Malam itu Rifanza baru saja menutup bagasi mobilnya sehabis berbelanja di sebuah minimarket. Dia dikejutlan oleh seseorang yang masuk ke dalam mobilnya.
Bersamaan dengan itu tampak banyak laki laki kekar yang berlari ke arahnya. Yang membuat Rifanza kaget mereka membawa pistol.
"Dia tidak ada di sini!" ucap salah seorang diantaranya dengan bahasa asing yang cukup Rifanza pahami. Dia memang aedang berada di negara orang.
Dengan tubuh gemetar, Rifanza memasuki mobil. Di sampingnya, seorang laki laki yang wajahnya tertutup rambut berbaring di jok kursinya. Tangannya memegang perutnya yang mengeluarkan darah.
"Antar aku ke apartemen xxx. Cepat!" perintahnya sambil menahan sakit.
Dia bukan orang asing? batin Rifanza kaget.
"Kenapa kita ngga ke rumah sakit aja?" Rifanza panik, takut laki laki itu mati di dalam mobilnya. Akan panjang urusannya.
"Ikuti saja apa kata kataku," ucapnya sambil berpaling pada Rifanza. Mereka saling bertatapan. Wajahnya sangat tampan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah juga
"Lega melihat Shaka akhirnya menikah," kekeh Rakha bahagia. Cucu pertamanya yang usianya sudah sangat matang menikah juga.
Rakha tau bukannya mudah bagu Shaka melupakan cinta pertamanya. Walaupun dia ngga pernah menyinggungnya secara terang terangan, tapi Rakha tau apa yang ada di dalam hati cucunya.
"Dia memang mengkhawatirkan," timpal Kalil juga tergelak.
"Eriel takut kejadian dia dulu akan sama pada Shaka. Untungnya tidak, ya," sambung Aqil dalam gelaknya.
"Kalo ngga ada acara gini kita ngga bakalan ngambil cuti bareng," kekeh Kenan.
"Harus berterimakasih dengan Malik, nih," kerling Rakha membuat Kendra tambah tergelak.
"Wajib itu," timpal Aqil dan tawa mereka makin berderai.
"Tentu, tentu. Sebagai opanya aku sudah memberikan Malik bonus vila di Lembang," sergah Rakha.
"Ya, ya.... Biar bisa tempat kumpul bareng mereka," timpal Zayn.
*
*
*
Di tempat lain para anak perempuan dan menantu juga sedang membicarakan hal ini dengan lebih serius, walau akhirya tetap juga terdengar suara tawa bahagia yang berderai derai tiada putus.
"Waktu aku mendengar dari Cito kalo Shaka nginap di unit Rifanza, jantungku mau copot," cerita Edna kemudian menghela nafas panjang.
Cleora, Zoya, Sandra, Gista, dan Vanda tergelak.
"Kuat juga Shaka menahan diri,' puji Gista.
"Tidak disangka, ya, Shaka bisa semanis itu," ledek Cleora dalam tawanya.
Edna manyun sesaat sebelum akhirnya tertawa juga.
"Iya, Shaka anaknya memang manis sejak kecil," sambung Sandra. Dia sangat mengenal putra kembar Edna, karena sejak hamil, Edna tinggal bersama keluarga mereka.
Shaka selalu melindungi Shakti, bahkan rela ngga memperjuangkan Sheila demi kembarannya.
"Tapi dia masih tetap manis, kok. Buktinya ngga kebablasan,' timpal Cleora ikut memuji.
"Dia mungkin pingsan karena capek perjalanan jauh. Ngga sempat mau ngapa ngapain," ledek Zoya.
Tawa kembali berderai.
Iya, mungkin juga, batin Edna dalam tawa leganya.
*
*
*
Ana-putri dosen Rifanza terkejut melihat berita viral yang berseliweran di sosial medianya.
"Nggak mungkin. Mami.....?!" teriaknya sambil berlari ke arah maminya yang sedang mengobrol bersama papinya.
"Ada apa?" tanya dosen Rifanza-Mrs. Watson.
"Bukannya ini mahasiswi mami?" Ana menunjukkan foto pasangan pengantin yang dihebohkan banyak orang di banyak sosial medianya.
"Iya." Mrs. Watson hanya melihat sebentar kemudian melihat ke arah suaminya lagi yang masih menatap layar laptopnya.
"Tapi kenapa dia bisa menikah dengan Shaka? Padahal dia tau aku suka dengan suaminya," kesal Ana ngga terima.
"Mereka dijodohkan," cetus papinya kalem.
"Papi tau?"
"Iya, mami juga tau," jawab papinya lagi.
Ana terdiam. Ngga menduga kalo orang tuanya merahasiakan ini darinya.
"Mami pernah tanya, kenapa Rifanza ngga punya kekasih? Kata Rifanza, dia sudah dijodohkan," jelas maminya.
Ana berdecak.
"Kenapa Shaka mau, ya, mam. Kenapa juga mami dan papi ngga menjodohkan aku dengan Bang Shaka?" sengit Ana bertanya.
Papi dan maminya tertawa.
"Banyak yang mau dijodohkan dengan Shaka. Tapi dia selalu menolak. Papi pikir kali ini ditolak juga, tapi ternyata enggak. Shaka mau," jelas papi setelah tawanya reda.
"Harusnya papi cepat cepat nawarin aku ke orang tua Bang Shaka," manyun Ana. Dia yakin bakal kepilih.
"Hush.... Memangnya kamu barang," tepis Mrs Watson jadi kesal.
"Shaka hanya menganggapmu sebagai adik saja," ledek papinya kemudian tergelak lagi bersama istrinya.
Ana hanya bisa menatap kedua orang tuanya dengan domgkol.
*
*
*
"Dia sudah menikah," tukas Robert sambil menunjukkan foto pernikahan Shaka, di layar ponselnya.
Setelah mendapat kabar penting ini dari pengawalnya, Robert buru buru menemui tunangannya- Kimberly. Untuk menyadarkannya kalo Shaka tidak pernah mencintainya.
Dia sendiri sadar dengan cara yang sangat menyakitkan. Karena laki laki yang tidak pernah dianggapnya saingannya itu sudah memberinya pelajaran yang sangat berharga dan tak terlupakan.
Setelah rasa cemburu gilanya yang hampir membuat Shaka meninggal, pembalasan pub didapatnya secara bertubi tubi.
Pengawal pengawalnya dihajar sampai hampir mati. Baru baru ini Saham perusahaan keluarganya merosot jatuh. Daddynya mengamuk dan hampir membu nuhnya kalo saja maminya tidak menghalangi.
Ternyata rekan kerja papinya menjual semua sahamnya karena marah dengan tindakannya terhadap putranya. Dan yang sangat mengejutkan putranya adalah Shaka.
Sangat ngga dia sangka kalo Shaka adalah putra konglomerat yang sangat disegani daddynya.
Begitu juga dengan Kimberly. Daddy Shaka juga melakukan hal yang sama. Untung saja pertunangannya tidak diputuskan.
"Ini bohong!" Kimberly menatap Robert ngga percaya.
"Pasti ini rekayasa kamu, kan?!" tuduhnya dengan sorot mata tajam. Dalam benaknya sudah terdata bagaimana laki laki ini bisa melakukan apa saja demi mendapatkan keinginannya.
"Kamu bisa buka sosial media kamu." Dengan geram Robert pergi meninggalkan Kimberly setelah merampas ponselnya yang dipegang Robert.
Dengan perasaan ngga percaya Kimberly mulai melihat sosmednya. Keterkejutan membuat dia hampir pingsan.
*
*
*
"Nikah juga akhirnya," kekeh Shakti ketika Shaka bergabung dengan mereka. Ada Sean, si kembar Dewa Deva, juga Theo Quin. Hampir semua datang termasuk Khalid, Ziyan dan Malik. Rajata dan Haykal juga ikut bergabung.
"Tinggal stok dua jomblo," ejek Sean pada Rajata dan Haykal.
"Perlu dijodohin nggak?" ejek Quin tergelak.
"Ogah," bantah Haykal cepat. Dia masih mencari jati diri.
Rajata tetap cuek.
"Haykal, sampai kapan kamu jadi asisten Malik. Keenakan, dia," tanya Deva dengan wajah cengengesan.
"Tau tuh, betah dia, padahal dimanfaatin Malik," timpal Theo.
Malik tersenyum miring karena disindir.
"Ya betahlah. Dibebasin kerjanya sama Malik. Ngga ada target. Beda kalo jadi bos di perusahaan sendiri," nyinyir Quin.
Haykal nyengir. Memang begitu kenyataannya.
"Bang, nanti malam maennya pelan pelam. Jangan kalap," cela Sean kembali ke topik inti. Sok menasehati.
Shaka hanya tertawa.
Ya, dia akan maen pelan pelan. Rifanza belum pengalaman, dan dia tau itu.
"Ingat umurmu jaraknya jauh juga, bang. Coba tanya Om Fazza ntar, gimana caranya," ejek Ziyan kemudian tergelak.
"Udah kelewat matang dia," timpal Shakti.
"Kalo buah, bang, dirimu ibaratnya udah siap untuk pembibitan," ledek Quin dan tawa yang lainnya langsung meledak.
*
*
*
"Shaka orangnya baik, kok," ucap Sheila saat mengajak Rifanza bergabung dan berkenalan dengan ipar ipar yang lain.
"Bang Shaka, bang Shakti dan Kak Sheila besar bersama sejak SMP," jelas Ziza.
"Ooh...." Rifanza baru tau.
"Aku menikahnya dengan Shakti," senyum Sheila.
Kenapa bukan dengan Shaka, ya? batin Rifanza spontan. Tapi kemudian dia mengerti. Shaka rada pecicilan dibanding Shakti yang lebih tenang. Wajar teman kecilnya ngga memilih dia.
Rifanza malah bermonolog dalam hati.
Tapi Shaka pernah tertarik dengan Sheila ngga, ya?
Rifanza jadi agak insecure melihat penampilan sempurna Sheila.
"Senang juga, ya, akhirnya melihat Bang Shaka menikah," ucap Emily.
"Kata Tante Edna, Bang Shaka sendiri yang meminta dinikahi sama kamu, Rifa," jelas.Ziza memberitau.
"Padahal Bang Shaka sudah dijodohkan, ya. Eh, ternyata kamu calon jodohnya," kekeh Ruby.
Yang lainnya pun tergelak mendengarnya.
Memang ngga terduga jodohnya Bang Shaka.
"Kita kaget campur senang karena Bang Shaka udah ngga sabar nikahin kamu. Kilat banget," kekeh Ruby.
"Jodoh, kan ngga ada yang tau, ya," sambung Ziza di sela kekehannya.
"Betul," timpal Sheila dengan tatapannya yang sarat makna pada Rifanza.
tapi kalo kelakuan istrinya udah toxic buat apa dipertahankan ?
buang aja kelaut..
cari yang setia cinta dan peduli sama suami dan anak..
sekarang rasakan akibatnya punya ambil Shaka dari Rifanza .... /Toasted//Toasted/
ga ada laki" atau keluarga laki" yg mau menerima harga dirinya di injak" , apalagi keluarga Shakti, keluarga konglomerat yg menjunjung kesetiaan dalam pernikahan, dan keluarga yg notabene nya bisa melakukan apa saja untuk melindungi keluarga tercinta,
lagipula inikan yg kamu mau, berpisah dari Shakti , sekarang terwujudkan???
tapi kasihan kamu, harapanmu untuk bersama Shaka harus terkubur dalam" .dan harapanmu untuk bersama Rayhan pun belum tentu terwujud.
jangan terlalu larut dgn masalah Shella..
1 hari untuk meratapi Sheila, 1 hari merenung dan 1 hari ambil keputusan yg tepat.. jadi cukup 3 hari saja..
hempaskan istri toxic.. istri dijalan banyak berjejer tp keluarga saudara , orangtua hanya itu yg kita punya.. semangat Shakti _ Abigai/Heart/l..
Dan sheila terlalu percaya diri kalau masih d harapkan shakti..mungkin dia lupa kalau selama bersama hanya memberi luka pda suaminya.