Ig : @emmashu90
Gara-gara salah masuk kamar, Zalfa terpaksa harus bertemu pria asing yang membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Kejadian dadakan itu membuatnya batal nikah dan kemudian salah nikah. haduuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34.
“Maaf, ada apa ini?”
Kedatangan seseorang ke meja Arkhan membuat sejurus pandangan mengarah pada sumber suara. Zalfa. Untuk beberapa detik Arkhan terdiam menatap wajah gadis yang mengenakan gamis indah di hadapannya. Tak terkecuali Zalfa, yang juga tergagap saat pandangannya bertemu dengan mata Arkhan. Wajah pria itu…. Ya, wajah itu sontak membuat kepala Zalfa langsung terisi dengan kejadian malam itu, tepatnya saat wajah Arkhan berada sangat dekat dengan wajahnya. Ya Rabb… Astaghfirullah…
“Zalfa,” lirih Arkhan masih menatap wajah gadis itu.
“Apa ada masalah dengan pelayanan mereka?” tanya Zalfa yang baru saja memasuki kafe tersebut, sikapnya seakan-akan tidak mengenal Arkhan. Detik berikutnya mukanya menegang begitu melihat sisa kekacauan yang belum sempat dibereskan di meja Arkhan. Kini ia tahu apa yang baru saja terjadi tanpa harus dijelaskan. Baginya, pengunjung adalah raja, tanpa terkecuali. Ia harus professional kerja, apa lagi kini ia disaksikan oleh pengunjung lainnya.
“Aku pemilik kafe ini. Maaf jika pelayanan yang kami berikan kurang memuaskan. Sebagai wujud permintaan maaf, kamu boleh makan di sini selama sepuluh kali tanpa tagihan, gratis. Termasuk hari ini. Nanti pelayan akan memberikan kupon gratis untkukmu,” lanjut Zalfa. Ia kemudian menggigit bibir. Aaah…. Ide buruk. Arkhan pasti tidak butuh makan gratis seperti yang ia tawarkan. Arkhan bisa membeli kafe miliknya bila pria itu mau, lalu buat apa tawaran yang nilainya tidak seberapa itu ia lontarkan? Dari penampilan Arkhan, jelas pria itu adalah pria yang mapan. Zalfa membatin kebingungan.
Melihat sikap Arkhan yang hanya diam dan sulit ditebak, Zalfa bergegas mengangkat laptop Arkhan beserta flashdisknya. Kemudian mengelapnya dengan tisu.
“Silakan pindah meja, kami akan ganti menu makanan dan minumanmu dengan yang baru. Kamu mau pindah ke meja yang mana?” tanya Zalfa berusaha profesional.
“Oke. Kuterima tawaranmu,” ujar Arkhan kemudian ia berpindah ke meja sebelah tanpa memilih-milih meja lagi.
Para pelayan ke belakang untuk kembali menyajikan menu baru yang di pesan Arkhan.
Zalfa meletakkan laptop dan flashdisk ke meja Arkhan.
“Zalfa!” panggil Arkhan sesaat setelah Zalfa membalikkan badan hendak meninggalkan meja.
Masih dengan posisi yang sama, dan hanya kepala saja yang sedikit menoleh, Zalfa berkata, “Apa ada yang perlu kubantu?”
“Hm. Duduklah. Aku mau bicara.” Arkhan menunjuk kursi di depannya. Ia mendongak memandang wajah Zalfa yang hanya terjangkau separuh saja. “Apa kau sibuk?”
“Enggak.” Zalfa balik badan, lalu duduk di kursi depan Arkhan.
“Pekerjaanku sudah terbengkalai, dan aku nggak mood ngelanjutin lagi.”
“Apa ini mengenai uang yang kau berikan untuk mengganti kerugian Bapak tua yang menabrakku itu?”
Arkhan tersenyum miris. “Kau yang ingin mengganti uang itu bukan? Dan aku nggak pernah menuntutnya.”
“Lalu apa?” Perbincangan terputus oleh pelayan yang datang menyajikan hidangan.
“Flashdisk. Aku butuh flashdisk untuk memindahkan data yang tersimpan di laptop. Semoga masih bisa diselamatkan setelah laptopku terendam air. Secepatnya data harus udah berpindah sebelum perangkat laptopku rusak oleh air.” Arkhan memutar laptopnya dan menusukkan flashdisk ke lubang laptop, menunjuk sudut bawah laptop yang memberi keterangan bahwa flashdisk sudah tidak terbaca.
“Tapi aku nggak punya flashdisk di sini.”
“Apa kamu nggak bisa pergi keluar sebentar untuk membelinya? Ini adalah bentuk tanggung jawab pemilik kafe, bukan?” tuntut Arkhan.
TBC
dia sdah tanggung jawab dg kesalah fahaman dan banyak berkorban ...ikuti nasehat Ismsil kakakmu