Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jujur Pada Oma Ranti
Setelah makan siang, Kendra meminta Dania tetap di ruangan nya. Dania yang ingin membantah pun tak bisa karena keputusan mutlak ada di tangan Kendra.
"Tuan, sampai kapan saya disini?'
Kendra menoleh sejenak ke arah Dania yang baru keluar dari kamar pribadi Kendra yang ada di ruangan kerjanya.
"Kenapa kamu lagi-lagi panggil aku dengan sebutan itu Nia, kita cuma berdua. Kamu tahu kan posisi kamu di hati ku?" Dania mengerucutkan bibirnya mendengar protes Kendra.
"Maaf nggak biasa ma_mas, jadi kapan kamu biarin aku pulang. Nanti apa kata nyonya kalau aku tetap disini. Bosen juga nggak ada kerjaan." Kendra menghela nafas panjang mendengar keluhan Dania.
" Kamu nggak perlu pikirkan apa kata mama. Aku yang jadi bos kamu, ngerti?" Dania menatap malas Kendra.
Jam lima sore mereka pulang ke mansion. Keduanya turun dari mobil saat sudah sampai di halaman mansion.
"Kendra, kamu sudah pulang ?"
Saat Kendra sedang berjalan ke arah tangga, tiba-tiba sang Oma muncul dari ambang pintu kamar nya.
Kendra yang mendengar teguran dari sang Oma langsung menoleh ke arah Oma Ranti. "Oma.." Kendra menoleh ke arah Dania kembali.
"Kamu siapkan keperluan ku saja diatas, aku ke Oma sebentar." Kendra menyerahkan jas nya dan juga tas kerjanya ke Dania. Sedangkan Dania mengangguk lalu naik ke lantai atas. Sementara Kendra mendekati sang Oma yang berdiri di ambang pintu kamarnya dengan bertumpu dengan bantuan tongkatnya.
"Kenapa Oma keluar kamar sendiri, di mana perawat Oma, para bibi kemana?" mendengar pertanyaan sang cucu yang terdengar khawatir Oma Ranti pun menepuk pundak sang cucu.
"Oma sengaja nggak panggil mereka, Oma bosen jadi beban mereka. Pasti mereka juga capek jagain Oma terus, biar mereka istirahat. Oh iya ..apa Oma bisa bicara sama kamu sebentar, sepertinya kita sudah lama tidak ngobrol." Kendra menggandeng tangan sang Oma dengan erat.
"Tentu Oma, kita mau bicara dimana? Di taman belakang? tapi, Oma nggak apa-apa jalan gini?" Oma Ranti menggelengkan kepalanya.
"Nggak apa-apa, Oma juga sudah bosen duduk terus di kursi roda. Sesekali jalan ke taman nggak apa-apa. Kan sama kamu Ken.." Kendra mengangguk sembari tersenyum.
Mereka pun berjalan pelan ke arah taman belakang rumah dan duduk di sebuah bangku.
"Gimana kerjaan kamu Ken, lancar kan?" Oma Ranti mulai membuka obrolan antara mereka.
"Alhamdulillah, berkat doa Oma.. pekerjaan Ken Alhamdulillah lancar. Maaf ya Oma, Ken jarang ajak ngobrol Oma. Bahkan Oma lebih sering sama perawat di banding sama Ken." Oma Ranti tersenyum mendengar ucapan sang cucu.
"Oma paham dengan kesibukan kamu Ken, kamu seperti opa sama papa kamu dulu. Makanya Oma nggak aneh lagi sama kalian. Waktu kalian banyak di habiskan sama kertas dari pada keluarga. Tapi, kamu jangan lupa untuk cari istri Ken, ingat...umur kamu sudah siap untuk menikah. Pengalaman pahit mu dulu anggap jadi pembelajaran. Jangan jadikan penghalang kamu untuk mendapatkan wanita yang lebih baik. Harusnya kamu bersyukur sudah di hindarkan dari perempuan yang tidak baik untuk kamu. Oma sudah tua, Oma juga ingin lihat kamu berumahtangga, punya istri, punya anak, jadilah suami yang bisa menjadi pelindung istri dan anak kamu nantinya."
Ken yang mendengar penuturan sang Oma hanya bisa menanggapi nya dengan sebuah senyuman.
"Kamu, dengar nggak omongan Oma, hemm..."
"Iya Oma, Ken dengar. Tapi, cari istri itu nggak gampang loh Oma, buktinya dulu Ken bahkan tertipu sama perempuan itu, makanya sekarang juga harus di seleksi.." Oma Ranti yang mendengar ucapan Ken terkekeh.
"Kamu tuh, lagak nya kayak mau audisi penyayi atau orang cari pegawai ..pake acara seleksi segala."
"Yah kan buat jaga-jaga Oma, dari pada nantinya mengecewakan lagi, ya kan?'
"Iya, iya, Oma paham. Tapi, ngomong-ngomong soal gadis yang akan kamu pilih buat jadi istri, apa Dania sudah lulus seleksi jadi calon istri yang baik buat kamu?"
Mendengar ucapan Oma Ranti, Kendra pun terkejut.
"Oma, apa Oma nggak setuju kalau Ken dekat sama Dania? Secara, Dania hanya asisten Kendra. Tapi, yang perlu Oma tahu, jika Ken dekat dengan Dania merasa nyaman dan tenang Oma."
Oma Ranti menghela nafas panjang mendengar penuturan sang cucu.
"Kamu tahu standart jadi mantu mama kamu kan? Oma nggak masalah kamu mau menikah dari kalangan mana pun, mau pekerja pabrik atau bahkan seperti Dania, hanya sebagai asisten kamu. Tapi, standart pendamping buat mama kamu minimal punya title sarjana, mungkin karena mengingat bagaimana pekerjaan kamu, istri kamu kelak juga harus bisa mengimbangi kamu Ken, kamu pasti paham maksud Oma Ken, jadi..kamu bisa mempertimbangkan apa yang akan kamu lakukan jika kamu masih mempertahankan Dania di samping kamu." Kendra mengangguk mengerti.
"Ken mencintai Dania Oma, sangat mencintainya. Walaupun Dania belum sepenuhnya percaya jika Ken benar-benar punya niat untuk menikahinya karena Ken benar-benar mencintainya. Tapi, Ken akan buktikan sama dia kalau Ken serius. Salah satunya, Ken akan berjuang mempertahankan nya jika mama tidak setuju jika Ken dengan Dania."
"Kebahagiaan kamu ada di tangan kamu Ken, bukan di tangan orang lain. Soal mama kamu, Oma yakin kamu bisa mengatasinya. Oma hanya bisa mendukung kamu, Oma setuju saja jika kamu dengan Dania. Oma juga suka dengan pribadi Dania yang sopan dan santun. Dia juga peduli dengan orang lain. Beberapa kali dia juga bisa di katakan merawat Oma, dari caranya dia itu tulus." Oma Ranti menepuk tangan Ken dengan pelan seperti memberikan penyemangat untuk sang cucu.
Lalu Ken pun memeluk tubuh sang Oma dengan erat. " Terimakasih Oma, dengan adanya dukungan dari Oma, Ken lebih ringan melangkah untuk memperjuangkan Dania di sisi Ken, terima Oma." Ranti menepuk-nepuk punggung sang cucu seperti layaknya isyarat untuk semangat sang cucu.
Setelah mengobrol panjang lebar dengan sang Oma, Kendra dan Ranti pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke dalam mansion di bantu oleh perawat khusus untuk sang Oma.
Setelah memastikan Oma Ranti aman di kamarnya, Kendra pun akhirnya pamit untuk membersihkan diri di kamar nya.
Kendra masuk ke dalam kamarnya yang terasa begitu sepi. Terlihat pintu balkon kamarnya terlihat masih terbuka, dia melangkah menuju balkon dan mendapati Dania yang duduk di bangku dengan kondisi yang sedang asyik melamun.
Eheemmm
Kendra berdehem untuk membuat Dania tersadar dari lamunannya.
Benar saja, Dania yang sedang asyik melamun langsung tersadar dan menoleh ke arah pintu balkon dan mendapati sosok Kendra yang sedang berdiri dengan bersandar di pintu dengan mata yang menatap ke arah nya dengan tatapan intens.
Bersambung