NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:639
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lulus

Hari Sabtu pagi Aqila sudah bersiap untuk pergi ke pasar. Sesuai dengan janjinya, nenek Nurma akan mengajak Aqila berbelanja pagi ini. Aqila sudah bersiap. Bahkan di saat Abizam masih terlelap. Aqila masih sempat membuatkan makan pagi untuk Abizam dan kedua orang tua Abizam. Karena sudah jadwal Leon untuk ke apartemen Ryan kemarin.

"Nanti kalau kak Abi sudah bangun suruh makan ini aja ya Bi. Udah Qila masakkan. Cuma masak telur mata sapi sama ayam goreng buatan Qila."

"Iya Non. Bibi akan siapkan nanti."

"Sudah siap kamu??"

Aqila mengalihkan pandangannya ke arah asal suara. Dilihatnya nenek Nurma yang sudah mengenakan pakaian lengkap pagi itu.

"Sudah nek... Qila juga sudah siapkan makan untuk nenek kalau nenek mau makan dulu."

"Nggak usah. Nanti keburu siang."

"Oke. Ayo kita berangkat sekarang."

Dengan menggunakan sopir, mereka pun pergi ke pasar. Sepanjang perjalanan hanya diisi dengan keheningan. Aqila pun mencoba memecah keheningan.

"Nenek mau belanja apa hari ini??"

"Hanya ingin makan makanan sederhana saja. Nenek pengen makan orak-arik buncis. Terus nenek juga pengen ayam goreng bumbu. Kamu bisa bikin??"

"Bisa nek. Qila pernah buat dulu. Biasanya ibu Qila kalau masak di presto dulu biar lunak."

"Bagus kalau begitu. Nenek juga mau makan kue kering, kamu bisa buat nya??"

"Nenek mau kue kering yang seperti apa???"

"Nenek nggak suka manis. Tapi juga nggak suka yang berbau keju."

Aqila terdiam sejenak. Kemudian senyum terkembang di bibir Aqila.

"Akan Qila buatkan. Nenek mau makan apa lagi??"

"Sudah itu dulu aja."

"Oke. Kita akan berbelanja terlebih dahulu."

Setibanya di pasar, Aqila menuntun nenek Nurma turun dari mobil. Karena jalanan di pasar becek, Aqila memegang erat tangan nenek Nurma. Aqila pun mulai berbelanja banyak barang keperluannya. Dan Aqila juga tidak sungkan menawar beberapa bahan makanan. Nenek Nurma hanya memperhatikan saja. Aqila membeli brokoli dan jamur. Serta membeli ikan dan ayam.

"Buat apa itu??"

"Stock nugget sayur punya Leon habis nek. Jadi Qila mau buatkan lagi."

Aqila pun membeli keju dan keju bubuk. Lalu tepung maizena dan susu cair.

"Nenek nggak mau yang rasa keju lo roti keringnya."

"Iya nek. Ini kemarin Leon kan minta saus keju. Jadi Qila mau bikin saus keju. Nanti dimakan sama ayam goreng tepung atau kentang goreng."

"Oh gitu."

Mereka terus berbelanja sampai menjelang siang. Handphone Aqila berdering. Aqila segera menjawab panggilan dari Abizam.

"Hallo."

"Iya kak."

"Masih belum pulang ya??"

"Iya kak. Sebentar lagi. Kakak sudah makan??"

"Sudah. Ini baru selesai. Kok belum selesai belanjanya?? Belanja apa aja??"

"Banyak. Kakak tunggu aja. Qila mulai kalap ni di pasar banyak sayuran segar dan buah-buahan yang bisa Qila buat untuk Leon."

"Cepet pulang sayang ya."

"Iya kak. Kakak sudah makan belum maaf tadi Qila hanya bisa masak itu aja karena waktunya nggak cukup."

"Ini aja juga sudah banyak kok kakak juga sudah kenyang makan ini aja."

"Tunggu Qila ya kak."

"Iya."

Panggilan dari Abizam pun akhirnya terputus. Aqila menatap ke arah nenek Nurma yang hanya melihat datar ke arahnya.

"Maaf nek. Kak Abi baru telepon."

Nenek Nurma pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa belanjaan kita masih kurang banyak atau nenek masih butuh sesuatu yang lain??"

"Sepertinya nggak usah lebih baik sekarang kita pulang aja lagian juga Abi sudah nyariin kamu kan??"

"Iya nek."

Mereka pun akhirnya memutuskan pulang sebelum Aqila berbelanja bawang merah yang cukup banyak.

"Mau buat apa??"

"Bawang merah goreng nek."

Aqila pun langsung memasuki dapur saat tiba di rumah Abizam. Abizam dan kedua orang tuanya berada di ruang tengah. Nenek Nurma pun juga bergabung dengan kedua orang tua Abizam.

"Belanja apa aja sih nek?? Kok kayaknya banyak banget."

Abizam langsung membombardir nenek Nurma dengan pertanyaannya.

"Nggak banyak pokoknya."

Tidak berapa lama makanan mereka sudah siap. Orak arik buncis dengan sayur asem serta ayam goreng remuk tulang. Aqila pun masih membumbui tahu dan tempe yang kemudian di goreng oleh Bi Surti.

"Kita makan dulu sayang."

"Iya kak. Dikit lagi."

"Sayang.."

"Iya.. bibi tolong buatkan bawang merah goreng untuk Qila ya."

"Bawang merah goreng yang biasa untuk taburan di atas mie ya Non??"

"Iya Bi."

"Oke Non siap."

Setelah itu Aqila pun bergabung dengan keluarganya untuk menikmati makan siang mereka. Dengan cekatan Aqila pun mengambilkan nasi dan juga lauk di piring Abizam.

"Ini sayur asem permintaan kakak."

"Terima kasih sayang."

Aqila menyunggingkan senyumnya saat bagaimana Abizam dengan lahap menghabiskan sayur asemnya bahkan sampai menambah tiga mangkok.

"Kamu ini lapar atau doyan sih Bi??"

Mama Abizam mengomentari cara makan anaknya yang tidak biasa.

"Sayur asem buatan Aqila bikin Abi nggak bisa berhenti makan ma."

Aqila pun tersenyum puas saat melihat Abizam menikmati masakan buatannya.

Setelah itu Aqila pun membuat adonan untuk saus keju. Melihat kesibukan Aqila, Abizam pun menghampiri istrinya di dapur.

"Bikin apalagi sih?? Kok kayak betah banget di dapur."

"Saus keju Kak, ini bisa dimakan sama ayam goreng tepung atau nanti bisa dicocol di kentang goreng Qila buatkan ini untuk Leon supaya dia nggak jajan di luar."

"Cerdas kamu. Tapi kamu nggak capek apa?"

"Nggak. Malah ini kayak impian Qila."

"Bukannya kamu pengen jadi guru??"

"Maksudnya ini keinginan Qila kalau nanti Qila sudah berumah tangga. Qila kan suka masak jadi Qila senang bereksperimen di dapur seperti ini yang Qila ingin kan."

Saat sore hari Aqila sudah menyiapkan kue kering yang diinginkan oleh nenek Nurma. Aqila menyiapkan di ruang tengah di mana sudah ada kedua orang tua Abizam dan juga Abizam sendiri.

"Ini manis nggak??"

Nenek Nurma bertanya dengan tatapan menyelidik.

"Nggak nek. Enak kok."

"Nenek nggak suka keju lo."

"Sama sekali nggak ada kejunya nek. Dicoba aja."

Nenek Nurma pun mengambil roti kering yang bentuknya seperti nastar dan kemudian memasukkan ke dalam mulutnya bulat-bulat. Seketika wajah nenek Nurma berubah menjadi terlihat bahagia dan puas.

"Ini...ini apa Qila??"

Nenek Nurma menatap ke arah Aqila.

"Ini nastar bawang merah goreng nek. Gimana rasanya?? Sesuai dengan selera nenek nggak??"

"Nenek suka nastar ini. Kayak makan bawang merah goreng. Tapi juga makan nastar."

Karena rasa penasaran kedua orang tua Abi dan juga Abi mengambil nastar bawang merah goreng. Suapan pertama membuat mereka ketagihan sampai pada akhirnya mereka menghabiskan satu toples penuh.

"Wah habis. Leon nggak kebagian nih."

Abizam mengambil nastar terakhir dari toples.

"Nanti biar Qila buatkan untuk Leon."

Nenek Nurma menikmati teh rosella buatan Aqila juga.

"Nenek sama sekali nggak menduga Abi bisa mendapatkan istri seperti kamu yang bisa melakukan banyak hal yang mungkin nggak akan bisa Abi temukan dari perempuan lain. Biasanya wanita-wanita seusia kamu mereka akan sering berbelanja hal-hal yang nggak berguna dan bahkan mereka pun juga nggak akan mau kalau disuruh masak ataupun tawar-menawar di pasar tapi yang nenek lihat tadi kamu benar-benar menikmati tawar-menawar dengan penjual yang ada di pasar. Nenek betul-betul tercengang apalagi dengan cara kamu memasak permintaan nenek yang terdengar tidak lazim. Belum lagi, bahkan kamu masih mengingat apa keinginan Leon. Abi benar-benar beruntung memiliki istri seperti kamu."

"Qila juga beruntung memiliki suami seperti Kak Abi."

"Jadi nenek menerima Qila sebagai cucu menantu nenek kan??"

"Suatu hal yang bodoh kalau nenek menolak cucu menantu seperti Qila. Sini... dekat sama nenek sini. Nenek mau memeluk cucu menantu nenek."

Aqila pun menghampiri nenek Nurma dan memeluk nenek Nurma.

"Terima kasih sudah menerima Abi sebagai suami kamu dan menerima Leon sebagai anak kamu nenek yakin kamu pasti sudah mengerti asal usul Leon dan nenek harap kamu bisa tetap terus memperlakukan Leon seperti anak kamu sendiri."

"Pasti nek. Tidak sulit menyukai anak seperti Leon karena Leon anak yang baik dan penurut."

1
partini
eh ko jadi gini
partini
tenyata cinta pada pandangan pertama mhhh
partini
seperti 10 th yang lalu
partini
menarik 👍
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!