Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ceraikan aku
"assalamualaikum Bu" ucap Mia. karena tidak ada sahutan dari dalam rumah Mia mencoba mengetuk pintu rumah mertuanya.
*tok!tok!tok!*
"wa'alaikum salam" sahut dari dalam rumah.
Begitu pintu terbuka terlihatlah ibu mertuanya yang membukakan pintu untuknya. langsung ibu mertuanya celingukan seperti mencari seseorang. benar, ibu mertuanya sedang mencari Asril. Karena di pikiran ibu mertuanya, mengapa Mia tidak datang dengan anaknya Asril?
Baru saja ingin bertanya pada mantunya, tiba tiba Mia sudah memeluk dan menangis terisak Isak. melihat mantunya datang dengan seperti ini membuat bu Nur dilanda rasa cemas.
Bu Nur takut kalau anaknya berulah kembali, karena baru beberapa hari anaknya itu berjanji akan meninggalkan hubungan terlarangnya.
Dari dalam rumah ayah mertua Mia berjalan dengan tergesa gesa karena dia ingin melihat siapa yang datang. terkejut? pastinya, karena yang datang mantunya.
Mantunya datang sendirian tanpa di dampingi oleh anaknya. ditambah lagi dengan uraian air mata seakan akan mantunya benar benar merasa hancur.
"kamu kenapa, kok datang datang nangis begini?" tanya ibu mertuanya yang sangat penasaran.
"Bu ... suruh Mia masuklah!" titah pak Ari.
Bu Nur pun menuntun mantunya agar masuk kedalam rumah, kini mereka bertiga sudah ada di ruang tamu.
"coba jelaskan mengapa kamu datang kemari dalam keadaan menangis begini?" tanya lagi ibu mertuanya.
"mas Asril Bu, hiks, hiks,hiks" Mia belum sanggup untuk mengatakan apa yang dia lihat tadi. rasanya untuk mengatakan perbuatan Asril itu sangatlah susah sekali seakan akan lidahnya tiba tiba terasa keluh.
"ambilkan air Bu, agar Mia lebih tenang" pinta ayah mertua Mia.
Dengan langkah cepat bu Nur ke dapur untuk mengambil segelas air putih lalu dibawanya ke ruang tamu.
"ini kamu minum dulu, nak! agar kamu merasa tenang.
Bu Nur menyodorkan segelas air ke tangan Mia agar Mia langsung meminumnya. Mia langsung meminum air yang diberi oleh ibu mertuanya.
"nah, coba kamu jelaskan mengapa kamu datang menangis seperti ini? dan Asril kemana?" tanya ayah mertuanya dengan perlahan.
Bu Nur yang duduk disamping Mia mencoba mengelus elus pundak Mia agar Mia bisa merasa tenang.
"mas Asril, mas Asril telah membohongi Mia, dia masih berhubungan dengan Ida" ucap Mia dengan suara yang bergetar.
"maksud kamu?" tampak ibu mertua Mia sangat kaget dan seakan tak percaya apa yang dikatakan oleh mantunya.
Mia langsung merogoh ponsel yang ada di tas selempangnya dan memberikan ponselnya kepada ke dua mertuanya untuk melihat video tentang Asril. kedua mertua Mia membulatkan matanya karena sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat.
"kurang ajar ini anak! maunya apa sih?" pak Ari sangat marah sekali.
"astaghfirullah, buat malu saja kamu Asril" ucap ibu mertuanya.
"Bu, ambilkan ponsel ayah di ruang tv! pinta pak Ari.
gegas bu Nur kearah ruang tv untuk mengambil ponsel suaminya.
"ini yah, kamu mau apa?" ibu Nur memberikan ponsel suaminya, dengan cepat pak Ari mengotak atik ponselnya mencari nama seseorang.
"tut, "tut, "tut ....
Tak lama panggilan tersambung dan ayah mertua mia langsung berkata pada seseorang yang di sebrang sana.
"iya ayah, ada apa telepon Asril siang siang begini? tanya Asril heran.
"datang kemari sekarang!" pinta
ayahnya.
Dan pak Ari langsung memutuskan panggilan itu tanpa mendengarkan jawaban Asril.
"sudahlah kamu yang sabar ya, nak! Bu nur mencoba mendinginkan hati Mia.
"kamu mendapatkan bukti itu dari mana?" pak ari bertanya lagi.
"dari sahabat Mia"
"kok bisa?" tanya bu Nur heran
"kemarin itu, sahabat Mia yang tidak sengaja melihat mereka dan merekam video. dan Mia mendapatkan berita ini baru tadi "
"kamu jangan terlalu memikirkan hal ini lebih baik kamu tenangkan pikiran dan ingat ada anak yang berada di perutmu itu." ucap ayah mertuanya.
"iya ayah" balas Mia.
Selang tiga puluh menit Asril sudah ada di ambang pintu rumah orang tuanya.
"assalamualaikum" ucap Asril.
"wa'alaikum salam" ucap serentak
Dan mata Asril tertuju pada mia.
"sayang, kamu mengapa menangis?" Asril mendekati Mia dan ingin menghapus air mata yang ada di pipinya.
Namun tangan Asril langsung ditepis oleh Mia. melihat reaksi Mia sangat berbeda sewaktu tadi pagi membuat Asril terkejut.
"jangan sentuh aku, aku tidak mau kamu sentuh lagi!"
"kamu kenapa sayang?" ucap Asril terheran heran.
"karena kamu dia begitu" terdengar datar suara pak Ari.
"maksudnya?" tanya Asril.
"ini maksudnya apa? apa?" sentak pak Ari sambil memberikan ponsel untuk ke Asril.
Asril yang melihat itu langsung terdiam dan tertunduk. tak ada lagi kata kata yang dia keluarkan dari mulutnya.
"setega itu kamu, mas! salah ku dimana? sehingga kamu bisa membohongiku seperti ini!" Mia menghela nafas berat.
"aku tidak ingin kehilangan kamu, karena aku menyayangi kamu" Asril mendekati Mia dan duduk bersimpuh di hadapan Mia.
"omong kosong, aku mau kita cerai" dengan lantang Mia mengatakan permintaannya kepada Asril.
Asril mendongakkan kepalanya dan menatap kearah Mia dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"aku mohon kita jangan bercerai!"
Asril ingin mencium kaki Mia dengan cepat Mia menghindar.
"bangunlah mas, aku tahu kamu salah tapi jangan merendahkan dirimu sendiri, kalau kamu menyayangiku tolong ceraikan aku!" tutur Mia.
Kedua orang tua Asril hanya bisa melihat kehancuran anaknya, mereka tidak bisa membujuk Mia karena kesalahan yang sama tetap di perbuat oleh anaknya.
"antar aku pulang ke rumah ibuku dan aku menunggu surat cerai itu setelah anak ini lahir" ucap Mia secara tegas.
"Bu dan ayah maaf kan Mia, Mia tidak bisa mempertahankan rumah tangga ini, meskipun nanti kami bercerai. Ibu dan ayah boleh kapan saja melihat cucu kalian."
Mia berpamitan kepada kedua orang tua Asril. namun ibu mertuanya sangat tak rela bila mantunya cerai dengan anaknya tetapi mau tak mau harus terima karena anaknya yang membuat kesalahan fatal itu.
Mia pulang bersama Asril namun tidak untuk pulang kerumah melainkan hanya untuk mengambil barang barangnya.
Sesampainya dirumah, Mia langsung memasukkan pakaiannya dan Andi kedalam koper.
Asril hanya bisa melihat Mia yang mengemasi pakaiannya.
sudah tak ada lagi kata kata yang bisa dia utarakan untuk membujuk Mia. saat ini Asril pasrah sekali.
"aku sudah selesai mas" ucap Mia yang berlalu sambil menggeret kopernya.
Melihat Mia yang menggeret koper langsung Asril mengambil ahli untuk memasukkan koper koper itu ke bagasi mobil.
Sepanjang perjalanan Mia tidak sedikitpun menatap Asril. pandangannya hanya kejendela saja. sesekali dia mengusap air matanya dengan tangannya. Asril hanya bisa melirik Mia bukannya Asril tidak mau menyentuh Mia tapi Asril takut Mia semakin tak nyaman padanya.
"tolong lebih perhatian lagi ke Tara, kasihan dia!" ucap Mia dengan suara serak menahan tangis.
"iya, terimakasih sudah menyayangi Tara melebihi ibu kandungnya" balas Asril lirih.
Setelah itu tak ada lagi percakapan diantara mereka.