Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.
Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Thirty Three
Yudhistira Raka memang licik, namun perhitungan. Ia licik bukan tanpa alasan.
Perceraian dengan Caitlyn membuatnya berpikir, apa yang salah.
Ia sebenarnya bukanlah orang yang meledak-ledak. Memang ambisius, tapi mendahulukan emosi bukanlah sifatnya.
Ia membangun image dirinya menjadi seseorang yang menyebalkan, semata-mata hanya untuk memancing keributan.
Di saat ia bosan dengan Caitlyn yang terus menerus menghubunginya karena ingin menuntut bagian dari kerja keras wanita itu saat jadi karyawan, ia mulai jenuh dengan Topaz Industries dan drama di dalamnya.
Perusahaan ini pada dasarnya milik Tantenya, tante Annisa.
Tante Annisa pun sudah kebingungan menghadapi semua yang ada. Kenapa begitu banyak modal yang disuntikkan selama ini bukannya jadi profit malah jadi Loss? Berbeda saat Caitlyn masih menjabat, perusahaan ini malah untung.
Jadi Raka berdiskusi dengan Tante Annisa, secara kekeluargaan, juga dengan keluarga Stephanie, bagaimana cara memperbaiki semua ini.
Beberapa ahli keuangan didatangkan, wakil dari konsultan pajak juga hadir, beberapa pengacara, beberapa notaris, wakil dari departemen perdagangan, mereka mengadakan meeting besar sebelum Raka menjabat secara resmi sebagai Presdir di Topaz Industries.
Hasil akhirnya, Topaz akan dibubarkan, dengan didahului beberapa kondisi dan persyaratan.
Syarat dan kondisi pertama, Raka harus menjabat sebagai pemegang saham terbesar dan posisi Presiden Direktur. Itu artinya Tante Annisa harus rela dipensiunkan.
Syarat kedua, Raka harus memasukkan modal tambahan, senilai 200 miliar, dua kali total biaya operasional mereka. Apabila setelah modal disuntikan, lalu dimanfaatkan, masih terjadi Loss atau kerugian, maka perusahaan bisa dibubarkan. Itu sudah jadi cukup bukti kalau di dalam perusahaan terjadi ‘Anomali’.
Namun kendalanya, 5000 orang yang selama ini mencari makan melalui perusahaan ini, Raka tidak sampai hati harus berpisah dengan semuanya.
Namun Raka juga tidak bisa menampik kemungkinan bahwa oknum yang sedang dicarinya ada di antara 5000 orang ini.
Berbagai penyelidikan dilakukan bertahun-tahun dan hasilnya pelakunya adalah orang dalam.
Makanya Raka memeriksa Divisi Audit dari seluruh cabang, sebagai pekerjaan pertamanya.
Terbukti, dengan pancingannya, yakni di antaranya berusaha bersikap menyebalkan, judes, otoriter, menerapkan manajemen konflik, isu penggabungan usaha, isu pemecatan, dan isu-isu lain yang tampak ekstrim, penjahatnya muncul sendiri karena merasa terancam.
Terancam karena kekayaannya akan tergerus.
Itulah gunanya demo kali ini. Hari Senin bulan lalu saat Raka melayangkan Surat peringatan III ke karyawan yang dianggap bermasalah dan mereka akan di-down grade, dengan kata lain, jabatannya akan diturunkan menjadi staff biasa dengan gaji UMR, bayangkan yang biasanya gaji 2 digit jadi Cuma dapat 5 jutaan, mereka pun berdemo.
Itu akan jadi sortiran yang menghemat waktu.
Mereka berdemo, menuntut ini-itu, kalau perusahaannya bubar karena kerugian yang semakin besar, apa yang akan mereka dapatkan?
Tidak ada.
Keputusan dari Pemerintah sudah diterima Raka secara rahasia, Yang mengetahui hal ini adalah Tante Annisa, Stephanie dan Alan yang ditugaskan sebagai penghubung antara perusahaan dan pemerintah.
Bahwa himbauan pembubaran perusahaan dapat dilakukan karena bukti-bukti yang didapatkan sudah lengkap dan sesuai dengan pasal-pasal hukum perdata yang berlaku.
Mereka juga menyarankan untuk membawa beberapa oknum ke meja hijau, namun menurut Raka hal itu malah membuang-buang waktu dan uang.
Berikutnya yang akan jadi masalah, di perusahaan yang baru nanti... siapa personel yang akan melengkapi jajaran manajemennya?
Ia tidak percaya siapa pun kecuali keluarganya, sementara masa dia harus menempatkan kerabatnya di perusahaannya? Nepotisme banget lah.
Ditambah Alan sudah bersikukuh tak akan bergabung lagi di perusahaannya yang baru ini. Ia memutuskan akan jadi rekan bisnis Raka. Lewat perusahaan yang lain. Begitu pun Elang dan Elmar, suaminya Stephanie, masing-masing akan masuk ke perusahaan besar lain untuk menjadi rekan bisnis Raka.
Mereka tidak ingin lagi mendirikan Topaz. Era baru akan muncul.
Dengan dibubarkannya Topaz, tuntutan dari musuh-musuh Raka akan berangsur sirna. Terutama dari para mantan-mantan istrinya
Mereka akan menuntut ke siapa? Ke Raka? Ia kan tidak dari awal menjabat.
Ke Tante Annisa? Topaz dianggap bubar karena merugi. Untuk bayar deviden pun tak ada.
Agar meyakinkan, Tante Annisa bahkan menjual rumahnya di Jakarta. Uangnya akan digunakan untuk menutup semua tunggakan perusahaan, juga untuk membayar pesangon 5000 orang karyawan.
Tebak siapa yang membeli rumahnya? Neneknya Gerald Bagaswirya. Pemegang saham Jarvas Company. Mereka hanya minta Raka memasukkan orang kepercayaannya ke dalam Jarvas sebagai syarat untuk investasi dalam jumlah besar di perusahaan yang baru ini. Agar hubungan bisnis di antara RaKa dan Jarvas semakin lancar. Raka pun mengikhlaskan Alan.
Di saat Raka kebingungan mengenai personel di perusahaannya yang baru nanti... Caitlyn muncul marah-marah, dan Kara... calon pacarnya, malah membuatnya bisa menyeleksi orang baru untuk dimasukan ke jajaran manajemen.
Mengenai kerjasama bisnis kecil-kecilan itu hanya akal-akalan Raka saja untuk menguji seberapa besar keseriusan Caitlyn untuk bisa bangkit lagi.
Ia selama ini tahu mengenai hubungan Caitlyn dan Alan.
Dan mengenai betapa Caitlyn sangat berguna bagi perusahaannya, walau pun benci mengakui, tapi Raka tahu kompetensi Caitlyn.
Personel yang lain, tentu saja orang terdekat Kara... Raka tak perlu lagi menguji-uji. Kara sudah cukup menjadi jalan baginya untuk tahu mana karyawan yang bisa ia percaya dan mana yang belum siap.
Tentu saja Gita harus ada di jajaran Manajemen.
Bagaimana nasib Kara?
Untuk sementara tetap sekretaris. Enak saja Caitlyn memintanya jadi wakil! Raka berniat menikahi Kara, kalau Kara jadi wakil Caitlyn, mana bisa mereka menikah!
“Urusan wakil-wakilan, masih dipertimbangkan.” Gerutu Raka.
“Ya sudah aku mundur.” Sahut Caitlyn sambil buang muka.
“Ingat nggak kemarin kamu ngiba-ngiba sampai sujud meluk betisku untuk diberikan porsi saham, hah? Sekarang sudah kubuka jalan lebih lebar dan kamu menolak? Nggak tahu diri banget sih kamu!” Raka kalau sudah emosi akan menampakkan dirinya yang sebenarnya. Hal yang dibenci Caitlyn saat jadi istrinya. Ia nggak tahan lidah tajam Raka.
“Kebiasaan kamu adalah berbuat seenaknya! Kamu anggap aku pembantu selama ini. Yang menurutmu baik belum tentu kuanggap sama, Raka! Aku berniat lepas dari kamu kan karena kamu yang tidak ingin berhubungan lagi denganku! Aku akui aku butuh uang tapi ya beri aku waktu untuk berpikir hal sebesar ini dong!! Ini bukan persoalan buka toko skinker di pinggir jalan, Raka! Asetnya triliunan!” seru Caitlyn.
“Ya kamu mau maju atau nggak sih?! Daripada buka toko skinker terus kamu pasarin di online, kukasih yang gede sekalian nih biar Audrey hidupnya tenang tujuh turunan bahkan bisa kuliah di luar negeri segala dengan gaji yang kamu dapatkan. Kalo kamu mundur gara-gara kamu galau ketakutan nggak jelas, namanya kamu nutup rejeki kamu sendiri!”
“Aku cuma minta Kara mendampingiku, apa susahnya?! Kamu anggap aku menghambat jalan cintamu?! Karena suami-istri nggak bisa sekantor! Itu kan masalahnya heh?! Kamu optimis banget Kara bakal terima kamu jadi suami heh?! Pede tingkat tinggi kamu itu yang membuatku muak!!”
Dan pertengkaran ala suami-istri yang sudah jadi mantan pun menghiasi ruangan VIP di rumah sakit itu, di tengah meeting darurat mengenai pembentukan perusahaan baru.
“Seru banget nggak sih kalau mereka berada di satu hierarki, nggak bakalan bosan mendengarkan teriakan-teriakan tanpa filter setiap hari.” Alan mulai mengompor-kompori Kara.
“Beuh, apalagi kalau mereka bawa-bawa aib masa lalu, udah berasa jadi keluarga sendiri tuh satu kantor.” Elang juga ikutan mengompor-kompori Kara.
Kara menghela nafas sambil menyeruput jus melonnya, “Aku perlu ngebacot nggak sih?" tanyanya.
"Boleh." jawab Alan dan Elang serentak. "Tapi usahakan Soft spoken."
"Mana bisa soft spoken? Yang ada kucabut jarum infusku biar kutampar bolak balik tuh dua orang di depanku."gerutu Kara.
"Baiklah, senyaman dirimu saja, Kanjeng Ratuuuu." sahut Elang terkikik.
Kara pun mengambil nafas panjang. "Kalian berdua inget umur dong. Bosen aku dengernya. Sama-sama butuh, sama-sama manusia, sama-sama masih makan nasi, butuh duit nggak?! Ego terooooos kapan menuju Indonesia Emasnya? Ngimpi kali!!” seru Kara.
Semua diam.
Alan dan Elang langsung melipir.
“Ternyata dia pawangnya.” Gumam Alan.
“Tante Caitlyn, kalau aku diberi kesempatan untuk jadi asisten Tante, aku akan terima. Terima kasih banyak. Lalu... Pak Raka? Setelah ini kayaknya kita harus mengobrol lebih banyak secara personal.” Desis Kara.
Dan Raka pun menengadahkan kepalanya ke atas sambil menghela nafas panjang.
Caitlyn tinggal senyum-senyum senang.
“Gitu kan enak... sini mana yang harus ditandatangan?” sahutnya riang.
“Kalau kita meeting di Kemenkumham nanti, kamu beneran harus nurut sama aku, Caitlyn. Nama baikku-“
“Iya Mantan suamiku iyaaaaa, syaratku Cuma satu. Itu pacarmu jadi milikku untuk sementara. Okey?! Untuk ku-uyel-uyel kalau aku kesel sama kamu.” Sahut Caitlyn.
udah mengiri sama kara yg dapat pak Raka
seenggak nya pingin dapet copy an nya pak Raka si raidan malah diminta jauhi
hadooohhh pak Raka posesif nya kebangeten
sehat sllu buat madam biar bs update buanyak 😆😆
Nunggu upnya berasa lama banget
Semoga sehat selalau madamnya