NovelToon NovelToon
NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Amelia ,seorang janda yang diceraikan dan diusir oleh suaminya tanpa di beri uang sepeserpun kecuali hanya baju yang menempel di badan ,saat di usir dari rumah keadaan hujan ,sehingga anaknya yang masih berusia 3 tahun demam tinggi ,Reva merasa bingung karena dia tidak punya saudara atau teman yang bisa diminta tolong karena dia sebatang kara dikota itu ,hingga datang seorang pria yang bernama Devan Dirgantara datang akan memberikan pengobatan untuk anaknya ,dan kebetulan dia dari apotik membawa parasetamol ,dan obat itu akan di berikan pada Reva ,dengan syarat ,dia harus mau menikah dengannya hari itu juga ,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian yang diberikan Devan

Sejak kejadian kemarin dikantor , saat ini Amelia merasa seperti baru saja melepas beban yang selama ini nempel di punggungnya. Tapi tetap ada rasa was-was. Viona belum menyerang lagi, dan itu malah bikin Amelia gelisah. Karena dalam pengalamannya, diamnya Viona jauh lebih berbahaya daripada omelannya.

Tapi hari ini, entah kenapa, semuanya terasa… ringan.

Mungkin karena Devan tiba-tiba muncul di depan mejanya dengan dua cangkir kopi.

“Kopi hitam, tanpa gula. Seperti biasa,” katanya sambil meletakkan satu cangkir di samping laptop Amelia.

Amelia menoleh, sedikit terkejut. “Kamu nggak salah orang, ya? Aku belum pernah ngajak kamu ngopi bareng.”

Devan nyengir, lalu duduk di kursi kosong di sebelah meja Amelia tanpa izin, tapi dengan cara yang sama sekali nggak bikin risih. "Aku cuma lihat kamu seperti butuh temen ngobrol. Atau minimal butuh kopi.”

Amelia menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil. “Kedua-duanya, mungkin.”sahutnya dengan tersenyum .

Devan duduk dengan memegang cangkir kopinya dengan tersenyum ,saat Devan tersenyum ,Amelia nampak untuk sesaat merasa terkesima ,tapi semuanya berusaha ia tepiskan walupun dia dan Devan sudah menikah dia sadar ,kalau selama ini Devan hanya mengangapnya istri kontrak sampai ibunya sembuh ,apalagi semenjak Amelia menikah dengan Devan ,ibunya sekarang mau berobat jalan dirumah sakit .

“Aku dengar soal kemarin,” katanya pelan, sambil menyesap kopinya. “Viona lagi nyari panggung, ya?”

Amelia menghela napas. “Kayaknya dia udah kehabisan penonton buat drama-dramanya.”

“Tapi kamu nggak ikut main,” sahut Devan. “Itu yang bikin dia makin kesel.”

Amelia tertawa pelan. “Aku cuma pengen kerja, mas , Bukan jadi bintang sinetron kantor.”

“Nah, itu dia. Kamu terlalu normal buat dunia dia.” Devan menatap Amelia sebentar, matanya hangat. “Tapi jangan salah, ya. Normal itu langka. Dan langka itu berharga.”

Amelia merasa pipinya hangat. Bukan karena malu, tapi karena… ada yang ngerti. Tanpa perlu dijelasin panjang lebar, Devan udah paham semua yang dia rasain.

Mereka duduk dalam diam sejenak, cuma ditemani suara hujan di luar jendela dan deru AC yang pelan. Tapi keheningan itu nggak canggung. Malah nyaman. Kayak dua orang yang udah lama kenal dan saling mengerti satu dengan lainnya .

“Kamu tahu nggak,” kata Devan tiba-tiba, “kemarin waktu kamu rapat, aku lewat di depan ruang kecil itu. aku liat Viona keluar sambil ketawa kecil. Terus pas dia liat aku, langsung pura-pura serius baca dokumen.”

Amelia mengerutkan dahi. “Kamu liat dia cabut kabelnya?”

“Nggak. Tapi aku liat ekspresinya. Kayak orang yang baru aja mengerjai semut pake kaca pembesar.”

Amelia geleng-geleng kepala. “Dia pikir aku masih anak kecil yang bakal nangis terus laporin ke bos.”

“Padahal kamu malah lebih dewasa,” Devan menyeringai. “Kamu nggak laporin. Kamu cuma bilang, ‘Tapi Kalau ganggu kamu lagi, aku nggak bakal diam.’ Itu jauh lebih menakutin buat dia.”

Amelia menatap Devan. “Mas,Kamu dengar percakapan kita?”

Devan mengangkat alis. “Aku nggak sengaja lewat pas kamu ngomong itu. Tapi jujur, aku bangga.”

“Bangga?” Amelia terkejut.

“Iya. Karena akhirnya kamu berani. Dan kamu nggak jadi jahat balik. Itu yang susah, Amelia. Banyak orang kalau disakitin, langsung balik jadi kayak pelakunya. Tapi kamu tetap jadi diri kamu.”

Amelia diam. Kata-kata Devan nyangkut di hatinya. Selama ini, dia selalu berusaha jadi baik, jadi profesional, jadi orang yang nggak ribut. Tapi kadang, dia ngerasa kayak lemah. Kayak nggak punya gigi. Tapi Devan ngasih perspektif lain: justru itu kekuatannya.

“Kamu selalu ngomong kayak bijak gitu, ya?” tanya Amelia sambil tersenyum.

“Nggak bijak. Cuma ngomong dari hati,” jawab Devan santai. “Lagian,aku emang suka memperhatikan orang. Kamu salah satu yang paling menarik buat diamati.”

Amelia tertawa kecil. “Menarik? Kayak hewan di kebun binatang?”

“Kayak bintang yang keliatan tenang dari jauh, tapi sebenarnya lagi meledak-ledak di dalam,” Devan menjawab dengan nada bercanda, tapi matanya serius.

Amelia menunduk, main-mainin cangkir kopinya. “Aku cuma capek jadi korban terus.”

“Nah, makanya jangan jadi korban lagi. Jadi lawan. Tapi tetap jadi Amelia.”

Mereka ngobrol terus sampai jam makan siang hampir habis. Devan cerita soal proyek barunya yang bikin dia begadang tiga malam berturut-turut. Amelia cerita soal vendor yang akhirnya mau lanjut rapat, tapi dengan syarat semua dokumen dikirim ulang yang artinya dia harus kerja ekstra akhir pekan.

“Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja,” kata Devan sebelum berdiri. “Aku nggak janji bisa bantu banyak, tapi setidaknya bisa jadi temen begadang.”

“Kenapa kamu baik banget sih?” tanya Amelia tiba-tiba.

Devan berhenti, lalu menoleh dengan senyum kecil. “Karena dunia udah cukup jahat. aku nggak mau nambahin,lagian kita ini suami istri jadi sudah selayaknya aku ada saat kamu butuhkan ,”

"ya ,aku ke ruanganku dulu ,kamu jangan terlalu kecapekan !"

Lalu Devan pergi, meninggalkan Amelia dengan kopi yang masih hangat dan perasaan yang aneh,ringan, hangat, dan sedikit berharap.

 

Sore itu, Amelia pulang lebih awal. Hujan udah reda, tapi langit masih kelabu. Di lift, dia ketemu Devan lagi.

“Mau pulang cepat?” tanya Devan.

“Iya. Mau siapin dokumen buat vendor. Mumpung masih fresh.”

“Kalau kamu butuh temen lembur ,aku bersedia ."

Amelia menatapnya. “Serius?”

“Serius. aku juga punya kerjaan yang harus kelar besok. Jadi mending kerja bareng. Biar nggak kesepian.”

Amelia mikir sebentar, lalu mengangguk. “Oke. Tapi kamu buatkan aku kopi.”

“Deal,” jawab Devan sambil ketawa.

 

Di ruang tengah rumah Devan , mereka duduk di sudut paling tenang. Meja kecil, dua laptop, tumpukan dokumen, dan dua cangkir kopi yang terus diisi ulang. Sesekali mereka ngobrol, sesekali diam. Tapi nggak pernah canggung. Amelia merasa aman. Kayak nggak perlu jaga image, nggak perlu jadi sempurna. Cuma jadi dirinya aja.

“Kamu tahu,” kata Devan tiba-tiba, “Viona nggak akan gampang menyerah ”

Amelia mengangguk. “Aku tahu.”

“Tapi sekarang kamu nggak sendirian,ada aku bersamamu .”

Amelia menatap Devan. “Kenapa kamu peduli?”

Devan menatap balik, matanya jujur. “Karena kamu layak dapet perlakuan yang baik. Dan karena aku suka cara kamu nggak menyerah, meski dunia kayak berusaha menjatuhkan kamu tiap hari.”

Amelia merasa jantungnya berdebar pelan. Bukan karena jatuh cinta belum. Tapi karena ada seseorang yang benar-benar melihatnya. Bukan cuma perannya di kantor, bukan cuma senyum manisnya, tapi usahanya, lelahnya, dan keberaniannya.

“Makasih, Mas ” katanya pelan.

“Sama-sama,” jawab Devan sambil tersenyum. “Sekarang lanjut kerja. Vendor kamu nggak bakal nunggu.”

Mereka kembali fokus ke layar masing-masing. Tapi suasana udah berubah. Amelia nggak merasa sendirian lagi. Dan untuk pertama kalinya dalam waktu lama, dia merasa punya teman sejati di tempat kerja,dan dirumah .

Dan mungkin itu hanya awal dari sesuatu yang lebih dari rekan kerja , atasan dan bawahan itu mungkin akan menjadi awal baik untuk hubungan pernikahan mereka.

1
Mar lina
Di tunggu
malam pertama nya
apakah Devan akan ketagihan dan bucin akut... hanya author yg tau...
MayAyunda: siap kak😁
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
MayAyunda: iya kak🙏
total 1 replies
Mar lina
aku mampir
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Nii
semangat Thor
MayAyunda: siap kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut q ksih hadiah
kalea rizuky
siapa naruh cicilan mekar di sini/Shame//Sleep/
kalea rizuky
alurnya suka sat set g menye2
MayAyunda: iya kak 😁
total 1 replies
kalea rizuky
dr judulnya aaja unik
MayAyunda: biar beda kak 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!