*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33: MATAHARI TENGAH MALAM
Ibukota Aethelgard. Malam hari.
Biasanya, setelah matahari terbenam, kota ini mati. Jalanan gelap gulita, hanya diterangi obor suram di pos jaga atau lilin mahal di balik jendela rumah bangsawan. Rakyat jelata mengunci pintu rapat-rapat, takut pada pencuri atau hewan liar yang berkeliaran dalam kegelapan.
Tapi malam ini berbeda.
Di alun-alun utama depan Istana Kekaisaran, ribuan warga berkumpul. Mereka berdesak-desakan, berbisik-bisik sambil menatap tiang-tiang besi aneh yang baru saja ditanam oleh pasukan Zephyr sepanjang hari tadi. Di puncak tiang itu, menggantung benda kaca bening berbentuk labu.
Di balkon istana, Zephyr duduk santai di kursi malas empuk (sofa kulit modern yang dia beli untuk kenyamanan pribadinya). Di tangannya ada segelas Cola dingin dengan es batu.
"Yang Mulia," Alistair, Perdana Menteri yang setia, berdiri di sampingnya dengan wajah cemas. "Apakah Anda yakin 'Sihir Petir' ini aman? Jika salah satu 'buah kaca' itu meledak..."
Zephyr tertawa kecil, suara desis soda saat kaleng dibuka terdengar menyegarkan.
"Rileks, Alistair. Ini bukan bom. Ini adalah awal dari era baru. Era di mana manusia tidak lagi tunduk pada perputaran matahari."
Zephyr menunjuk ke arah generator diesel besar (seukuran kontainer kecil) yang disembunyikan di balik tembok taman istana. Kabel-kabel hitam tebal menjalar dari sana, terhubung ke tiang-tiang di alun-alun.
"Nyalakan," perintah Zephyr lewat walkie-talkie.
Di bawah sana, seorang teknisi (anggota Unit 0 yang sudah dilatih) menurunkan tuas sakelar.
HMMMMMM......
Suara dengungan halus terdengar.
Lalu, dalam sekejap mata...
KLIK!
Cahaya membanjir.
Bukan cahaya api yang berkedip-kedip. Bukan cahaya sihir yang redup. Tapi cahaya putih terang yang stabil dan menyilaukan.
Lima puluh lampu jalan Mercury Vapor menyala serentak di sepanjang jalan utama dan alun-alun.
"WAAAAAAH!"
Ribuan warga di bawah sana terpekik kaget. Beberapa orang tua langsung bersujud, mengira matahari telah terbit kembali padahal langit masih hitam. Anak-anak kecil melongo, mulut mereka terbuka lebar. Bayangan mereka tercetak tajam di atas batu jalanan yang kini terlihat jelas seolah siang hari.
"Ini... ini mustahil," Alistair membelalakkan matanya, mencengkeram pagar balkon. "Terang sekali! Hamba bahkan bisa membaca dokumen ini tanpa lilin!"
Zephyr menyeruput colanya. "Namanya Listrik, Alistair. Dan benda bercahaya itu adalah 'Lampu'. Mulai sekarang, Aethelgard tidak akan pernah tidur."
Satu jam kemudian, suasana alun-alun berubah menjadi pesta rakyat spontan.
Karena jalanan terang benderang, pedagang kaki lima yang biasanya tutup saat senja, kini kembali membuka lapak mereka. Penjual sate bakar, penjual ale, dan pengamen jalanan memadati area di bawah sinar lampu. Anak-anak berlarian main kejar-kejaran, tertawa riang karena tidak takut gelap lagi.
Zephyr turun dari istana, menyamar dengan jubah biasa (hoodie hitam modern), ditemani Kuro yang juga berpakaian santai. Mereka berjalan membaur di kerumunan.
"Lihat mereka," kata Zephyr pelan. "Mereka tidak lagi takut pada bayangan."
"Mereka menyebutnya 'Cahaya Kaisar', Tuan," bisik Kuro. "Tingkat kriminalitas di area ini nol malam ini. Tidak ada copet yang berani beraksi di tempat seterang ini."
Zephyr berhenti di depan seorang pedagang roti bakar tua.
"Paman, kenapa belum pulang? Ini sudah tengah malam," tanya Zephyr ramah.
Si pedagang tua tertawa, giginya tinggal dua. "Pulang? Wah, Tuan Muda, lihatlah! Dagangan saya laku keras! Biasanya jam segini saya sudah tidur sambil memeluk perut lapar. Tapi berkat 'Matahari Kecil' dari Yang Mulia Kaisar, saya bisa jualan sampai pagi! Besok saya bisa beli daging untuk cucu saya!"
Zephyr tersenyum. Dia membeli dua roti bakar, memberikan satu pada Kuro.
Inilah Kingdom Building yang sesungguhnya. Bukan soal seberapa banyak naga yang kau bunuh, tapi seberapa banyak perut rakyat yang kenyang karena ekonomimu berputar 24 jam.
"Kuro," kata Zephyr sambil mengunyah roti.
"Ya, Tuan?"
"Besok, perintahkan Kael untuk memasang lampu ini di Vexia. Terutama di pabrik-pabrik."
Zephyr menatap lampu jalan yang berdengung halus itu.
"Jika pabrik terang, kita bisa memberlakukan sistem Shift Malam. Produksi senjata, ban, dan baja akan naik dua kali lipat. Musuh kita tidur saat malam, tapi industri kita akan terus bekerja."
"Anda... benar-benar iblis kapitalis yang jenius, Tuan," puji Kuro tulus (atau mungkin sarkas, sulit dibedakan).
Zephyr tertawa lepas. Dia merasa damai malam ini. Di bawah cahaya lampu neon yang berpendar di tengah arsitektur abad pertengahan, dia merasa sedikit lebih dekat dengan "rumah" aslinya di Bumi.
Aethelgard bukan lagi sekadar kerajaan kuno. Ini adalah embrio negara adidaya modern.
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪