Satu malam naas mengubah hidup Kinara Zhao Ying, dokter muda sekaligus pewaris keluarga taipan Hongkong. Rahasia kehamilan memaksanya meninggalkan Jakarta dan membesarkan anaknya seorang diri.
Enam tahun kemudian, takdir mempertemukannya kembali dengan Arvino Prasetya, CEO muda terkaya yang ternyata adalah pria dari malam itu. Rahasia lama terkuak, cinta diuji, dan pengkhianatan sahabat mengancam segalanya.
Akankah, Arvino mengetahui jika Kinara adalah wanita yang dia cari selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Aku nggak mau dia jadi Daddyku!
Dokter Zhao menatap Andrian dengan dahi berkerut, merasa aneh dengan permintaan tiba-tiba itu. Mereka baru bertemu dua kali, dan pria itu langsung berbicara soal pernikahan seolah sudah mengenalnya lama.
“Aku rasa ini terlalu cepat, Tuan Andrian,” ucap Kinara hati-hati, menatapnya tak percaya.
Namun sebelum ia sempat menambahkan kata lain, suara kecil Ethan terdengar tegas, “Aku nggak mau! Aku nggak mau dia jadi Daddy-ku!”
Andrian terkekeh pelan, mencoba menutupi rasa kesalnya dengan senyum palsu. Tapi dalam hatinya, ia memaki keras anak kecil itu. Ketegangan di meja itu seolah berhenti seketika ketika sebuah suara berat terdengar dari belakang mereka.
“Aku juga tidak setuju … kalau anakku memanggil orang lain dengan sebutan Daddy.”
Kinara spontan menoleh dan matanya melebar. Arvino berdiri di sana bersama Zaki, mengenakan setelan rapi, jelas datang untuk urusan meeting dengan klien, namun pandangan tajamnya tertuju langsung pada Andrian. Pria yang semula tenang, kini perlahan kehilangan senyum di wajahnya.
Sementara itu Ethan, tanpa ragu sedikit pun, turun dari kursinya dan berlari ke arah Arvino. Bocah itu memeluk pinggang pria itu erat sambil berseru ceria, “Daddy!”
Kinara terpaku di tempat duduknya, antara terkejut, bingung, dan jantung yang berdetak cepat karena pernyataan Arvino barusan. Andrian menatap pemandangan itu dengan rahang mengeras. Senyumnya yang semula ramah kini sirna sama sekali.
“Sepertinya, aku datang di waktu yang salah,” ujarnya datar sambil berdiri dari kursinya. Namun sebelum ia sempat pergi, Arvino menatapnya tajam.
“Bukan salah waktu, tapi salah tempat, Tuan Andrian,” ucap Arvino dingin. “Kalau niatmu mendekati seseorang, pastikan bukan perempuan yang sudah punya seseorang di sisinya.”
Kinara sontak menatap Arvino wajahnya memanas.
“Tuan Arvino, apa maksud Anda?” suaranya bergetar menahan malu di depan orang-orang.
Arvino menatapnya lembut, kontras dengan nada tajamnya pada Andrian.
“Aku cuma tidak ingin ada orang lain yang mengaku-ngaku jadi ayah dari anakku.”
Ruangan seketika hening, Ethan menatap ibunya, lalu melihat ke arah Arvino dengan wajah lugu tapi bahagia.
“Mommy, Daddy marah ya?” tanyanya polos, membuat beberapa pengunjung tersenyum kecil. Kinara tak bisa berkata apa-apa. Pipi dan lehernya terasa panas, hatinya berdegup kencang. Andrian menatap mereka bertiga dengan pandangan tajam, penuh amarah yang ia sembunyikan di balik senyum samar.
“Baiklah,” katanya datar. “Kalau begitu, aku pamit dulu. Tapi kita akan bertemu lagi, Dokter Zhao.”
Ia menatap Kinara sejenak pandangan yang sulit diartikan sebelum berbalik meninggalkan restoran itu. Arvino menatap punggung pria itu dengan ekspresi waspada, lalu berjongkok menatap Ethan.
“Mulai sekarang, kamu jangan jauh-jauh dari Mommy, ya? Daddy nggak mau kamu kenapa-kenapa.”
Ethan mengangguk semangat dan memeluk leher Arvino.
“Daddy janji ya, Daddy nggak bakal ninggalin Mommy sama Ethan.”
Kalimat polos itu membuat dada Kinara bergetar antara bahagia, takut, dan bingung. Arvino menatapnya sejenak, senyum tipis terbit di bibirnya.
“Sudah saatnya kamu tahu semuanya, Dokter Zhao,” katanya lirih. Kinara hanya mampu terdiam, menatap mata pria itu yang menyimpan terlalu banyak rahasia.
"Apa yang harus saya tau? Anda datang mengaku sebagai Daddy Ethan, apa hanya bertujuan untuk mengganggu kencan buta saya?" tanya Dokter Zhao, pertanyaan itu begitu saja keluar dari mulutnya. Awalnya hanya untuk menghilangkan rasa gugup di dadanya, tetapi justru malah membangkitkan rasa amarah dan cemburu Arvino lebih dalam.
"Siapa yang berani berkencan dengan wanita, saya?" tanya Arvino menarik pinggang Dokter Zhao, untuk mendekat. Kinara melebarkan matanya saat ini jaraknya dengan Arvino hanya berjarak satu jengkal saja, deru napas Arvino berhembus merasuk rongga hidungnya. Aroma mint itu membuat jantung Kinara semakin berdetak kencang.
Zaki menutup kedua mata Ethan, bocah itu langsung berteriak.
"Aku mau liat Daddy dan Mommy berpelukan!" seraya menarik tangan Zaki dari kedua matanya. Dokter Zhao, langsung mendorong Arvino untuk menjauh, dan menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah.
"Sayang, ayo pulang! Kakek buyut sama Oma menunggu kamu," ujar Arvino berbicara dengan Ethan. Bocah itu malah melirik Kinara seakan meminta persetujuan. Kinara yang masih bingung hanya bisa mengangguk pelan, lalu Ethan menggenggam tangan Zaki.
"Paman Zaki, ayo pulang!" ajak Ethan, Zaki mengangguk dan menggandeng tangan Ethan, membawanya keluar dari restoran. Sedangkan, Arvino mengulurkan tangannya ke arah Kinara, di mana wanita itu sempat ragu menerimanya, namun menatap wajah serius Arvino dia pun menggenggam tangan hangat itu.
tp lbih bgus skr lgsg d pecat
udah salah belaga playing victim lagi
Zaki.... segera urus semua berkas pernikahan Arvino dan Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
dan Arvino harus pantau terus Kinara dan Ethan di manapun mereka berada . karena Savira dan Andrian selalu mengikuti mereka dan mencari celah untuk menghasut Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
up LG Thor 😍