Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.
Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.
Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 – Metode Sang Kera Sakti
Keheningan menggantung di udara.
Li Yun menatap Bai Yuan dan Mu Qinglan yang duduk dengan sikap seolah sedang menunggu keputusan hidup-mati. Keduanya menatapnya penuh harap, pupil mata membesar, seakan jawaban Li Yun bisa menentukan apakah esok hari matahari masih terbit atau tidak.
Li Yun merasa lehernya kering.
Ia meminum sisa jus jeruknya—habis dalam sekali teguk.
Glek..
Ini kenapa tatapannya serius banget…
Dalam hati dia mengeluh, “Aku cuma manusia yang ingin liburan cok, Low living… bukan konsultan iblis.”
Sementara Li Yun berpikir keras, seseorang—atau sesuatu—ikut membeku.
Baal.
Iblis kecil itu tadinya santai, tapi kini tubuhnya menegang saat melihat tanda di pinggang Bai Yuan. Sebuah emblem cantik berbentuk awan giok berlapis emas.
Mata Baal melebar.
“…bukankah itu… Sekte Awan Giok!?”
Ingatan aneh yang pernah ia kubur kembali muncul dengan cepat.
Ia ingat pertama kali turun ke dunia fana lalu bertemu para kultivator sok jago dari sekte itu. Mereka datang dengan pedang terbang, wajah arogan, aura besar… tapi bagi Baal yang merupakan kaisar iblis dari dunia atas, mereka hanya seperti larva rumput yang berusaha menggigit naga.
Baal memijit dahinya yang kecil.
“Sial… kenapa aku selalu kena apes melulu…”
Ia melirik Xiao Bao yang kini sedang menaiki punggungnya, memeluk tubuh kecilnya seperti bantal empuk. Xiao Bao tertawa dan memainkan kuping Baal tanpa dosa.
“Puppy? Kamu kenapa? Cape ya?”
Baal hampir menumpahkan air mata.
Cape kepalamu, bocah. Ini mental yang capek.
Tapi tentu dia tidak bisa bilang begitu.
Ia menghela napas dan memandang langit.
Betapa kisah hidupnya semakin absurd.
Awalnya bertemu Li Yun…
Lalu dibully oleh kakak naga dan kakak besar…
Lalu tidak sengaja membangunkan spirit roh kecil…
Lalu tinggal serumah dengan manusia paling misterius di semesta…
Dan sekarang…
Bertemu sekte rendahan yang pernah ia jadikan cemilan.
Belum cukup.
Ia melirik Xiao Zhen yang lagi menambal dinding sambil bersenandung.
Itu bukan sekadar manusia.
Itu adalah salah satu dari Sembilan Pendekar Pedang Surgawi, musuh bebuyutannya dulu.
Dan pria itu kini memakai topi jerami dan sedang menambal retakan di tembok.
Hidup ini memang tidak masuk akal.
Baal akhirnya rebahan.
Lemas.
Tak berdaya.
“Sudah… sudah… aku menyerah… dunia ini jahat. Harusnya yang jahat itu aku, kenapa malah dunia.. Padahal harusnya aku bisa jadi salah satu villain terkuat di novel ini, kenapa berakhir jadi anjing peliharaan.."
Suara tawa kecil menggema di kepalanya.
Suara naga air.
“Hahaha… itulah karma anjing kecil. Nikmati saja.”
Baal menunduk dalam.
“…ya Dewa. Kronik kehidupan anjing malang.”
Sementara itu, Li Yun akhirnya menemukan sesuatu.
Sebuah ide menyembul di kepalanya seperti lampu bohlam kartun.
Ia mengelus dagu.
“Hmm… dulu aku pernah baca komik dan novel kultivasi… isinya penuh iblis, dewa, roh kera, dan sebagainya…”
Ia menimbang-nimbang.
“Sepertinya aku tahu sesuatu… tapi… apakah itu berguna?”
Ia terdiam sebentar.
Lalu ia menggeleng.
“Ah, bodo amat. Coba aja. Pake teknik si kera sakti aja dah… yang perjalanan ke barat itu… kayaknya… lebih meyakinkan… Lagian mereka juga kagak tau cerita perjalanan ke barat..”
Pada saat yang sama…
Bai Yuan dan Mu Qinglan melihat perubahan ekspresi Li Yun.
Dari bingung, ke serius, ke terinspirasi, ke menyeramkan, ke tenang.
Mereka langsung panik.
“Senior Li… apa kami merepotkan!?”
“Ah! Bodoh sekali kami bertanya hal sepele ini!”
“Kami telah mengganggu orang yang seharusnya tak boleh diganggu…”
Li Yun menatap mereka.
“Hah? Nih orang pada kenapa dah.”
Ia bahkan belum bicara apa pun.
Akhirnya Li Yun menghembuskan napas dalam.
Waktunya.
Ia mencondongkan tubuh dan mulai menjelaskan metode.
Metode yang…
Kalau dipikir ulang…
Tidak masuk akal.
Tapi terdengar sangat meyakinkan.
Dan karena Li Yun pandai merangkai kata, hasilnya terdengar seperti teknik sakral yang hilang ribuan tahun.
Dia menjelaskan tentang:
bagaimana roh jahat bisa dimurnikan dengan pola lingkaran qi tertentu
metode memukul titik dantian iblis mengikuti gaya kera sakti
mantra aneh campuran bahasa Sanskerta, Tionghoa kuno, dan sedikit istilah ga jelas yang sebenarnya cuma Li Yun ingat dari film kartun
teknik menyegel inti iblis dengan gaya tiga putaran satu hantaman
dan pentingnya “menjewer telinga roh jahat saat ia sedang lengah supaya aliran balasannya kacau”
Xiao Zhen yang sedang memoles tembok langsung berhenti.
Ia menoleh.
Matanya serius.
Seolah metode itu membuka pintu dunia baru dalam pikirannya.
Mu Qinglan dan Bai Yuan bahkan merapatkan duduknya.
Wajah mereka memucat, lalu memerah, lalu memucat lagi, lalu bersinar.
Seolah pengetahuan yang tidak pernah mereka bayangkan tiba-tiba terhampar di depan mata.
Sementara itu Baal…
Mendengar metode itu…
Bergidik.
“Sial… aku tidak pernah tahu ada metode se-mengerikan itu!?”
Ia menatap Li Yun.
Sekilas, Li Yun terlihat seperti manusia biasa.
Tapi metode tadi…
Kalau dipakai pada iblis setingkat nya atau bahkan Demigod… itu sama saja disiksa hidup-hidup.
Baal menelan ludah.
“Untung saja aku memilih jadi anjing peliharaan Tuan… kalau tidak… aku bisa jadi korban eksperimen ini…”
Ia menutup wajah.
“Aku tarik kata-kataku. Aku bukan apes. Aku adalah makhluk paling beruntung sedunia.”
Setelah beberapa saat menjelaskan, Li Yun akhirnya selesai.
Ia menatap kedua tamunya.
Yang membuatnya pucat adalah—
Bai Yuan dan Mu Qinglan tertegun.
Tidak bergerak.
Tidak bicara.
Tidak bernafas…?
Li Yun mulai panik.
“G-gawat… apakah ini tidak berhasil!?”
Ia mulai memukul dahinya pelan.
“Sial… apa metode kera sakti itu cuma fiksi belaka!? Harusnya aku baca ulang dulu novelnya…”
Ia merasa seluruh reputasinya sebagai… apa pun… runtuh.
“Ah! Padahal aku sudah berusaha jadi pendongeng paling meyakinkan…kupikir metode sun wukong akan membantu..”
"Yah mau gimana lagi ini adalah dunia kultivasi asli, sudah kuduga ini tidak akan—"
Tapi tiba-tiba—
Bai Yuan dan Mu Qinglan berdiri.
Maju.
Lalu… memegang tangan Li Yun.
Dengan mata berkaca-kaca.
“Senior Li…”
“Terima kasih…”
“Anda… Anda telah membuka dunia kami! Wawasan kami ternyata terlalu dangkal…!”
“Metode ini… tidak pernah diajarkan bahkan oleh leluhur sekte kami, bahkan sepertinya hanya anda seorang yang mengetahui metode agung ini!”
Li Yun membatu.
“Hah…?”
Keduanya menangis haru seperti baru menemukan guru besar yang mereka cari sepanjang hidup.
Li Yun keringat dingin.
“Apa… aku sudah tidak bisa memahami cara berpikir kultivator dunia ini…”
Ia menatap langit.
Diam.
Lalu dalam hati ia berkata
“…ya wes lah. Aku ikut alurnya aja,”
Li Yun berdeham pelan, merasa dirinya tidak memiliki tempat dalam percakapan dua kultivator jenius itu. “Aku… eh, aku baru ingat ada sesuatu yang harus kuambil di rumah. Kalian lanjutkan saja,” ujarnya sambil tersenyum kaku.
Padahal ia bahkan tidak tahu apa yang ingin ia ambil—itu hanya alibi agar ia tidak terlibat lebih jauh di tengah percakapan tingkat tinggi.
“Silakan, silakan Senior Li.” ujar Bai Yuan dengan semangat membara karena terlalu fokus membahas detail metode itu.
Mu Qinglan juga mengangguk setengah sadar, jarinya bergerak-gerak di udara seolah menghitung sesuatu. Li Yun pun perlahan mundur, lega karena tidak lagi menjadi pusat perhatian. Ia membiarkan mereka larut dalam diskusi dari saran yang dia berikan yang bahkan tak ia mengerti, sementara ia sendiri berjalan pergi sambil berbisik,
“Ambil apa ya… Turu aja kali ya?”