Lily terbangun setelah tertabrak truk saat menyelamatkan kakek tua yang hendak menyebrang jalan.
"Ukkhh.. Badanku rasanya sakit semua." Ucapnya sambil menyandarkan badannya, Tiba-tiba ingatan tentang perselingkuhan suaminya membuatnya sakit hati kembali.
Saat sedang melamun, seorang kakek menghampirinya. "Nak, terimakasih telah menyelamatkanku. Aku sangat berhutang nyawa padamu, kalung ini sebagai tanda terima kasihku. Dan aku minta maaf sebesar-besarnya, karna telah menyelamatkanku kau sampai keguguran. Maafkan kakek tua ini nak!" Lirih kakek tua sambil menitikkan air mata.
Beberapa hari berlalu Lily sedang berada di rumah kontrakannya memandangi kalung pemberian kakek tua itu dan tanpa sadar jarinya tergores mengeluarkan darah dan menghilang.
"Tunggu, dimana ini? Siapa aku? Apa yang terjadi aaaakkkkkkkhhh." Teriak lily setelah mendengar suara tanpa sosok itu.
Suara siapakah itu? Apakah yang akan terjadi pada Lily selanjutnya? Nantikan terus kisah seru yang satu ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lancelot💸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TEGANG
Oyoyoy..... Gimana cerita sebelumnya? Seru gak? Kalau seru jangan lupa beri ulasan bintang 5 ya!!!!!
...****************...
"Niu berhentilah cemas berlebihan, jika kau seperti ini bisa-bisa asimu tidak keluar. Apa kau tega pada bayimu sendiri?" Ucap Sarah sedikit emosi melihat tingkah Niu.
"Akuu.. Aku hanya khawatir keadaan mereka, ini sudah terlalu lama." Ucap Niu menunduk .
"Aku juga khawatir Niu bukan kau saja. Tapi kau juga harus mengingat bayimu."
"Kau benar, terimakasih sudah mengingatkan ku." Balas Niu kemudian menggendong bayinya..
Saat mereka saling sibuk dengan pikiran masing-masing, tiba-tiba Tian menggeram membuat Niu dan Sarah terkejut.
"Sarah, sepertinya ada yang tidak beres. Dari tadi harimau ini hanya diam tapi sekarang tiba-tiba seperti ini." Ucap Niu berdiri sambil menggendong anaknya tidak lupa tangan satunya memegang pistol.
Sarah kemudian berjalan ke arah jendela dan melihat ada beberapa zombie yang masuk ke dalam gedung ini.
"Niu, aku akan keluar melawan mereka. Kau disini saja" Ucap Sarah tanpa menunggu persetujuan Niu.
Niu yang di tinggal bersama harimau putih hanya bisa menunggu dengan cemas.
"Sepertinya dia mencium bau darah Niu." gumam Sarah kemudian mengeluarkan pisaunya dan langsung menyayat leher zombie itu hingga kepalanya terpisah dari tubuhnya.
...Sebenarnya bisa saja ia menggunakan pistolnya tapi terlalu beresiko, bisa-bisa zombie di luaran sana terpancing ke arahnya....
...Dengan gerakan cepat, Sarah sudah membunuh beberapa zombie yang hanya berada di level satu....
"Huff, akhirnya beres juga." Ucapnya lalu ingin kembali ke tempat dimana Niu berada.
Saat hampir sampai ke kamar Niu, tiba-tiba Sarah melihat dua zombie yang ukuran tubuhnya cukup besar.
"Huh, baru kali ini aku merasa ketakutan semenjak dunia ini berubah." Gumam Sarah bersembunyi sambil memikirkan langkah selanjutnya.
...Sedangkan kedua zombie yang tubuhnya besar itu berjalan semakin mendekat ke arah pintu kamar dan mengendus-endus aroma dari dalam kamar....
...Sarah yang melihat itu benar-benar ketakutan tapi dia harus membunuh kedua zombie itu, bagaimanapun Niu dan bayinya membutuhkan bantuannya....
...Saat melihat ada kesempatan, Sarah langsung maju dan menusuk kepala salah satu zombie dengan pisaunya hingga menembus dahi....
...Zombie itu seketika mati, sedangkan zombie yang satunya lagi menyadari kehadiran Sarah dan langsung menyerangnya....
...Sarah dengan lihai menghindari setiap serangan dari zombie itu....
"Sebenarnya zombie apa ini, kenapa zombie ini berbeda dengan yang lainnya seperti memiliki kesadaran." Batinnya kebingungan.
...Walaupun Sarah berhasil melukai zombie itu tapi tidak membuat zombie itu melemah justru membuatnya semakin marah....
...Sarah yang terkejut melihat perubahan dari raut wajah zombie itu membuatnya lengah hingga akhirnya ia terkena serangan membuatnya memuntahkan darah....
"Uhuk,. Awww zombie apa sebenarnya ini? Apa sebelumnya dia ini mantan petinju, uhuk.. Uhuk... Aku bukan samsak mu sialan." Ucap Sarah kemudian berlari kearah zombie itu tapi sayang lagi-lagi ia di kalahkan hanya dengan sekali hempasan.
...Perlahan zombie itu mendekati Sarah dengan air liur yang mulai menetes dan hendak menggigitnya. Sarah yang melihat itu hanya bisa pasrah karena sudah sangat kesakitan akibat serangan dari zombie itu dan hanya bisa menutup matanya dengan airmata yang menetes. Tapi tiba-tiba sebuah peluru bersarang di jidat zombie itu membuatnya tewas seketika....
"Sarah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Al mendekatinya dan membantunya berdiri.
"Kalian.. Kalian selamat... Syukurlah " Ucap Sarah lalu berlari kearah Sean dan memeluknya.
...Sean yang di peluk secara tiba-tiba melihat ke arah Lily tapi Lily malah sibuk melihat zombie yang baru ia bunuh. Sean hanya bisa menghela nafas kecewa dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Sarah....
"Aku sangat ketakutan, ku pikir aku akan mati dan menyusul kalian ternyata kalian masih hidup dan aku juga terselamatkan hehe." Ucap Sarah cengengesan.
"Dimana Niu?" Tanya Roger pada Sarah.
"Dikamar itu aku menyuruhnya menunggu di dalam, ayo kita masuk." Ucap Sarah lalu berjalan lebih dulu.
...Niu yang berada dalam kamar belum mengetahui apa yang terjadi di luar sana, bahkan ia tidak mendengar suara tembakan dari Sarah membuatnya semakin cemas....
...Saat pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka, Niu langsung menodongkan pistolnya ke arah pintu....
"Hei, ini aku." Ucap Sarah kaget.
"Hufft, ku pikir zombie yang berhasil masuk." Ucap Niu lalu melihat di belakang Sarah muncul seseorang yang paling ia rindukan.
"Roger... Hiks... Kau selamat... Hiks" Ucap Niu menghampiri Roger dan memeluknya.
Roger mencium kening Niu berkali-kali dan mengucapkan kata maaf, Niu hanya bisa mengangguk karena sangat bahagia.
"Apakah ini bayi kita, namanya siapa?" Tanya Roger melihat bayi yang di gendong Niu.
"Umm,anak kita laki-laki bahkan wajahnya sangat mirip denganmu. Aku belum memberinya nama, aku menunggumu" Ucap Niu tersenyum.
"Kalau begitu aku akan memberinya nama Alexander." Ucap Roger bangga.
"Alex, nama yang bagus." Ucap Niu tersenyum akhirnya bisa berkumpul kembali.
...Disisi lain, Sarah mendekati Sean dan terus menerus mencari perhatiannya. Tapi Sean malah acuh dan memilih berjalan ke arah Lily. Sarah yang melihat itu merasa cemburu pada Lily....
"Jadi kau dari bumi tahun 2040? Lalu kau tinggal di mana sebelumnya? Bagaimana kau bisa berada disini?" Tanya Lily pada Jean.
"Aku berasal dari Negara A. Sebelumnya aku tinggal bersama kedua adik laki-lakiku tapi aku malah meninggal akibat kelelahan bekerja dan bereinkarnasi ke tubuh ini. Aku tidak tau bagaimana keadaan adik-adikku sekarang. Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Jean penasaran.
"Aku berasal dari Negara B,aku yatim piatu sejak kecil jadi selama itu aku tinggal di panti asuhan. Saat lulus SMP aku memutuskan keluar dari panti asuhan dan mulai mencari kerja untuk membayar uang sekolahku dan kos-kosan." Jelas Lily tersenyum getir mengingat kisahnya.
"Mmm, lalu bagaimana bisa kau disini? Apa kau juga meninggal dan bereinkarnasi?" Tanya Jean lagi.
"Tidak, aku masih tetap tinggal di tahun 2040. Hanya saja saat ini aku sedang menjalankan sebuah misi." Jelas Lily.
"Tunggu.. Maksudnya kau bisa kembali ke bumi tahun 2040? Bagaimana caranya? Apa aku bisa ikut?" Tanya Jean antusias.
"Sayangnya hanya aku yang bisa, sedangkan untuk caranya maaf itu sebuah rahasia." Ucap Lily sambil menggelengkan kepalanya. Jean yang mendengar itu kecewa karena tidak bisa menemui kedua adiknya.
"Lalu, apakah kau bisa membantuku satu hal?" Tanya Jean pada Lily .
"Jika bisa, aku akan membantumu."
"Bisakah kau melihat kedua adikku di negara A? Aku khawatir dengan keadaan mereka." Ucap Jean memohon dengan mata berkaca-kaca.
"Umm, aku akan membantumu jika misiku di dunia ini sudah selesai." Jawab Lily menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu, kau harus mengatakannya padaku jika akan kembali. Aku akan menitip sesuatu untuk mereka, oke?" Tanya Jean.
"Ya, tenang saja. Dan juga ku harap kau tutup mulut tentang diriku." Ucap Lily menoleh ke arah Jean.
"Aku bisa di percaya. Kalau begitu kita sekarang teman" Ucap Jean mengulurkan tangannya.
"Um teman." Balas Lily tersenyum tulus.
"Lily, Jean. Apa kalian ingin makan?" Tanya Sean yang mulai mendekat.
"Boleh juga, sudah berapa hari ini hanya minum." Ucap Jean berdiri dari duduknya.
"Aku memiliki beberapa roti dan beberapa daging kaleng, apa kalian mau?" Tanya Sean.
"Aku tidak usah. Aku ingin makan ramen saja." Ucap Lily lalu mengeluarkan beberapa ramen dari ranselnya.
"Wahhh, apa aku boleh memintanya sedikit?" Tanya Jean saat melihat ramen dari dunianya sebelumnya.
"Boleh, masing-masing dapat dua bungkus."
"Kalau begitu aku akan mencari peralatan untuk memasak." Ucap Sean hendak pergi.
"Tidak perlu, aku punya beberapa." Ucap Lily lalu mengeluarkan kompor portabel dari ranselnya dan beberapa peralatan makan. Jean dan Sean melongo melihat ransel Lily yang mengeluarkan banyak barang seperti kantong Doraemon tapi mereka tetap diam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa follow,like & komen ya!!!🤗🤗