NovelToon NovelToon
Bidadari Pilihan Zayn

Bidadari Pilihan Zayn

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

“Le, coba pikirkan sekali lagi.”

“Aku sudah mantap, Umi.”

Umi Shofia menghela nafas berkali-kali. Dia tak habis pikir dengan pilihan Zayn. Banyak santri yang baik, berakhlak, dan memiliki pengetahuan agama cukup. Tetapi mengapa justru yang dipilihnya Zara. Seorang gadis yang hobinya main tenis di sebelah pondok pesantren.

Pakaiannya terbuka. Belum lagi adabnya, membuatnya geleng-geleng kepala. Pernah sekali bola tenisnya masuk ke pesantren. Ia langsung lompat pagar. Bukannya permisi, dia malah berkata-kata yang tidak-tidak.Mengambil bolanya dengan santai tanpa peduli akan sekitar. Untung saja masuk di pondok putri.

Lha, kalau jatuhnya di pondok putra, bisa membuat santrinya bubar. Entah lari mendekat atau lari menghindar.

Bagaimana cara Zayn merayu uminya agar bisa menerima Zara sebagaimana adanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tentang Meisya

Meisya adalah gadis kecil yang malang. Dia dititipkan ke pondok sejak berumur 10 tahun oleh neneknya yang sudah tua renta. Dia seumuran dengan Khodijah. Mereka begitu akrab. Kemana-mana selalu berdua.

Umi Shofia juga amat sayang kepada Meisya, seperti dia menyayangi putrinya sendiri. Tak jarang Meisya diajak berlibur bersama keluarga. demikian juga dengan Zayn. Ia pun sudah menganggap Meisya sebagai adiknya sendiri.

Dulu saat masih kecil, Zayn sering bertemu dengan Meisya, karena mereka tinggal serumah. Tapi semenjak SMP, mereka sudah jarang sekali bertemu. Zayn harus tinggal di pondok putra. Khodijah dan Maisya tinggal di pondok Putri.

Saat kuliah, hampir tak pernah bertemu dengan Meisya. Dia dan Khadijah kuliah di Madinah, jarang sekali pulang. Bahkan kepulangannya bisa dihitung dengan jari selama menempuh pendidikan.

Demikian pula dengan Maisya. Meskipun dia kuliah di Malang Jawa Timur, dia juga jarang sekali pulang. Bila libur panjang, Dia menghabiskan waktu libur ke tempat teman-temannya. Hanya pada saat idul Adha dan idul Fitri, mereka berkumpul bersama.

Selama di pondok, Meisya termasuk murid yang berprestasi. Kecemerlangan pikirannya berkembang terus sampai dia kuliah. Sehingga saat lulus kuliah, dia menyandang predikat cumlaude.

Setelah lulus kuliah, Abah meminta dirinya kembali pulang. Untuk mengabdi di pesantren ini.

Wajahnya yang ayu dan menarik, serta memiliki karakter yang baik dan memiliki pengetahuan luas, tak salah bila banyak lelaki yang menginginkannya.

Namun entah mengapa, dia selalu menolaknya. Dengan alasan belum siap.

Tentu ini menjadi beban pikiran Umi dan Abah. Yang merasa bertanggung jawab atas kehidupannya.

Salah satu lelaki yang tertarik kepadanya adalah seorang Ustadz yang tengah mengajar di pondok ini. Temannya dan teman Meysha. Dia meminta kepada Zayn untuk menyampaikan keinginannya tersebut terhadap Meisya.

Sebenarnya Zayn keberatan. Dia meminta temannya itu menyatakan langsung kepada Meisya atau Abahnya. Tapi temannya menolak. Dia hanya menginginkan Zayn untuk membantunya. Bukankah dia kakaknya.

Tugas yang membuat Zayn harus putar otak. Bagaimanakah caranya?

Dia ingin meminta bantuan Zara. Tapi Zara jauh lebih mudah dari Meisya. Bukannya memecahkan persoalan bisa jadi akan semakin rumit. Maka dia pun memutuskan untuk menyampaikannya sendiri.

“Meisya, kamu ada waktu?”

“Ya Gus, ada apa?”

“Aku ada perlu sama kamu.”

“Sekarang?”

“Ya.”

“Baiklah.” Meisya segera duduk di hadapan Gus dengan dipisahkan sebuah meja bundar yang ada di ruangan tamu di pondok pesantren.

Waktu Zayn menembak Zara, tidaklah sebegini tegang. Bahkan cenderung santai. Dia mengungkapkan langsung ke orang tua Zara dan diterima.

Tetapi menjadi mak complang, cukup rumit juga. Belum-belum sudah gugup, sebelum mengatakannya.

“Gus Zayn mau ngomong apa?” tanya Meisya tak sabar.

“Meisya tolong kamu jujur sama kakak ya. Apa kamu sudah punya pacar? Mengapa beberapa lelaki yang datang, selalu kamu tolak?”

Zayn mencoba menyusun kata-kata yang baik tapi begitulah yang keluar.

“Pacar? Abah nggak pernah ngajarin kita untuk pacaran kan, Gus Zayn.”

“Benar sekali. Berarti kamu nggak punya pacar kan?”

Meisa mengerenyitkan dahinya. Dia mencoba menerka apa yang sedang dipikirkan oleh Gus Zayn. Tentang dirinya kah, tentang perasaannya kah, atau dia ingin menjodohkan dirinya dengan orang lain.

“Gus Zayn apakah aku boleh berterus terang?”

“Itu lebih baik. Siapa tahu Kakak bisa membantu.”

“Sejak kecil Aku telah mengimpikan seseorang yang kelak akan menjadi jodohku dunia dan akhirat. Dia sangat perhatian, dan juga baik. Bahkan sangat baik. Aku selalu menantikannya. Sampai sekarang. Sembrani aku terus mencari tahu tentang keberadaan orang tuaku. Yang kelak akan bisa menikahkanku dengannya.”

“Kalau kamu sudah berketetapan seperti itu, boleh kakak tahu siapa dia dan di mana dia? Biar Abah dan kakak yang mengurus selanjutnya.”

“Apakah Gus Zayn benar-benar ingin tahu?”

“Kalau kamu nggak keberatan.”

“Sekarang dia ada di hadapanku.”

“Maksudmu?”

“Gus Zayn lah, orang yang selama ini aku tunggu.”

Zayn tersentak dan terdiam seketika, tak tahu harus berbuat apa.

Sedangkan Meisya, setelah mengatakannya dia berlari meninggalkan dirinya seorang diri di ruang tamu dalam keadaan bingung.

Dia tak mengira bahwa orang yang selama ini dia anggap sebagai adik, ternyata menyimpan rasa yang berbeda.

Astaghfirullahaladzim... Astaghfirullahaladzim... astaghfirullahaladzim...

Zayn merasa ini sebuah kesalahan. Dia pun beristighfar beberapa kali, untuk meringankan beban yang tiba-tiba menghantam dadanya.

Ya Allah berilah kami petunjuk sehingga tidak sampai terjauh dari jalan yang Engkau tentukan.

Dirasa urusannya telah selesai, Zayn pun membereskan buku-bukunya Dan meletakkannya ke loker.

“Bagaimana Gus, apakah diterima?” tanya ustad Yusuf, lelaki yang menginginkan Meisya.

“Belum ada jawaban. Bersabarlah!”

“Ya sudahlah. Sepertinya kami belum jodoh.” Dia terlihat putus asa.

“Aku pergi dulu ya. Semangat!” Zayn pun berlalu begitu saja meninggalkannya.

Zayn dan Zara duduk dengan gelisah, menunggu perkembangan Meisya yang sedang ditangani di ruang UGD.

“Keluarga ibu Meisya.” Suara panggilan menggema di ruang tunggu.

“Ya saya,” jawab Zayn. Dia segera mendatangi perawat yang memanggilnya.

“Anda siapa? Apakah suaminya ibu Meisya.”

“Bukan, saya kakaknya.”

“ibu Meisya perlu tindakan rontgen dan scan. Mohon ini ditandatangani.”

“Baiklah.”

Zayn segera membutuhkan tanda tangannya pada kertas tersebut. Dan dia pun duduk kembali di samping Zara.

“Bagaimana keadaannya, Aa Gus,” tanya Zara.

“Masih ditangani. Semoga baik-baik saja.”

“Aamiiin”

“Tadi Umi telepon. Dia khawatir sekali. Dia mau ke sini.”

“Lalu kamu bilang apa?”

“Nggak usah khawatir dan jangan ke sini dulu .Karena saat ini masih dalam penanganan intensif. Tidak boleh  dijenguk. Kalau nanti  dipindah di ruang perawatan, baru boleh dijenguk.”

“Baguslah,” jawab Zayn pelan. Dia tak dapat menyembunyikan kesedihan dalam dirinya.

“Aa Gus sedih?” tanya Zara.

“Iya.”

“Sama.” Zara  tak bisa membohongi dirinya bahwa dia juga merasakan hal yang sama.

“Kemal. Aku mau tanya,”  panggil Zein sambil melambaikan tangan ke Kemal. Yang tengah berdiri bersedekap di sebuah tiang yang ada di tempat itu.

“Duduklah!”

Kebetulan di sebelah Zayn tempat duduknya kosong.  

“Ya ustad,” kata Kemal sambil mendaratkan tubuhnya di samping Zayn.

“Ustadzah Meisya kenapa jatuh ya?” Tanya Zayn.

“Tidak tahu, Ustad.  Tapi anak-anak kelas 8 tadi bilang kalau ustadzah Meisya mengeluh sakit kepala. Lalu beliaunya izin mau istirahat, hanya meninggalkan tugas untuk anak-anak. Tapi waktu jatuh di tangga tadi, tidak ada yang tahu. Kita hanya tahu suara benda jatuh dari atas. Mereka sama-sama keluar. dan itulah yang terjadi. Tapi untuk jelasnya nanti tanyakan ke Delisha saja. Dia yang lebih tahu.”

“Makasih Kemal. Biar nanti aku tanyakan langsung ke Delisha.”

Tak berapa lama Delisha pun datang. Dia datang bersama seorang temannya dengan membawa tas kecil yang berisi pakaian untuk ustadzah Meisya, seperti yang dipesankan oleh Zara.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Rian Moontero
mampiiiir🖐🤩🤸🤸
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat dan nggak ada drama'' poligami.a ya Thor
hania: Beres kakak 😍
total 1 replies
hania
terimakasih kakak
❤️⃟Wᵃfℛᵉˣиᴀບͤғͫᴀͣⳑ🏴‍☠️ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
bagus ceritanya seru kayaknya lanjut kak
hania: ok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!