Masa lalu kelam Ariel Anastasia sebagai Sugar Baby sudah ia tinggalkan sejak lama. Ariel menikah dengan Wawan, lelaki yang dianggapnya baik namun berubah menjadi suami kasar yang gemar mabuk-mabukan.
Di tengah kebutuhan ekonomi yang semakin menghimpit, Wawan tak membantu malah makin gemar mabuk-mabukkan. Ariel yang membutuhkan uang untuk biaya hidup dan berobat anaknya memutuskan kembali ke dunia kelam masa lalunya.
Ariel bertemu Om Bobby, lelaki impoten yang hanya bisa terpuaskan jika dengan Ariel seorang. Bagaimana jika Ariel merasa nyaman bersama Om Bobby? Apakah Ariel akan berhasil menyembuhkan Om Bobby?
***
Bantu support Author dengan baca sejak awal sampai habis ya, jangan nunggu tamat ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Siapa Itu?
Malam ini Om Bobby tidur dengan lelap. Sehabis mandi bareng, Ariel membantunya mengeringkan rambut. Om Bobby juga gantian membantu Ariel mengeringkan rambut lalu mereka tidur bertiga dengan Galang di kamar Ariel.
Bisa tidur sambil memeluk Ariel dan tak lagi mimpi buruk merupakan suatu kenikmatan bagi Om Bobby apalagi saat terbangun esok hari sudah ada harum masakan yang membuat perutnya langsung keroncongan. Satu lagi yang membuat pagi Om Bobby semakin ceria adalah suara malaikat kecil yang membangunkannya dengan kata-kata comel.
"Om, banun! Jayan-jayan!" Galang menggoyangkan tubuh Om Bobby membuat Om Bobby bangun tidur dengan senyum terukir di wajahnya.
"Pagi, Galang! Hebat ya, Galang, pagi-pagi sudah bangun. Mau jalan-jalan kemana sih?" tanya Om Bobby seraya mencubit pelan pipi Galang yang menggemaskan.
Galang menunjuk ke luar rumah. "Oh ... mau ke luar, sini, cium dulu pipi Om!" Om Bobby menunjuk pipinya yang langsung mendapat bayaran cium dari Galang. "Pintar! Ayo, kita ke depan!"
Dengan menggendong Galang, Om Bobby membawanya keluar kamar. "Pagi, Om!" sapa Ariel sambil menyuguhkan secangkir teh kayu manis di meja makan untuk Om kesayangannya.
"Pagi!" Jika biasanya Om Bobby langsung pergi keluar, kini tidak. Om Bobby menghampiri Ariel dan mengecup pipinya sebagai ucapan selamat pagi. "Aku sama Galang ke depan dulu ya. Biasa, bos besar mau jalan-jalan."
"Bagaimana kalau kita sarapan di depan? Aku bawakan roti bakar dan teh ke depan saja gimana?" usul Ariel.
"Boleh. Ada suasana berbeda di sarapan kita pagi ini."
"Oke. Tunggu aku siapkan dulu ya!" Ariel mengambil nampan dan memindahkan sarapan mereka ke teras depan.
Lagi-lagi Ariel melihat pemandangan indah di depannya. Om Bobby yang nampak bahagia menggendong Galang sambil sesekali melemparnya ke udara dan ditangkap lagi. Galang tertawa riang dan malah ketagihan. "Lagi ... lagi!"
Tanpa sadar senyum di wajah Ariel mengembang. Galang justru bahagia bersama Om Bobby, bukan bersama Papa kandungnya sendiri. Miris memang, kebahagiaan sederhana yang seharusnya Papa kandungnya berikan tapi malah Galang dapatkan dari orang lain.
"Om, pipis!" kata Galang.
Dengan sigap Ariel mengambil alih. Ia membawa Galang ke toilet dan membiarkan anak itu buang air kecil sendiri.
Om Bobby memilih untuk menikmati sarapan paginya. Sudah ada roti bakar buatan Ariel. Rasanya lebih nikmat karena tidak menggunakan oven toaster melainkan dipanggang dengan wajan dan diolesi butter. Harum butter langsung menusuk penciuman Om Bobby. Selai cokelat dan teh kayu manis menambah nikmat sarapannya pagi ini.
"Bob, kamu tak mau jemput Ariel?" tanya Om Sam yang berdiri di depan pagar. Om Sam sedang lari pagi mengitari komplek dan melihat Om Bobby sedang menikmati sarapan paginya.
"Bukan urusanmu!" jawab Om Bobby dengan ketus.
"Kalau kamu tak mau, biar aku saja yang jemput-" Belum selesai Om Sam berbicara, Ariel keluar dari dalam rumah Om Bobby. "Loh, Ariel sudah kembali? Kok bisa?"
Ariel berbalik badan dan melihat Om Sam yang terkejut dengan keberadaannya. Ariel memilih mengacuhkan Om Sam karena tak mau Om Bobby marah seperti waktu itu.
"Om! Om!" Galang berlari dari dalam rumah sambil membawa mobil-mobilan. "Main mobil." Galang memberikan mobil-mobilan pada Om Bobby. Semua tak lepas dari pengamatan Om Sam.
"Eh ada anak kecil. Anak siapa itu?" tanya Om Sam sambil melongokkan kepalanya ke teras rumah Om Bobby.
"Kenapa nanya-nanya? Itu bukan urusanmu, Sam!" balas Om Bobby lagi dengan pedas.
"Om, main!" Galang menarik tangan Om Bobby dan mengajaknya ke atas rumput hijau tempat biasa Galang bermain.
"Galang, Om Bobby lagi sarapan. Jangan diganggu dong!" tegur Ariel.
Om Bobby meletakkan potongan rotinya dan menuruti kemauan Galang. "Tak apa, Riel. Nanti aku bisa lanjut sarapan lagi."
"Ih, kok kalian nyuekkin aku sih? Ariel Sayang, itu anak siapa?" Om Sam mengulangi lagi pertanyannya.
Ariel tetap menyueki Om Sam. Sayangnya kebenaran itu justru terungkap dari dari mulut mungil Galang. "Mama, susu!"
"Susu? Sebentar, Mama ambilkan dulu ya!" Ariel pergi ke dalam meninggalkan Om Sam yang terbelalak kaget.
"Bob, dia anak Ariel?" tanya Om Sam pada Om Bobby.
Om Bobby ikut-ikutan seperti Ariel, menyueki Om Sam. Terus diacuhkan membuat Om Sam makin kesal.
"Galang, ini susunya!" Ariel datang membawakan susu UHT untuk Galang. Anak itu meninggalkan mainannya dan menghampiri Ariel.
"Bilang apa sama Mama?" Om Bobby sengaja mengerjai Om Sam.
"Serius itu anaknya Ariel? Kok bisa? Kamu sudah menikah, Riel?" tanya Om Sam sambil garuk-garuk kepala.
"Apa sih, Om? Pagi-pagi sudah seperti wartawan saja, banyak nanya," balas Ariel.
"Aku penasaran, Riel, benar itu anak kamu?" tanya Om Sam lagi.
"Iya. Memang kenapa?" tantang balik Ariel.
"Kamu sudah nikah? Sama siapa?" Om Sam nampak kesal. Ia tak terima Ariel sudah ada yang memiliki.
Ariel mendekat ke Om Bobby dan memeluknya dengan mesra. "Sudah. Sama Om ganteng ini," jawab Ariel sambil tersenyum mengejek.
"Enggak lucu! Riel, kamu itu milik aku. Jadi, kamu kerja di rumah Bobby untuk menghidupi anak kamu?" Om Sam masih berusaha mendapatkan Ariel.
"Aku tinggal di rumah suamiku, Om. Tak apa dong?" Ariel berjinjit dan mengecup pipi Om Bobby dengan penuh rasa bangga. Ia sengaja memamerkan kemesraan di depan Om Sam agar tak lagi diganggu. Ariel takut di saat tak ada Om Bobby, Om Sam akan berbuat nekat. Lebih baik Ariel membuatnya menyerah saja.
"Suami? Siapa? Bobby? Mana mau dia memperistri wanita lain?" balas Om Sam.
"Kata siapa? Buktinya Om Bobby sudah menikahiku," jawab Ariel.
Om Bobby melihat situasi sudah tidak kondusif. Sifat Ariel yang kadang mudah tersulut emosi bisa membuat Sam emosi dan melakukan hal yang tak diinginkan. Om Bobby bisa melihat kalau Om Sam sangat terobsesi dengan Ariel. Segala cara akan ia lakukan agar wanita yang pernah ia ambil keperawanannya kembali lagi dengannya.
"Sudahlah, ayo kita masuk saja!" ajak Om Bobby.
Om Bobby menggendong Galang yang sedang anteng minum susu dan merangkul Ariel untuk masuk ke dalam. Langkah Ariel terhenti kala Om Sam mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya.
"Apa yang kamu harapkan dari seorang lelaki yang gagal move on? Cinta? Jangan harap! Kamu pikir kenapa dia bisa impoten? Karena dia kehilangan adikku! Satu-satunya wanita yang dia cintai di dunia ini. Kamu tuh cuma jadi nomor dua di hidupnya, ya ... mirip kayak ban serep lah, digunakan hanya saat dibutuhkan saja," kata Om Sam dengan pedas.
Wajah Om Bobby memerah menahan emosinya. "Sam!"
"Kenapa? Aku salah? Memang benar toh? Kamu cinta mati dengan adikku. Bagaimana kamu bisa melupakan Lisa, wanita yang meregang nyawa karena ulahmu!"
****
terima kasih ya kak 🥰🥰🥰🥰