Perempuan berparas cantik manis nan anggun tersebut duduk di teras rumah dengan hembusan angin malam dari pantai yang sejuk sambil merenungkan keluarganya yang hancur sejak ia masih kecil atau bisa di sebut dengan hancur sejak masih di dalam kandungan bundanya. Ia merenungkan kehidupannya yang hancur lembur karena di sebabkan oleh perceraian orang tuanya "Seandainya keluargaku utuh mungkin aku bisa sebahagia mereka yang bisa tertawa puas dengan kehidupan secemara itu". Namun, takdir berkata lain ia gadis berparas cantik nan anggun itu harus menjalani kehidupannya yang seolah-olah biasa saja tanpa melihatkan keorang lain apa yang terjadi di kehidupannya. Namun, dengan ia selalu bersabar Tuhan mempertemukan lelaki yang sangat menyayangi dan bisa disebut pengganti peran ayahnya, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu semua terbongkar dan laki-laki itu ternyata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agiv_aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan Jebakan
Hembusan angin yang mengenai kulit seorang gadis membuatnya terasa dingin dan sejuk untuk menyendiri di sebuah taman yang masih berdekatan dengan campnya.
Adiva duduk menyendiri karena ia meluangkan waktu sejenak untuk menikmati malamnya yang terakhir untuk ngecamp di situ.
"huft.. bunda... Diva kangen bunda, hanya bunda yang Diva punya di dunia, kenapa bunda ngak ngasih tau soal ayah dimana ayah? " bertanya dengan diri sendiri.
Diva merasa ada yang di sembunyikan oleh bundanya sehingga ia sendiri tidak di kasih tau tentang ayahnya, bunda milla hanya memberi tau soal ia waktu masih berada di kandungan ingin di gugurkan oleh ayahnya yang kejam itu.
Apa bunda milla ngak pengen lihat putrinya yang sedari kecil sudah di buat menderita oleh ayah kandungnya sehingga itu alasan bunda milla engan untuk menceritakan semuanya tentang ayahnya.
Jangankan tempat tinggal ayahnya nama ayah sendiri aja Diva belum tahu karena bunda milla ngak mau ngasih tau apapun yang bersangkutan dengan ayahnya.
'tapi gwe ngak akan tinggal diam, gwe harus tau ayah kandung gwe sendiri apapun resikonya Diva harus cari tau semuanya ngak peduli sendirian yang penting gwe harus dapat info soal ayah' batin Diva.
Jam sudah menunjukkan puku 21.15 tetapi ia masih duduk terdiam merenung semuanya. Karena ia terkadang berfikir untuk apa di lahirkan di dunia penuh derita dan arahan ini jika ia sendiri harus merasakan penderitaan yang tak punya tujuan tapan arahan dari orang tua.
Sedangkan bunda milla sendiri sibuk dengan pekerjaan-nya, ia tahu bundanya rela bekerja demi mencukupi kebutuhan tapi Diva rasa mulai saat itu ia kembali bekerja, bunda milla sering mengabaikannya dengan berbagai alasan ya dia dapat.
Sedangkan dari kejauhan ada laki² yang terus mengintainya dari kejauhan tetapi ia tak tahu, setelah beberapa menit lelaki itu menunggu Diva yang sedang memandang bintang di atas langit dengan pandangan yang kosong kini ia menghampirinya.
"ehem.. kamu sedang apa Diva kok sendirian? " tanya pada lelaki itu dengan sopan,
Diva kaget dengan kedatangan laki² itu dan membuat dirinya langsung refleks dan teriak,
"sttt.. tenang diva aku bagas yang kemarin ketemu kamu di dekat danau itu! " ucap pada laki² itu dan ternyata kakak kelasnya yang bernama bagas yang ia temui di dekat danau pas dalam keadaan yang sama diva duduk sendirian.
Waktu itu mereka belum sempat bertukar cerita tetapi chika sudah duluan memangilnya dan mengajaknya pergi dari tempat tersebut. Diva aslinya juga kaget kenapa cowok ini tiba² datang dan nemuin dirinya kedua kali pas dalam keadaan seperti ini.
"eh sorry kak kirain siapa" ucap diva dengan menghembuskan nafasnya,
"it's okay diva tak apa, santai aja! " seru bagas dan lalu mengusap kepala diva secara tiba².
Diva yang melihat dan merasakan usapan halus dari tangan bagas yang sudah berada di rambutnya kini iya terdiam dan merasakan belaian yang terasa nyaman mengenai rambutnya.
"kamu kenapa duduk sendirian disini? boleh aku temanin kamu? " tanya bagas dengan nada lembut yang tangannya masih mengusap rambut diva dengan lembut itu.
Sehingga ia sendiri sadar bahwa perempuan cantik yang sedang berada di hadapannya sedang membutuhkan tempat untuk cerita. Tetapi orang seperti mereka jika di tanya atau disuruh menceritakan semua apa yang sedang ia pikirkan atau beban apa yang membuat dirinya sehingga sampai mengosongkan pikiran, mereka pasti tidak akan pernah mau menceritakan.
Mereka akhirnya duduk dan menempatkan dirinya masing² ke posisi yang nyaman dan menikmati angin sepoy yang mengenai kulit mereka yang terasa sejuk.
"Apa kamu suka taman? " tanya bagas
"suka banget" ucap diva,
"oke, apa yang membuatmu suka taman? " tanya bagas lagi,
"bagiku taman adalah tempat untuk meluangkan waktu bagi mereka yang mempunyai masalah atau hal apapun yang bisa membuat mereka bahagia dan merasakan kenyamanan. Sehingga masalah yang membuatnya merasa terpuruk jika di bawa ke taman semuanya pasti akan hilang, dan akan menyisakan kebahagian saat berada di tempat tersebut, bak terasa ada yang mendengarkan isi dan pikiran kita! " kata diva dengan senyum tipis dan pandangan yang mengarahkan ke langit² yang di kelilingi bintang² yang cantik membuat suasana malam itu menjadi lebih sempurna.
"Dan jika taman itu membuat kamu merasa bahagia apa yang akan kamu lakukan setelahnya? " tanya bagas kembali, dengan mengarahkan pandangannya kepada diva yang terlihat cantik di malam itu,
"Saya pasti akan mengunjunginya setiap hari supaya bisa merasakan kebahagiaan terus tanpa merasakan beban kehancuran yang enggak seharusnya saya inginkan. Tapi sayang terkadang, ada waktu yang menghalangiku untuk bertemu dengan bunga² yang siap menjadi saksi betapa terpuruknya aku atau bahagianya aku saat
mengunjunginya! " jawab diva santai, dan menoleh ke arah bagas yang sedari tadi memandangnya membuat dirinya semakin ingin menghilang dari tempat tersebut, karena diva sendiri bukan tipikal cewek yang suka di tatap atau di pandang dengan tajam sama lawan jenis.
"Jika mereka boleh mendengarkan isi ceritamu dan menjadi saksi bisu tentang keadaanmu apakah saat ini saya juga boleh menjadi bagian dari mereka untuk mendengarkan curhatanmu atau keluh kesahmu? " tanya bagas kembali.
Bagas sengaja memberikan pertanyaan tersebut karena ingin menjebaknya supaya tau apa yang dia lakukan di taman malam² sendirian tanpa adanya seorang teman, secara diva sendiri juga cewek takut tiba² ada yang datang dan melukai sehingga bagas memutuskan untuk menghampirinya.
Dan itu juga akan membuat bagas seperti ada kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan perempuan itu.
Sedangkan diva yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut bagas tersebut membuat dirinya merasa terjebak dari perangkapnya melalui pertanyaan yang mudah untuk di jawab, ya walaupun sebenarnya itu emang jebakan.
"Em.. sama sahabat aja aku belum tentu mau cerita apa lagi sama orang lain yang belum kenal pasti! " seru diva dengan menundukkan kepalanya seperti ia merasa lelah sama keadaannya.
" Aku tau.. tapi kalo kamu butuh orang yang bisa dengarkan ceritamu apapun itu, panggil saya oke dan ini nomor telfon saya ada disini kamu boleh hubungi saya kapanpun kamu mau! " ucap bagas dengan santainya dan menyodorkan kartu nama yang tertera lengkap nomor telfonnya kepada diva.
Diva yang mendengar perkataan dari bagas langsung menoleh dan mengambil kartu nama tersebut, "thank's ya, em.. emang kamu kesini mau ngapain takutnya nanti ada yang lihat dan di sangka kita lagi ngapa²in gimana
coba? " tanya diva
"ya enggak mungkin lah ini tempat umum hem.. dan tadi saya lihat kamu sendirian ya udah gwe samperin, kan ngak baik cewek malam² nongkrong sendirian kalo semisal di bawa makhluk halus gimana ini tempatnya dekat hutan dan pegunungan juga" kata bagas dengan senyumnya yang membuat candu untuk di pandang bagi kaum wanita seperti diva,
"ah kamu bisa aja jangan nakut-nakutin deh, gwe kesini cuman pengen nenangin diri gwe, secarakan besok kita udah balik jadi yah buat ngeluangin waktu untuk dengarkan kata hati sendiri sih" jawab diva, yang di maksud diva tersebut ia ingin meluapkan isi yang ada di dalam hatinya dan ingin menceritakan semuanya sendiri di tempat itu agar terkesan ada sebuah memory yang tak terlupakan di tempat tersebut siapa tau nanti diva ingin berkunjung di tempat ini.
"Sekarang kan ada gwe kamu tenang aja ya, gwe bisa jadi teman kamu kan? " tanya bagas,
"boleh dong justru gwe suka kalo nambah teman lagi biar hidup gwe ngak kesepian kayak sekarang" ucap diva dengan menatap dan senyum kepada cowok tersebut.
***
Sedangkan sedari tadi awal diva berada di tempat tersebut ada cowok yang memantaunya sebelum bagas menghampiri dirinya. Awalnya ia ingin menghampiri diva tetapi ia kalah cepat dengan cowok tersebut yang di duga teman sekelasnya sendiri.
Sehingga ia urungkan niatnya tersebut dan memilih berdiam di bawah pohon dan memantau keasyikan mereka berdua.
"sial ngapain dia deketin diva, mau cari masalah lagi sama gwe" ucap pada dirinya sendiri,
Ia yang melihat keasyikan mereka kini menjadi api cemburu, tetapi ia sadar siapa dirinya.
Ketika diva dan bagas tengah asyik ngobrol dan bercanda tiba² ponsel milik diva berdering dan ia pun izin kepada bagas untuk menjawab telfon tersebut lalu ia bergegas mengangkatnya.
("hallo apaan? ") tanya diva dengan datar,
(" lo kemana anjir, udah malem cepat balik ke Camp besok kita bangun pagi untuk prepare ") ucap wanita yang terdengar dari dalam ponsel milik diva tersebut, siapa lagi kalo bukan chika yang dimanapun keberadaan suaranya bikin dendang telinga ingin jebol.
(" iya bawel amat") jawab diva kemudian menutup telefon tersebut,
"em.. kak boleh saya ke.. " beluk sempat diva meneruskan bicaranya akan tetapi bagas sudah memotongnya karena sudah mengerti apa yang di maksud diva. Sedangkan bagas juga mendengar percakapan mereka tersebut.
"oh ia gapapa benar kata temanmu, kembali lah" kata bahas dan mempersilahkan diva pergi dari tempat tersebut, dan ia melihat punggung diva yang semakin jauh darinya.
Kini bagas masih stay di tempat tersebut dan memandang bintang² yang terlihat cantik berkilauan di langit.
"Kenapa lo bisa kenal dia? " tanya deva yang tiba² datang dan membuat bagas langsung melihat deva yang sudah berdiri di belakangnya.
"apa urusannya dengan anda? " ucap bagas,
" gwe peringati sekali lagi sama lo kalo gwe udah mulai nyaman sama dia tolong jauhi dia jangan cari keributan lagi sama gwe " celetuk deva yang sudah menahan amarah sedari tadi,
"chek.. lihat aja nanti siapa yang bakal dapat dia, oh.. iya bukannya lo udah sama tiara terus ngapain sekarang deketin diva masih kurang kah? " ucap bagas dengan santainya tanpa ada rasa takut mengahadapi laki² yang berada di depannya,
Deva yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut bagas ingin sekali langsung menonjoknya tetapi ia berusaha agar tidak terpancing amarah olehnya.
Sebenarnya mereka berdua dulunya adalah teman dekat akan tetapi satu tahun lalu waktu mereka beranjak kelas 2 SMA pertemanan mereka hancur karena mempermasalahkan cewek dan apakah mereka berdua kini kembali bertengkar cuman gara² cewek lagi.
...NEXT YA GUYS...
...JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK BUAT ASUPAN WKWKWK 🥰...
...SEE YOU JANGAN LUPA BACA PART SELANJUTNYA YA 👍😄...