Healing Hearts, Holding Hands

"Apakah ada serangan lagi?" tanya Ariella yang berada di pelukan Sahran.

"Aku tidak tahu Ella," jawab Sahran.

Keduanya pun bangun dan segera bersiap secara militer sementara Johan, pengawal Sahran, datang meminta pangerannya kembali ke pesawat.

"Bawa saja tim ke tempat aman! Aku bisa menjaga diri!" perinta Sahran keras kepala.

"Tapi my prince ...." Johan sudah panik karena tidak mau kena amuk Sean, Avaro dan Arsyanendra.

"Mereka yang orang sipil, dibawa saja ke bunker perlindungan!" perintah Jendral Gaza. Para menteri dan para orang sipil dibawa masuk ke dalam bunker yang memang dibuat demi perlindungan.

Ariella dan Sahran memegang Glock masing-masing. Berdasarkan pelatihan militer yang sudah didapat dari kecil, mereka pun langsung berkoordinasi dengan para tentara disana.

Akarsana sempat melihat Ariella segera menuju ke pasukannya sementara dia harus masuk ke dalam bunker.

"Itu princess Ariella?" tanya Anaya.

"Iya ... Duh, aku bisa kena marah sama dia karena melihat kamu merangkul mas. Mana muka kamu dan mas beda kan? Kamu lebih arab sementara mas lebih Jawa." Akarsana tahu mata Ariella tadi tampak terkejut dan banyak pertanyaan disana.

Pasti dia marah deh!

Namun Akarsana tidak sempat berpikir jauh karena mereka harus bersembunyi. Akarsana memeluk Anaya saat mendengar suara-suara gaduh dan getaran. Rasanya Akarsana ingin keluar dan membantu Ariella tapi dia sendiri ada Anaya. Akarsana sudah berjanji pada ibunya akan selalu melindungi adiknya.

"Apakah Zionis itu datang lagi?" tanya Anaya.

"Mas tidak tahu." Akarsana menunggu sampai suasana tenang. Setelahnya pintu bunker pun terbuka dan tampak para tentara disana.

"Sudah aman semuanya, ayo keluar!"

Semua orang sipil pun keluar dari bunker dan Akarsana menoleh ke arah Ariella yang masih berdiskusi dengan semua pemimpin tentara disana.

"Kalian semua, karena situasinya tidak terlalu baik, maka kalian akan kami terbangkan ke Saudi Arabia untuk lebih aman," ucap salah satu pemimpin disana. "Meskipun kami sudah merdeka tapi tetap saja, pihak-pihak zionis masih berusaha untuk mengambil tanah kami."

"Kami langsung terbang?" tanya Akarsana bingung dan dia melihat Sahran berjalan menuju dirinya bersama dengan asistennya.

"Kita ke Arab Saudi, Sana! Disini tidak aman!" ucap Sahran sambil menyuruh semua orang masuk ke dalam pesawat milik kerajaan Belgia.

"Tapi Ella?" Akarsana ingin menemui Ariella.

"Ella akan baik-baik saja! Dia juga akan kembali ke Muscat Oman secepatnya!" Sahran memerintahkan semua orang sipil yang ikut dengan tim kontraktor, masuk ke dalam pesawat.

Akarsana menatap ke arah Ariella dan gadis itu menengok. Akarsana melambaikan tangannya lalu tangannya membuat kode akan menelpon dirinya. Ariella hanya mengangguk sambil tersenyum tapi senyumannya hilang saat Akarsana mendorong lembut punggung gadis yang bersamanya. Ariella menetralisir emosinya agar tetap fokus kondisi genting di bandara Gaza.

Penting baginya untuk tetap profesional baik sebagai seorang putri dan seorang tentara. Dan sekarang dia sedang menjadi seorang tentara.

"Ayo, kita harus mengawal pesawat milik kerajaan Belgia bisa lepas landas dengan selamat!" perintah Ariella.

"Baik tuan putri."

Semua orang menunggu dengan tegang bahkan pasukan sniper sudah siap, berjaga - jaga jika ada serangan lagi. Ariella menatap pesawat itu mengambil ancang-ancang untuk terbang dan setelah pesawat milik kerajaan Belgia itu terbang dengan mulus hingga semuanya aman, Ariella mulai memerintahkan pendistribusian semua bantuan.

"Tuan Putri, ada pesan dari pangeran Sahran. Mereka akan kembali usai pernikahan sepupu anda, Dokter Ekavira Gupta dan Letnan Satu Terry Russell," lapor salah satu prajurit yang mendapatkan pesan dari Sahran secara enkripsi.

"Oh my God ... Aku lupa Vira akan menikah dengan Ikan Teri!" ucapnya sambil menepuk jidatnya.

***

Ariella tetap di Gaza guna menyelesaikan misinya dan bersyukur tidak ada insiden disana berkat laporan Sahran ke dunia internasional yang membuat tentara perdamaiannya PBB datang kecuali dari Amerika Serikat dan Inggris karena pemerintah Gaza menolak mereka masuk.

Raja Louis bisa menerima kenapa Gaza menolak Inggris sementara presiden Amerika Serikat sempat tidak terima tapi PBB meminta negara itu menghormati kedaulatan Gaza dan keputusannya. Dosa masa lalu Amerika Serikat, masih membekas di rakyat Gaza.

Ariella disana hingga waktunya dia pulang untuk menghadiri acara pernikahan Ekavira dan Terry. Entah mengapa, selama itu Akarsana tidak menghubungi dirinya, membuat Ariella bingung. Dia pun tidak bisa menghubungi Akarsana.

Ada apa sebenarnya?

***

Brussels Belgia, acara Pernikahan Ekavira dan Terry

Pernikahan Ekavira dan Terry sangat bernuansa India dan Western, ditambah para tamu undangan hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan Terry yang sama kacaunya dengan Paklik Alan Sasongko, suami Rayline McCloud dan Dokter Lucky Buwono, suami Daisy Mancini.

Ariella datang dengan perasaan tidak enak karena dua Minggu ini. Dia tahu di Maroko situasinya sedang tidak baik-baik saja jadi kemungkinan Akarsana sedang berada di posisi yang sulit.

Gadis itu berjalan bersama Aidan hendak mengambil minum dan kembarannya tahu, Ariella galau.

"Yakin, Sana ada penjelasannya, Ella," hibur Aidan. "Maroko sedang gegeran karena Raja Yusef hendak merubah undang-undang penunjukkan putra mahkota. Bassam dikabarkan tidak terima."

"Siapapun tahu si Balsem tidak kompeten dalam apapun!" sungut Ariella. "Aku ... Mau jalan-jalan dulu."

"Ella, tidak semua kerajaan macam keluarga Cemara seperti keluarga kita. Ada banyak faktor yang bisa membuat kita berkelahi ... Itu wajar. Toh, di kita juga suka ribut kan?"

"Gegeran juga. Lintas negara malahan."

"Nah itu ...." Aidan merangkul bahu Ariella. "Kalau Sana memang kurang ajar, aku persilahkan kamu menghajarnya."

Ariella tersenyum lalu dia mencium pipi Aidan. "Aku jalan-jalan dulu," ucapnya sembari mengambil gelas fruit Punch.

"Hati-hati."

Ariella berjalan meninggalkan area pesta dan menuju pintu depan tempat pernikahan Ekavira dan Terry. Hingga matanya melihat sosok yang dikenalnya.

Ariella terkejut melihat Akarsana Danurdara yang datang ke pesta Terry dan Ekavira. Gadis itu pun hendak menghampiri pria ganteng itu tapi langkahnya terhenti saat melihat Akarsana tidak sendiri. Ada seorang wanita yang bergelayut manja ke pria itu.

Ariella pun tersenyum smirk lalu berbalik dan membatalkan untuk menghampiri Akarsana. Pria itu melihat Ariella yang berbalik dan merasa kaget.

"Mas, itu mbak Ella kan? Duh, pasti salah paham!"

"Iya dik ... Duh, pasti Ella kecewa sama mas," ucap Akarsana.

"Akar pohon! Anaya! Akhirnya datang juga!"

Akarsana dan Anaya menoleh ke arah Sahran Léopold yang menghampiri mereka.

"Emir Sahran," senyum Akarsana.

"Halo mas Sahran," sapa Anaya dengan pipi merona karena dia memang suka dengan pria di hadapannya itu.

"Tumben Emir Maroko bisa datang ke Brussels," senyum Sahran.

"Aku ada urusan kenegaraan dengan pangeran Akira. Lalu Akira mengajak datang kemari."

Sahran tampak bingung. "Kenapa kalian yang dikirim? Kemana kakak tiri kalian yang brengseeekkkkk itu?"

***

Yuhuuu up Siang Yaaaaa

Thank you for your reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️