Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.
Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.
Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 #SERPIHAN KACA DAN KENANGAN
Kediaman Keluarga Atmaja, Ruang Tamu
Setelah perdebatan sengit dengan Sekar di kamar, Alex bangkit. Ia berjalan ke ruang tamu, di mana Hendrawan Atmaja dan Rina Atmaja menunggunya.
"Om Hendrawan, Tante Rina. Saya harus kembali ke kantor. Saya sudah mengatur semuanya," kata Alex, nadanya kembali tenang dan profesional.
"Terima kasih banyak, Alex," ujar Hendrawan. "Kau sudah banyak membantu Sekar. Kami berutang padamu."
"Tidak ada utang, Om. Ini sudah tanggung jawab saya," balas Alex, menjaga jarak. Alex pamit undur diri, hanya sempat melihat Fabian yang masih terlihat canggung.
Setelah Alex pergi, Hendrawan dan Rina saling pandang. Keheningan menyelimuti ruangan.
"Aku tidak menyangka, Ma," kata Hendrawan, menggelengkan kepalanya. "Alex itu... dia sudah menjadi pria yang sangat sukses. Bisnisnya di ATEEA dan Mahendra Group, luar biasa terkenal."
Rina menghela napas. "Lebih dari itu, Pa. Aku tidak menyangka jika Alex dan Sekar akan kembali dipertemukan setelah sekian lamanya... dan dalam kondisi seperti ini."
Rina duduk. "Inilah takdir, Pa. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya nanti. Sepuluh tahun berlalu, dan mereka kembali di lingkaran yang sama."
Hendrawan mengangguk. "Untuk hubungan mereka berdua, aku dan kamu belum berani untuk bertanya. Biarkan mereka berdua yang mengurusnya. Saat ini, lebih baik kita fokus untuk kesembuhan kaki Sekar."
Mereka berdua tahu, perjumpaan ini bukan lagi kebetulan, melainkan takdir yang rumit.
Kamar Sekar Kenanga Atmaja
Di dalam kamarnya, Sekar Kenanga Atmaja berusaha memproses semua yang terjadi. Ia tidak bisa tidur. Ucapan Alex yang terakhir, 'aku ingin kau berutang padaku, agar aku bisa memegang kendali atas dirimu' terus berputar.
"Dia itu tidak jelas," gumam Sekar kesal. "Satu menit ia baik, mengakui perasaannya, meruntuhkan semua dendam. Tapi menit berikutnya, ia kembali menjadi seorang yang kejam dan ingin mengendalikan segalanya."
Sekar menyadari, meskipun Alex telah mengakui rasa takut dan cemburunya, ia masih enggan melepaskan kendali dan topeng keangkuhannya. Itu membuat Sekar semakin bingung. Haruskah ia percaya pada mata Alex yang penuh kerinduan, atau pada kata-kata Alex yang penuh ego?
✨✨
Apartemen Mewah Miranda
Di sisi lain kota, di apartemen mewahnya, Miranda sedang dilanda amarah dan frustrasi yang membara. Ia menerima laporan tentang bagaimana Alex mengantar dan merawat Sekar.
Rencananya bukan seperti ini. Ia ingin Sekar mengacaukan acara itu dan Alex membencinya, tapi yang terjadi malah Alex semakin perhatian dengan masalalunya itu.
"Dia seharusnya gagal total! Bukan malah digendong oleh Alex!" desis Miranda, melemparkan gelas wine ke dinding.
Miranda tahu ia harus segera mencari cara untuk mendapatkan hati Alex kembali dan menjauhkan Sekar. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana nikmatnya jika menjadi istri seorang Alex Mahendra Prakasa. Ia tidak akan menyerahkan posisi itu kepada siapapun.
Tapi yang terpenting saat ini adalah jangan sampai orang tahu termasuk Alex jika dialah dalang dari semua ini. Jika Alex mengetahui kejahatannya, Miranda tahu Alex yang sekarang, yang protektif terhadap Sekar, akan menghancurkannya tanpa ampun.
Flashback: Malam Sabotase
Satu jam sebelum peluncuran 'Ascension'. Miranda, mengenakan gaun mahal dan elegan, berjalan dengan percaya diri ke area belakang panggung.
Ia tahu tata letak tempat itu. Menggunakan kartu akses yang ia curi dari dompet Alex beberapa hari lalu, ia berhasil menyelinap ke area Wardrobe. Ia berpura-pura mencari Alex dan berhasil mengalihkan perhatian Prop Master sebentar.
Miranda membuka kotak sepatu khusus Sekar. Ia mengambil sebuah amplop kecil dari tas tangannya. Di dalamnya terdapat pecahan kaca kecil yang ia dapatkan dari jendela yang rusak di gudang lama Mahendra Group.
Dengan cepat dan tanpa jejak, Miranda menaruh pecahan kaca itu di sol sepatu high heels milik Sekar, memastikan posisinya tepat di tengah telapak kaki.
"Selamat datang kembali, Sekar," bisik Miranda dengan senyum dingin. "Kau pikir kau bisa mengambil Alex dariku lagi? Aku akan memastikan kau tidak bisa berjalan di depannya, apalagi di sisinya."
Miranda segera keluar, mengembalikan kartu akses itu, dan kembali ke Ballroom seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Ia puas. Sekar akan mempermalukan dirinya sendiri di atas panggung, dan Alex akan marah. Tapi ia tidak pernah membayangkan, kejahatannya justru menghasilkan momen romantis dan kepedulian yang mendalam dari Alex.
