NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:128.9k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemilik Sah

“Jangan banyak bicara. Katakan saja apa maumu datang lagi ke rumah ini? Bukankah kamu sudah menikah? Kenapa tidak tinggal bersama suamimu di rumahnya?” Rosma sudah tidak tahan akan sikap arogan Hana yang pandai menyudutkan mereka semua.

Burhan dan Sri kompak melirik Rosma tajam, tak suka akan ucapan yang dilontarkan karena itu hanya akan memprovokasi Hana saja.  Bagaimana jika Hana marah dan melapor pada suaminya.

Hana tergelak. Lalu menghampiri Rosma lebih dekat.

“Memangnya salah jika aku pulang ke rumahku sendiri?”

“Rumahmu? Jangan mimpi kamu ya. Ini rumah putraku. Jangan mentang-mentang kamu anaknya Sri bisa seenaknya saja mengakui rumah orang menjadi milikmu.”

Lagi-lagi Hana tergelak ringan. Namun hanya sebentar karena tiba-tiba dia pergi menuju dapur. Meninggalkan semua orang dengan tanda tanya.

“Hei. Ningsih. Sebaiknya segera ajak cucumu itu pergi dari rumah ini. Sudah cukup dia buat onar di keluarga ini. Biarkan kami hidup tentram seperti sebelumnya.” Rosma menghampiri Ningsih.

“Asal kamu tahu cucumu itu sudah membuat banyak masalah. Rumah ini menjadi kacau karena ulahnya. Entah bagaimana caramu membesarkannya. Hana itu menjadi anak pembangkang dan kurang ajar.” Rosma memelototi Ningsih yang sedari tadi hanya diam mendengarkan dengan tenang.

Burhan menarik ibunya. Diajaknya Rosma untuk mundur agar tak banyak lagi bicara, dia takut Hana mendengar sehingga membuatnya murka. Ingat saat ini Hana bisa melakukan apapun pada mereka. Termasuk penjara.

“Lepaskan! Biarkan ibu bicara lagi dengan wanita tua ini. Biar dia sadar jika dirinya telah salah mendidik anak itu.”

“Hentikan Nyonya!” Hana kembali sambil membawa setumpuk dokumen di tangannya.

Burhan dan Sri langsung mengernyit heran, bertanya-tanya apa gerangan yang sedang di bawa Hana.

Dengan tenang dan penuh percaya diri, Hana melempar map itu ke atas meja, tepat di depan Burhan.

“Lihat itu baik-baik,” ucapnya datar.

Burhan memungut map itu, dan perlahan membuka lembar demi lembar sertifikat. Sertifikat rumah, toko, tanah, dan berbagai aset lain yang dulunya atas namanya dan Malika. Matanya melebar. Napasnya mulai memburu.

“Apa-apaan ini.” bisiknya, syok.

Sri meraih satu berkas dan membacanya. Wajahnya langsung pucat pasi.

“Pak. Kenapa semuanya sudah atas nama Hana?”

Rosma yang penasaran ikut maju, melihat semua dokumen-dokumen itu.

“Semua toko dan kontrakan juga semuanya sudah atas nama dia!” Rosma menatap Hana tak percaya.

Burhan menggertakkan giginya, dadanya naik turun seperti akan meledak.

“Kau. Apa yang sudah kau lakukan hah?!!” teriaknya, menunjuk Hana dengan tangan gemetar.

Malika yang tak mudah percaya begitu saja, segera menghampiri ayahnya. Menenangkannya.

“Ayah. Itu semua pasti dokumen palsu. Sertifikat palsu. Ayah. Jangan mudah percaya padanya. Dia hanya ingin menipu kita saja.”

“Memangnya dia pikir semudah itu membalik nama semua aset kepemilikan kita.” Malika menyunggingkan senyum sinisnya. “Semua sertifikat dan dokumen asli ayah simpan baik-baik kan?”

Burhan langsung mengangguk.

“Cepat ambil dan tunjukkan padanya. Buat dia malu karena rencananya yang gagal.”

Burhan segera melangkah cepat menuju kamarnya. Malika dan Rosma masih tersenyum sinis pada Hana dan neneknya.

Sementara Hana menatapnya dengan tatapan tenang tapi dingin.

Tak lama terdengar pekikan suara Burhan yang memanggil istrinya. Membuat Sri bergegas masuk ke kamar mereka.

Tak perlu waktu lama keduanya keluar dengan sorot mata tajam mengarah pada Hana yang kali ini menyunggingkan senyum kemenangan.

“Bagaimana? Ada kan?” Malika melihat ayah dan ibunya.

Tak menjawab pernyataan Malika, Burhan malah kembali memeriksa semua sertifikat yang ada di meja tadi, memastikan keasliannya.

“Ini asli. Ini asli. Dia benar-benar telah membalik nama semua properti yang kita miliki” ucap Burhan pelan, dengan gemetar. Membuat Malika dan kesombongannya luruh seketika.

“Ta—Tapi, bagaimana caranya dia bisa melakukan itu?” Rosma mendekati Burhan tak percaya.

Burhan tak menjawab, masih mematung memandangi lembar demi lembar sertifikat atas yang sudah berganti nama atas nama Hana. Matanya tak berkedip, wajahnya pucat seperti baru ditampar kenyataan paling pahit. Sri menggigit bibirnya gugup, sementara Rosma berdiri membeku. Malika hanya duduk terpaku, tak mampu lagi berkata apa pun.

Hana berdiri dengan tenang. Sorot matanya tajam, tetapi penuh kontrol. Ia menatap Burhan tanpa gentar.

“Jangan pikir aku menggunakan tanda tangan palsu untuk semua itu, Pak Burhan. Karena surat-surat itu, bapak sendiri yang menandatanganinya.”

Burhan langsung menoleh cepat, wajahnya bingung sekaligus murka.

“Apa? Bohong kamu! Aku tak pernah—“

“—membaca apapun yang kau tandatangani, kan?” Hana memotong tajam.

“Termasuk berkas-berkas Malika yang kau banggakan itu. Aku tahu bapak terlalu malas dan sombong untuk memeriksa apa yang sebenarnya ditandatangani.”

Ia melangkah mendekat, berdiri di depan Burhan yang sekarang terlihat jauh lebih kecil dari biasanya.

“Aku selipkan surat balik nama properti di antara berkas kuliah Malika, tugas-tugas dan fotokopi dokumen administrasi kuliahnya yang perlu tanda tangan wali. Dan kau menandatanganinya semua, tanpa baca. Berkali-kali,” ujar Hana sambil tersenyum puas.

Sri ternganga. Rosma menoleh ke arah Burhan, syok.

Apalagi Malika yang langsung menutup mulutnya.

Hana menoleh kepada mereka semua, mengangguk pelan. “Asli. Sah. Legal. Aku tak perlu menipu atau memalsukan apa pun.”

Keheningan di ruang tamu rumah megah itu begitu mencekam. Di tengah ruangan, berkas-berkas sertifikat rumah, toko, dan tanah yang telah berpindah nama di tatap dalam oleh Burhan.

Burhan lalu duduk limbung di sofa, wajahnya tak lagi menyimpan arogansi. Suaranya lirih, nyaris tak terdengar ketika akhirnya ia bersuara.

“Lalu apa yang kamu inginkan sekarang, Hana?”

"Kalau kau ingin kami meminta maaf. Kami akan melakukannya," ujarnya dengan suara yang semakin melemah.

Hana berdiri tegak. Pandangannya menusuk, penuh kemarahan yang ditahan, dan luka-luka lama yang kini berubah jadi kekuatan.

“Aku ingin kalian semua keluar dari rumah ini. Sekarang juga.”

Seketika Rosma berdiri, suaranya meledak penuh amarah.

“APA?! Kamu pikir kamu siapa bisa mengusir kami?"

"Aku?! Aku ini pemilik rumah ini."

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Dengerin tuh anakmu 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
bersabarlah Pradipta 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
menatap balik
Fittar
jelasin aja bu Sri sama pak Hendra bagaimana penderita Hana karna hasutan Burhan biar di amuk tuh si Burhan. gak ada kapoknya. tuh anak istri dan ibumu aja mulai sadar kamu gak sadar sadar burhan.
Sugiharti Rusli
apalagi dia juga seorang calon ibu yang pasti tidak menginginkan mereka semakin terpuruk nanti bila tidak menghentikan dendam sang ayah yang tidak berkesudahan yah,,,
Sugiharti Rusli
ternyata yang pada akhirnya sadar akan kesalahan" mereka selama ini malah si Malika yah, dia menyadari kalo Sri sejatinya ibu yang sangat baik dalam merawatnya dulu sih,,,
Sugiharti Rusli
walo baik Pradipta maupun Hana pasti aka ada kekhawatiran tersendiri apabila Hendra yang bersikeras tidak merestui mereka cukup besar, karena dia belum tahu kehidupan Hana selama ini
Sugiharti Rusli
karena memang harus dibuat susana harus dingin terlebih dahulu dan Hendra tidak diberi tahu secara frontal yah
Sugiharti Rusli
baik Pradipta maupun Hana memilih tuk memberi ruang bagi sang ayah sekarang yah,,,
Nar Sih
sabarr ya hana dan pradipta ,cinta kalian msih di uji ,dan semua grgr burhan lgi semoga kalian bisa lewati ujian ini dan menuju kebahagiaan yg sbnr nya ,siip kak lanjutt👍🥰
Puji Hastuti
Halah hendra kamu dengerin dulu penjelasan mereka
Tuti Tyastuti
hadehhh hendra jangan langsung percaya omongan burhan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
justru
Fittar
apa salahnya sih mendengarkan dulu penjelasan yang lainnya. jangan hanya mendengar hasutan burhan yang gak benar. kesel juga nih dengan hendra
martiana. tya
Hendra.... Hendra... kenapa lebih percaya burhan.... bahkan penjel dari istri dan ibu mertuanya pun ngga mau denger
RahaYulia
drama paling konyol
Nar Sih
grgr ulah si burhan lgi satu keluarga dibikin slh paham lgi ,semoga hana bisa melurus kan semua nya
Sugiharti Rusli
apa nanti Hana bisa berbicara secara terbuka terhadap ayahnya tentang kondisi dia sebenarnya dulu yang tidak dirawat oleh Sri dan Burhan,,,
Sugiharti Rusli
bahkan dia tidak mau mendengarkan perkataan Sri dan ibu mertuanya sekalipun tentang siapa Burhan sejatinya, dia bahkan dendam dengan institusi tempat Pradipta mengabdi,,,
Sugiharti Rusli
si Hendra belum tahu sedang berhadapan dengan musuh yang dia anggap berjasa karena melindungi istri dan putrinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!