baik. akhirnya Gendis bertahan hanya untuk mengubah Danar menjadi lebih baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34 Danar sakit dan manja

Pagi pagi sekali Gendis sudah bangun,karena hari ini dia akan ke rumah mertuanya bersama mas Danar,dan kebetulan juga hari ini adalah hari Minggu mas Danar pun libur ke kantor.

Gendis menuju kedapur untuk membuatkan kopi mas Danar.

Bik Rahmi juga sudah sibuk membuat sarapan.

"Bibik,nanti tidak usah masak untuk makan siang,saya dan mas Danar ingin pergi ke rumah ayah dan ibu,kemungkinan akan makan siang disana" jelas Gendis pada bik Rahmi.

"Baik mbak" jawab bik Rahmi.

Gendis sudah selesai membuat kopi dan membawanya ke meja makan.

Setelah itu Gendis kembali lagi kelantai atas dan kekamarnya. Gendis ingin mandi.

Gendis sudah siap,sudah berpakaian rapi dan berdandan.

Dia keluar kamar dan menuju kembali keruang makan.

Danar masih belum terlihat. Apakah dia masih tidur.

"Bik mas Danar belum keluar dari kamar?" tanya Gendis pada bik Rahmi.

"Belum mbak,kemungkinan belum bangun" jawab bik Rahmi.

"Ohh,ya saya bangunkan saja. Soalnya nanti keburu siang mau kerumah ibu" jelas Gendis dan berlalu dari hadapan bik Rahmi.

Gendis kembali naik kelantai atas kali ini menuju kekamar Danar.

perlahan dia mengetuk pintu kamar Danar.

"Mass,,," panggil Gendis sambil mengetuk pintu.

"Mass bangun,sudah siang katanya mau kerumah orang tua mas" Gendis mengingatkan Danar.

Tapi tidak ada sahutan dari dalam. Gendis kembali mengetuk pintu kamar Danar agak keras.

"Mass,," panggil Gendis lagi dan tetap tidak ada jawaban.

Gendis mencoba menarik handle pintu kebawah dan ternyata tidak dikunci.

Gendis membuka sedikit lebar dan masuk kedalam kamar Danar. Terlihat Danar masih meringkuk didalam selimut.

Gendis mendekati Danar

"Mass," panggil Gendis lagi. Tapi Danar masih belum bergeming.

Gendis mengerutkan keningnya karena merasa aneh melihat Danar seperti itu.

Gendis memberanikan diri menyentuh tubuh Danar setelah membuka selimutnya perlahan.

Dan Danar menggeliat,membalikkan tubuhnya kearah Gendis.

Gendis melihat wajah Danar yang memerah dan bibirnya juga,dan tubuh Danar pun bergetar.

"Mass,kenapa?" tanya Gendis sedikit panik.

Danar hanya terdiam dan kembali berusaha merapatkan selimutnya.

"Kamu sakit?" tanya Gendis lagi kali ini sambil menyentuh kening Danar. Dan benar saja,kening Danar terasa panas.

"Mass kamu demam" kata Gendis memberitahu Danar.

Gendis merapatkan kembali selimut Danar.

"Aku kompres yaa,,sebentar aku ambil air dan waslap dulu" kata Gendis sambil sedikit berlari keluar dari kamar Danar. Gendis menuju kedapur dan bertanya pada bik Rahmi dimana menaruh waslap dan juga meminta mangkuk diisi air dingin.

"Ada apa mbak?" tanya bik Rahmi heran.

"Mas Danar demam bik,saya mau Kompress mas Danar" jelas Gendis.

"Bibik bisa saya minta tolong buatkan mas Danar bubur?" tanya Gendis meminta tolong.

"Saya buatkan mbak" jawab bik Rahmi dan cekatan langsung membuatkan apa yang diminta oleh Gendis.

Gendis kembali menuju kekamar Danar sambil membawa mangkuk berisi air dingin juga selembar waslap.

Dia hampiri Danar yang masih meringkuk didalam selimut tebalnya.

"Mas,,"Panggil Gendis pelan sambil menaruh mangkuk diatas nakas.

Gendis memegang lengan Danar perlahan ingin membantu Danar untuk berbaring telentang.

"Aku kompres dulu yuk" kata Gendis lembut.

Danar menggeliat,membalik tubuh hingga menghadap pada Gendis. Wajah Danar tampak merah,bibirnya bergetar.

"Dingin ya mas?" tanya Gendis lagi sambil membasahi waslap kemudian memerasnya sedikit.

"Tidurnya benerin dulu mas,biar enak dipasang kompresannya" kata Gendis lagi sambil membantu Danar membenarkan tidurnya.

Danar menuruti kata Gendis kemudian menarik selimut itu hingga naik diatas dadanya. Terlihat Danar memang sangat kedinginan. Tubuhnya terus bergetar.

Perlahan Gendis menaruh waslap dikening Danar,dan sedikit menekan nekannya.

"Mass,semalam tidur jam berapa? Dan bisa sampai demam itu kenapa? Mas gak ada makan ya semalam,dan mas juga tidurnya larut pasti? Tanya Gendis tapi menebak nebak sendiri jawabannya.

Danar mengangguk pelan tanda tebakan Gendis benar.

"Nanti sarapan ya,bik Rahmi lagi buatin bubur. Terus minum obat"kata Gendis penuh perhatian.

Lagi lagi Danar mengangguk sangat menuruti perkataan Gendis.

Gendis menatap Danar yang sedang terpejam tapi bukan tidur,Danar menahan rasa sakitnya. Demam Danar sangat tinggi,terkadang Danar terlihat terkejut dan kembali tertidur.

Gendis dengan cekatan dan telaten setiap beberapa menit mengulang membasahi waslap yang sudah mengering dikening Danar. cepat sekali waslap itu kering tanda memang Danar demam tinggi.

Bik Rahmi masuk kedalam kamar membawakan nampan berisi mangkuk bubur buat Danar,dan juga semangkuk lagi yang rupanya sup ayam.

"Bibik juga buatkan sup ayam mbak,biar den Danar segar makan buburnya" jelas bik Rahmi sambil menaruh nampan itu diatas nakas.

"Oh iya,trimakasih ya bik" ucap Gendis sambil tersenyum pada bik Rahmi.

Kemudian bik Rahmi keluar dari kamar Danar.

"Mas,,,bangun sarapan buburnya dulu" kata Gendis pelan membangunkan Danar.

Lagi lagi Danar hanya menggeliat dan perlahan membuka matanya.

"Perut aku mual" kata Danar dengan suara sedikit parau.

"Iya,,tapi kalau gak dipaksa makan nanti semakin jadi" jelas Gendis penuh perhatian.

"Mau sedikit duduk atau sambil tiduran makannya,atau bisa makan sendiri?" tanya Gendis kemudian.

"Hemm,,kenapa disuruh makan sendiri?" tanya Danar protes.

Gendis tersenyum mendengar protesan Danar yang seperti anak kecil itu.

"Kan aku tanya tadi mas,bukan nyuruh mas makan sendiri"

"Aku masih susah makan sendiri,kan tenagaku gak ada"

"Ya sudah,,aku suapin tapi mau sambil duduk atau baring aja?"

"Duduk,kalau sambil baring ntar susah nelannya" jawab Danar.

"Ya sudah aku bantu ya buat duduk" kata Gendis sambil mendekat pada Danar.

Gendis melingkarkan tangan kirinya kebelakang punggung Danar dan tangan kanannya mengangkat tubuh Danar dari depan.

"Lumayan" celetuk Gendis setelah berhasil membantu Danar duduk meski hanya setengah duduk.

"Lumayan apa?" tanya Danar curiga.

"Berat,," jawab Gendis sambil mengulum senyum dan membuat Danar juga ikut tersenyum.

Kemudian Gendis duduk ditepi kasur sambil memegang mangkuk dan mulai menyuapkan bubur pada Danar.

"Makan yang banyak ya" pinta Gendis sambil menyuapkan sesendok bubur kemulut Danar.

Wajah Danar tampak berubah saat memakan bubur itu.

"Pahit" kata Danar protes.

"Yang pahit bukan buburnya mas,tapi mulut mas. Kan lagi sakit jadi makan apa aja terasa pahit" jelas Gendis dengan sabar layaknya Gendis sedang mengurus anaknya saja.

Baru beberapa suap Danar sudah menolak untuk makan lagi.

"Sudah yaaa" pinta Danar terlihat manja.

"Baru sedikit,makan lagi dong"

"Aku mual"

"Ya sudah,,tapi nanti gak usah nunggu makan siang mas harus makan lagi,biar sedikit tapi kalau sering gak papa malah bagus" gendis mengingatkan Danar.

"Iya,," jawab Danar singkat.

Gendis lanjut menyiapkan obat buat Danar. Obat obatan yang disimpan didalam lemari khusus.

Gendis memberikan obat penurun panas,karena Danar tidak mengeluh sakit yang lain.

"Ini obatnya mas,habis minum obat istirahat lagi" perintah Gendis.

Danar mengambil obat dari tangan Gendis kemudian meneguknya bersama air putih.

Gendis mengambil lagi gelas air putih yang dipegang oleh Danar dan menaruh diatas nakas.Gendis merapikan mangkuk bekas makan Danar tadi dan akan membawa ke dapur.

"Mau kemana?" tanya Danar dan Suaranya masih terdengar parau.

"Mau kedapur mas,beresin ini" jawab Gendis sambil menunjukkan mangkuk mangkuk yang dia bawa dinampan.

"Jangan lama lama" pinta Danar dan membuat Gendis sedikit tertegun.

"Nanti temani aku" pinta Danar lagi.

"Oh iya mas nanti aku kemari lagi" jawab Gendis akhirnya paham.

Gendis keluar kamar Danar kemudian menuruni tangga menuju kearah dapur dan menaruh mangkuk kotor itu diwastafel.

"Mbak sarapan dulu,jangan sampai enggak,takutnya nanti den Danar rewel" bik Rahmi memberitahu Gendis untuk sarapan.

"Hahhhhhh,," Gendis terkejut saat mendengar bik Rahmi bilang Danar rewel.

"Apaan bik kok rewel?"

"Iya mbak,den Danar kalau sakit itu manja,waktu masih sama ibu,kalau sakit gak mau ditinggal,biar sudah sebesar itu. Sampai ibu susah mau makan,persis anak kecil mbak,anak kecil aja masih kalah dengan den Danar" jelas bik Rahmi sedikit menahan senyum membuat Gendis semakin paham lagi.

Pantas saja tadi Danar minta dia untuk kembali lagi menemani dia.

Gendis sedikit tertawa karena merasa aneh dengan sikap Danar yang ternyata masih kekanakan itu kalau sedang sakit.

"Makanya mbak Gendis segera sarapan,bibik sudah buatkan dan sudah siap dimeja makan" jelas bik Rahmi lagi.

"Oh iya bik,trimakasih banyak ya bik" ucap Gendis sambil melangkah ke meja makan,dan mulai sarapan.

Beberapa menit Gendis selesai kemudian membereskan meja dan piring kotornya.

"Sudah saya saja yang bereskan mbak,mbak naik aja ke atas" bik Rahmi datang menghampirinya dan membereskan semua yang ada dimeja.

"Emm ya sudah bik,saya naik lagi ke atas,mau lihat juga keadaan mas Danar semoga saja sudah membaik" kata Gendis sambil berjalan kearah tangga untuk naik kelantai atas dan langsung menuju kekamar Danar.

"Kok lama sekali?" tanya Danar saat Gendis menutup pintu kamar.

"Tadi sarapan dulu mas" jawab Gendis menghampiri dan memeriksa waslap,ternyata sudah kering. Kembali Gendis mengulang membasahi dan menaruh lagi dikening Danar.

"Gimana perasaannya sekarang mas,sudah enakan?" tanya Gendis.

"Masih agak mual"

"Mau makan buah? Biar ngilangin rasa mual?"

"Enggak," jawab Danar menggeleng.

"Disini saja,jangan kemana mana dulu" pinta Danar. Dan itu membuat Gendis merasa lucu,benar kata bik Rahmi mas Danar kalau sakit semanja ini,tapi gak liat liat manjanya sama siapa.

"Iya,," jawab Gendis lembut.

"Ya sudah mas istirahat,tidur lagi"

"Kalau aku tidur nanti kamu pergi" Danar curiga.

Gendis pun semakin gak bisa menahan tawanya.

"Hahahahahaha,,,"

"Mas,,aku suruh mas istirahat biar cepet enakan,kok malah curiga"

"Iya,,aku gak mau ditinggal kalau sakit begini" jawab Danar sedikit menjelaskan.

"Kenapa?"

"Takut"

"Hahahahaha,,," lagi lagi Gendis tertawa lepas,dia gak sadar apakah itu akan membuat Danar tersinggung atau kesal.

"Mas ini ada ada aja,takut kenapa?"

"Ya takut aja,gimana sih kalau sakit rasanya itu kan campur aduk" jelas Danar lagi.

"Tapi mas ini kaya anak kecil"

"Biarin aja lah"

"Ya kalau aku nanti kebelet mau ke toilet gimana? Gantian gitu yang jaga,bik Rahmi disuruh kesini jagain mas dulu" goda Gendis dan entah kenapa dia bisa begitu lepas saja menggoda Danar seperti tidak ada rasa sungkan atau tidak enak,apalagi Danar pun biasa saja,tidak tersinggung dan juga marah.

"Apaan" jawab Danar malu.

"Ya habis aneh aneh aja mas ini,persis anak kecil" ledek Gendis lagi,membuat wajah Danar semakin memerah karena ditambah dengan rasa malu.

"Kalau mau ke toilet ya gak usah keluar,tuh kan ada juga" tunjuk Danar kearah toilet yang ada didalam kamarnya.

*"Enggak ah,,,malu" jawab Gendis.

"Malu kenapa?" tanya Danar heran.

"Nanti kedengar sama mas"

"Hemmmm,,," Danar hanya mendehem dan menahan senyumnya.

"Emangnya kedengaran,jaraknya kan jauh juga tu" jelas Danar kemudian.

"Ya udah parno duluan mas,udah ilfil duluan" jelas Gendis.

"Aneh,,," ucap Danar.

"Aneh mas lah,,,kaya anak kecil udah besar juga"

"Biarin,emang sudah begini dari sononya kok" Danar terus berusaha membela diri.

"Ya sudah sekarang dibawa tidur kan sudah minum obat"

"Tapi janji jangan pergi dari kamar ini"

"Iya iya" jawab Gendis.

"Janjiiiiii,,," kata Danar lagi dengan suara manja.

"Iya maaass,kenapa gak percaya?"

"Aku takut "

"Takut aku tinggalin?" tanya Gendis.

"Takut semuanya"

"Hemm,,,ya sudah aku janji gak pergi,mas tidur ya" kata Gendis akhirnya dan kembali mengulang membasahi waslap yang sudah kering lagi dan menempelkan lagi dikening Danar.

"Waslapnya cepat kering,demam mas tinggi banget,tapi tadi kan sudah minum obat insya Allah mas sebentar lagi sembuh" jelas Gendis menenangkan Danar.

Danar mengangguk kemudian merebahkan tubuhnya. Gendis menarik selimut dan menutupi tubuh Danar hingga didada.

"Gimana,nyaman gak begini?" tanya Gendis lembut.

"Iya,," jawab Danar pelan.

Gendis tersenyum,dan dibalas oleh Danar. Tidak lama Danar memejamkan matanya, dan Gendis setia menemani sambil mengulang kompresan dikening Danar.

"Cepat sembuh mas" ucap Gendis pelan.

1
Sussy Andriany
buat Danar menyesal thor
Sussy Andriany
gendis bodoh x mau di peralatan gtu,,balas dendam lah sama si Danar tuh,biar tau rasa dia
Agnes Lia
Luar biasa
Boma
othor kemana aja,aku sllu setia menunggu ceritamu,sehat sllu ya thor🙏🙏
Ambar Trijasmine: masyaa Allah trimakasih reader tersayang,kita lanjut lagi yaaa,gak ngilang lg kok 😁😊🤗
total 1 replies
Holipah
jodohin aja si lala sama si cak mereka cocok sama2 punya ambisi
Boma
pasti tadinya bakal datang si loletot
Ambar Trijasmine: 😀😀 dia dibalik layar moms
total 1 replies
Holipah
lanjut Thor
Ambar Trijasmine: siap 🤗
total 1 replies
Boma
mantap bener kalian👍👍
Ambar Trijasmine: 🥰🥰🥰 bikin happy ya Moms 🤗
total 1 replies
Boma
oh manisnyaaa🤗🤗
Ambar Trijasmine: ☺️ jadi baper ya Moms 🥰
total 1 replies
Boma
gak bakal bosan klo gendan hubunganya sllu manis
Ambar Trijasmine: trimakasih Moms 🥰🤗
total 1 replies
Boma
moga sllu saling percaya,danar gak berubah lgi
Ambar Trijasmine: iya semoga saja Moms🥰🤗
total 1 replies
Holipah
gendis ceroboh tau ada Cakra masih aja nyamperin k meja itu & ngobrol lgi 😂😏😏
Ambar Trijasmine: 🥺🥺🥺 iya Moms
total 1 replies
Boma
moga rencananya gagal,danar janganpercaya kamu kan tau gendis mau ketemu sama lalita,moga aja danar curiga sama kerja samanya lalita n cakra
Ambar Trijasmine: iya Moms semoga Danar peka yaa 🥺🥰❤️
total 1 replies
Boma
oon bgt gendis
Ambar Trijasmine: 🥺 ayoo Gendis banyak yang kesel tuhh karena kamu terlalu lemah🤗
total 1 replies
Yumnna Naladhipa
pura2 sok kuat pura2 ga mau di temenin menjijikn kmu wnita pling bodoh
Ambar Trijasmine: 😂 jitak aja moms
Yumnna Naladhipa: gemas aku thor pingin jitak kpla nya gendis
total 3 replies
Ais Twin
Dokter Indri dan Lalita perlu di musnahkan Thor..
Ambar Trijasmine: dokter Indri sudah aman kayanya 😀 Lalita aja nih masih bertahan jadi orang jahat 🥺
total 1 replies
Ais Twin
Dokter kok sikapnya seperti itu 😏
Ambar Trijasmine: 🥺 iyaa,demi persahabatan sampai rela merusak citranya sebagai dokter,,trimakasih sudah mampir komen dan like 🤗❤️
total 1 replies
Holipah
curiga nih sama Danar kan kamu pinter banget berperan Danar 😂
Ambar Trijasmine: 🥺 semoga saja danar bener2 berubah ya 🤗
total 1 replies
Boma
benaran ya danar awas klo boong,aku bawain sianida😄
Ambar Trijasmine: 😂😂😂😂 ya ampun momss jangannn 🤗❤️
total 1 replies
Boma
bagus danar langsung tegas sama lalita,moga danar benar2 sudah berubah
Ambar Trijasmine: iya nihh Danar sepertinya mulai sadar 🤗🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!