Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mama
"Sheryl?" panggil Bimo.
Wanita yang sesenggukan itu ternyata adalah Sheryl. Dia mendongak dan terkejut melihat Bimo. Dia segera memalingkan wajahnya dan mengelap air mata dengan tangannya. Melihat pakaian putih Sheryl yang jadi tembus pandang karena basah, dengan sigap Bimo melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Sheryl. Bimo berjongkok di hadapan Sheryl yang tertunduk sedih.
"Kamu kenapa?" tanya Bimo dengan nada lembut.
"Aku nggak apa-apa." jawab Sheryl yang masih terisak.
"Terus kenapa hujan-hujanan, nanti kamu sakit lho."
Bimo berpindah duduk di samping Sheryl. Kemudian Bimo memutar bahu Sheryl supaya menghadap kepadanya.
"Siapa yang udah bikin kamu begini?" Tanya Bimo sambil menatap wajah Sheryl yang sudah merah seperti tomat.
Sheryl yang ditanya seperti itu malah jadi sedih lagi. Air matanya tidak bisa terbendung lagi dan akhirnya dia menangis di pelukan Bimo untuk beberapa saat. Bimo memeluknya dan mengusap punggung Sheryl untuk menenangkannya. Bimo bisa merasakan kesedihan Sheryl yang mendalam meskipun dia tidak tau penyebabnya. Di dengar dari tangisannya jelas bahwa hatinya sangat terluka saat ini. Bimo membatin, 'Jangan-jangan Sheryl ku nangis gara-gara si kacamata itu. Awas aja kalau iya.'
"Cup Cup janan nanis mama." kata Chika yang tiba-tiba ikut-ikutan menenangkan Sheryl.
Seketika itu pun Sheryl yang mendengar suara Chika jadi berhenti menangis. Bimo pun terkejut dan melepaskan pelukannya.
"Ssst.... bukan mama nak, ini namanya Tante Sheryl." kata Bimo pada Chika.
"Maafin Chika ya Sher, dia suka ikut-ikutan temannya yang punya mama manggil "mama mama", gitu." jelas Bimo karena merasa tidak enak pada Sheryl.
"Iya nggak apa-apa Bim." jawab Sheryl.
Sheryl pun menyeka air matanya dan tersenyum pada Chika lalu menggenggam tangan anak itu.
"Makasih ya sayang, tante udah ngga nangis lagi." ucap Sheryl pada Chika.
"Nama kamu Chika ya?" Tanya Sheryl.
"Iya." jawab Chika.
Seketika Sheryl jadi teringat dia punya kue ulang tahun yang tidak jadi ia berikan kepada Johan. Dia pun menawarkannya pada Chika.
"Chika suka kue nggak? Tante punya kue coklat lho." tanya Sheryl yang jadi lupa akan kesedihannya karena kehadiran Chika.
"Mau!" jawab Chika semangat.
Sheryl pun membuka tas jinjingnya hendak mengeluarkan box kuenya, namun tiba-tiba turun hujan gerimis.
"Wah hujan, ayo Chika kita ke mobil." ajak Bimo seraya cepat-cepat menggendong Chika.
Bimo menoleh ke Sheryl yang terlihat bingung.
"Ayo Sher kamu juga ikut!" kata Bimo sambil menarik tangan Sheryl.
Mereka pun berlari bergandengan sampai ke mobil Bimo kemudian masuk ke dalamnya. Sampai di dalam mobil mereka tertawa bersama karena kebasahan.
"Yah Chika jadi basah deh." kata Sheryl sambil mengusap-usap rambut Chika.
"Nggak apa-apa cuma kehujanan sedikit." kata Bimo.
"Chika dipangku Tante dulu ya Papa mau nyetir." ucap Bimo.
"Sini sama Tante." kata Sheryl memegangi Chika.
"Mana kue na mama?" tanya Chika dan lagi-lagi memanggil mama.
Bimo menutup wajahnya dengan sebelah tangannya karena malu mendengar Chika memanggil Sheryl mama. Dia pun mengajari Chika untuk memanggil Sheryl dengan sebutan Tante.
"Chika, coba panggil tan-....." ucap Bimo terpotong.
"Sudahlah Bim, namanya juga anak-anak." sela Sheryl.
"Sebentar ya Chika." Sheryl pun mengeluarkan box kuenya dan membukanya.
"Tadaa..."
"Waaah...cokat.." ucap Chika.
"Tante potongin ya." kata Sheryl.
"Ini buat Chika...sini tante suapin ya, a..."
Chika pun senang dan membuka mulutnya.
Hujan yang cukup deras kembali mengguyur jalanan. Mereka menikmati kue didalam mobil bersama-sama. Bimo tersenyum melihat mereka berdua. Dalam hati Bimo berkata, 'Kayaknya udah saatnya Chika punya mama baru, Kira-kira Sheryl mau nggak ya?'. Bimo pun jadi menghayal tentang kehidupan berumah tangga bersama Sheryl. Tanpa sadar dia jadi senyum-senyum sendiri.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Sheryl heran.
Bimo terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Eh, nggak ada apa-apa. Mana kuenya? Aku ngga dibagi?" tanya Bimo mengalihkan pembicaraan.
"Nih." kata Sheryl yang menyodorkan potongan kue yang dibalut dengan tisu.
"Aku kan lagi nyetir ga bisa dong pegang kue." kata Bimo modus.
"Terus minta disuapin gitu?" tebak Sheryl.
"Ya iyalah... Chika aja kamu suapin tadi." jawab Bimo.
"Chika kan bocil." sahut Sheryl.
"A...." Bimo pun membuka mulutnya menunggu suapan dari Sheryl.
Sheryl pun mau tidak mau menyuapi Bimo kue tersebut.
"Ini kamu beli atau bikin sendiri?" tanya Bimo.
"Bikin sendiri, gimana enak nggak?" tanya Sheryl.
"Ng...coba aku cobain lagi, a...." jawab Bimo modus.
"Hm mau bilang enak aja susah bener." ucap Sheryl sebal tapi tetap menyuapi Bimo.
"Ahaha Papa cemong." kata Chika tertawa.
"Sher." panggil Bimo sambil menunjuk hidungnya yang terkena coklat.
Sheryl mengambil sehelai tisu dan memberikannya pada Bimo. Namun bukannya menerima tisu tersebut Bimo malah menyodorkan wajahnya untuk minta dibersihkan. Sheryl pun mengelap hidung Bimo dengan tisu dan setelah itu dengan sengaja memencetnya.
"Kamu nih ya dari tadi modus terus deh." kata Sheryl.
"Aduh duh, sakit woi." ucap Bimo sambil mengusap-usap hidungnya.
"Biarin, syukurin." kata Sheryl.
"Ahahaha." Chika jadi tertawa melihatnya.
Tidak lama kemudian tibalah mereka di rumah Sheryl. Hujan masih turun rintik-rintik, Sheryl menyiapkan payung dan bersiap untuk turun dari mobil.
"Makasih ya Bim udah ngantar aku. Jaket kamu biar aku cuci dulu ya." kata Sheryl.
"Sher, kenapa sih kamu nggak mau cerita ke aku?"
tanya Bimo.
Sheryl pun tertunduk diam sebelum akhirnya membuka suara.
"Maaf Bim aku belum bisa cerita sekarang." jawab Sheryl.
"Hhh...Ya udah terserah kamu, tapi kalau kamu butuh apa-apa telepon aku aja ya." ucap Bimo berpesan.
Sheryl pun mengangguk.
"Chika, Tante pulang dulu ya." kata Sheryl.
"Iya dada mama...." ucap Chika.
"Dadah Chika." balas Sheryl lalu kemudian turun dari mobil.
***
Siang berganti sore, sore berganti malam. Di rumahnya, Sheryl akhirnya memberanikan diri cerita pada mamanya kalau dia sudah putus dengan Johan. Tetapi Sheryl tidak mengungkapkan alasan sebenarnya. Dia hanya mengatakan sudah tidak sejalan dengan Johan. Mamanya juga tidak bertanya secara mendetail. Dia hanya menganggap mereka mungkin memang tidak berjodoh. Orang tua Sheryl pun hanya mendoakan semoga Sheryl cepat bertemu dengan jodohnya.
Malam itu Sheryl berpikir bagaimana hari Senin nanti ia akan menghadapi Johan dan juga teman-teman di kantor. Pasti kalau mereka tahu dia dan Johan putus, pasti akan jadi bahan omongan orang-orang di kantor. Dia juga tidak mau bila setiap hari harus bertemu muka dengan Johan. Sheryl pun teringat pembicaraannya dengan Bimo sewaktu di restoran beberapa hari yang lalu. Bimo menawarkan Sheryl untuk di tempatkan di bandung untuk sementara waktu. Sheryl pun membicarakan hal ini pada orang tuanya dan meminta ijin pada mereka. Orang tua Sheryl sebenarnya keberatan kalau Sheryl kerja di tempat yang jauh, karena pastinya mereka akan rindu padanya. Tapi kalau itu memang untuk kebaikan anaknya maka mereka menyerahkan keputusan pada Sheryl.
Setelah mendapat persetujuan dari orang tuanya, Sheryl memutuskan untuk menelepon Bimo.
"Halo." suara Bimo mengangkat telepon.
"Halo Bim." jawab Sheryl.
"Ya Sher, ada apa?" tanya Bimo.
"Tawaran kamu untuk menempatkan aku di Bandung...masih berlaku nggak?
...----------------...