Istriku Selingkuhan Bapakku

Selesai makan, mereka kembali ke hotel. Ashka dan Mikha langsung tidur malam itu karena masih mengantuk. Sedangkan Maria dan Yanu masih terjaga melihat tv.

"Ini sebenarnya siapa toh mas yang melakukan semua ini ?"

"Nanti kamu bakal tau sendiri ma. Maafkan aku."

"Kenapa kamu harus meminta maaf kepadaku mas ? Memang apa salahmu ?"

"Ini semua gara-gara aku. Gara-gara tingkah laku ku dimasa lalu. Tindakanku yang gegabah dan tidak berfikir kedepan nya. Maafkan aku ma! Aku tidak bermaksud untuk menyakiti siapapun dan menghancurkan semuanya. Memang dulu tujuanku hanya untuk membalas Tini, mantan istriku. Tapi aku tidak tau kalau bakal seperti ini ribetnya. Sampai-sampai kamu yang gak tau apa-apa jadi terkena imbas dari kesalahanku."

"Maksudmu mas ?"

"Ani yang melakukan semua ini ma."

"Ani ? Untuk apa ?"

"Untuk memisahkanmu denganku. Dia ingin kembali padaku. Kamu ingat mimpi jaran kepang yang pernah kamu ceritakan ?"

"Ya mas. Kenapa ? Memangnya apa hubungan nya mimpi itu dengan Ani ?"

"Itu ajian jaran goyang ma."

"Apa itu mas ?"

"Ajian untuk memelet lawan jenis. Makanya aku akhir-akhir ini bawaan nya ingin marah ke kamu ma. Maaf ma, aku gak bermaksud seperti itu kepadamu. Tapi entah kenapa aku tidak bisa menguasai diriku."

"Nanti malam setelah kita melakukan yang disuruh om Krishna, ayo kita meditasi ya mas."

"Meditasi ?"

"Ya mas. Ada sesuatu yang harus aku lakukan."

"Apa ?"

"Lihat saja nanti. Tapi kamu jangan terkejut ya mas."

"Jadi penasaran. Ini sudah jam berapa ma ?"

"Masih setengah dua belas. Sebentar lagi kita mandi mas."

"Mandi bareng ya. Hehehehe."

"Tapi hanya mandi hadast loh ya. Gak aneh-aneh. Ingat kita mau melakukan sesuatu yang berbahaya. Taruhan nya nyawa loh mas."

"Iya sayang. Mas juga tau," ucap Yanu lalu mencium kening Maria.

Tepat pukul dua belas malam itu, Maria dan Yanu pergi mandi. Mereka melakukan tata cara sesuai dengan yang di perintahkan oleh Krishna om nya Maria. Setelah kopi disiapkan, Yanu dan Maria terkejut. Kopi yang mereka siapkan tau-tau tinggal setengah nya.

"Mas, sesuai apa yang di omongkan oleh om Krishna. Kopinya berkurang, mereka sudah meminumnya."

"Ini nunggu berapa lama lagi ma ?"

"Yuk kita tutup sekarang mas. Lalu meditasi."

"Oke ma."

Yanu dan Maria menutup ritual malam itu sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Krishna. Setelahnya, Yanu dan Maria bermeditasi. Didalam meditasi nya, Maria melihat sesuatu yang menyeramkan. Sosok yang tidak pernah ingin dia temui dari dia kecil, yaitu sosok pocong yang berjajar. Maria memberanikan diri untuk bertanya kepada sosok tersebut. Apa maksud dan tujuan mereka menyakitinya. Sosok tersebut menjawab jika mereka telah disuruh oleh seseorang. Sosok tersebut juga menyebutkan ciri-ciri orang yang memerintahkan mereka. Maria meminta agar diantarkan nya kepada orang yang memerintahkan sosok tersebut. Mereka pun setuju. Maria beraga sukma untuk menemui orang yang telah memerintahkan sosok pocong tersebut.

"Anda siapa ? Aku tidak mengenal anda! Tapi kenapa anda menyakitiku ?" ucap Maria didalam meditasinya saat menemui seseorang yang memerintah sosok pocong-pocong yang telah menyakitinya.

"Tapi kamu mengenal Ani cucuku kan ? Aku membalaskan dendamnya kepadamu."

"Dendam apa ? Aku tidak pernah melakukan apapun kepada Ani."

"Kamu telah merebut kekasihnya!"

"Siapa ? mas Yanu ? Aku tidak merebut mas Yanu dari siapapun. Asal anda tau saja saat aku menikah dengan mas Yanu, mas Yanu tidak memiliki kekasih ataupun istri. Dan apa maksud anda menuduhku merebut kekasih Ani ? Salah Ani sendiri lah, kenapa dia tidak mau saat mas Yanu mengajaknya menikah."

"Itu karena dia masih bersuami."

"Lalu kenapa anda menyalahkanku ? Harusnya anda menasehati Ani bukan malah membantunya melakukan hal jahat!"

"Berisik! Diam kamu! Atau aku akan..."

"Akan apa ?" Maria memotong pembicaraan.

"Hiiiaaaatt..."

Maria pun bertempur dengan orang tersebut dalam meditasinya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan segala hal yang tidak sejalan dengan garis Tuhan. Ia berdoa kepada Tuhan agar tindakan nya malam itu dapat berjalan dengan lancar. Setelah sekitar satu jam akhirnya dukun tersebut terkalahkan oleh Maria. Ia bermuntahkan darah.

"Hebat juga kamu."

"Aku tidak hebat. Tuhan telah membantuku untuk mengalahkanmu. Tiada kekuatan dan kuasa yang lebih besar kecuali kekuatan dan kuasa Tuhan. Janganlah kau sombong dn berbesar diri dengan kekuatan dan ilmu yang telah kamu miliki. Sesungguhnya diatas langit masih ada langit lagi. Menyerah dan bertoubatlah mbah. Selagi Tuhan masih memberikan umur kepadamu."

"Kenapa kamu tidak membunuhku saja sekalian agar hidupmu dengan suamimu tenang."

"Itu bukan kuasaku mbah. Meskipun engkau mati, belum tentu nanti cucumu tidak melakukan hal yang sama kepadaku dengan meminta bantuan kepada orang lain. Nasehatilah cucumu, agar dia bisa menjadi pribadi yang baik."

"Kamu orang baik ternyata. Gak salah Yanu lebih memilihmu daripada Ani."

"Jangan menggangu hidupku lagi mbah. Didik dan nasehati cucumu. Aku pamit kembali, terimakasih."

"Terimakasih kamu tidak membunuhku. Aku tidak akan mengusikmu lagi."

"Jangan berterimakasih kepadaku. Berterimakasihlah kepada Tuhanmu. Tuhanmu telah mengasihimu dan masih memberikanmu kesempatan."

Maria pun kembali ke raganya.

Bersambung