Bianca Mith. Doktor muda arogan yang selalu saja mencari masalah setiap hari saat sedang bekerja. Ayahnya yang seorang pebisnis terkenal tidak tahan dengan kelakukan anaknya itu. Maka dari itu perjodohan itu diadakan.
Bianca menikah dengan Aether Beatrice. Dosen muda dari Universitas Mith. Sesuai kesepakatan awal, beberapa tahun setelah menikah, salah satu dari mereka harus mengorbankan cita-cita mereka untuk memimpin perusahaan keluarga.
Namun tepat setelah satu hari setelah pernikahan, Aether baru mengetahui bahwa ia memiliki penyakit serius pada bagian otaknya. Membuat Aether akan kehilangan sedikit demi sedikit ingatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_Shou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Rumah Makan
Bianca masuk ke dalam mobil Nichol saat tiba-tiba saja gerimis. Dan saat Bianca melihat ke arah luar kaca mobil, Bianca melihat awan yang cerah. Yang artinya tidak seharusnya gerimis mengguyur daerah itu.
Sedangkan Nichol menutup kembali kaca mobilnya setelah membuang sisa putung rokoknya keluar.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah kamu sedang bulan madu bersama suamimu?" tanya Nichol membuka percakapan.
"Ini aku sedang bulan madu. Kami menginap di desa ini sudah enam hari. Besok aku mau kembali ke pusat kota," jawab Bianca menyadarkan punggungnya pada kursi mobil.
"Besok? Aku juga akan kembali ke pusat kota besok. Bagaimana kalau kamu kembali bersamaku?"
"Apakah kamu bodoh? Aku datang ke sini bersama suamiku. Jika aku pulang ke pusat kota bersamamu, suamiku akan berpikiran hal yang aneh-aneh."
"Bukankah sejak awal, suamimu sudah terbilang aneh? Dia tiba-tiba saja muncul. Tiba-tiba saja hilang. Dia seperti hantu di mataku."
Nichol masih mengingat dengan jelas kejadian itu. Pada saat tiba-tiba saja Aether muncul di pundak Owen saat suasana sedang kacau. Dan kembali muncul di belakang tubuh Bianca saat seharusnya laki-laki itu sudah dilempar keluar melewati kaca oleh Owen.
Seakan-akan laki-laki itu bisa berpindah tempat sesukanya dan tidak ada seorang pun bisa menyentuhnya.
"Apa ini? Apakah kamu masih anak kecil? Percaya dengan hal-hal mistis seperti itu. Lagipula dia adalah suamiku. Jangan menghinanya saat bersamaku," kesal Bianca memukul pelan lengan Nichol.
"Padahal aku cuma bercanda," balas Nichol menyentuh bagian yang terkena pukulan.
"Jadi, apa kamu lakukan di sini?" Bianca.
"Aku cuti hari ini. Jadi aku berpikir untuk berkeliling naik ke atas bukit mencari udara segar. Lalu kamu tiba-tiba saja muncul."
Kebohongan. Nichol tentu saja sudah merencanakan semuanya. Nichol mencari tau keberadaan Bianca. Nichol mencari saat yang tepat untuk muncul. Dengan begitu, Nichol bisa mulai menambahkan keretakan di dalam kehidupan rumah tangga Bianca dan Aether.
Nichol masih berpegang teguh pada rencana utamanya. Yaitu merusak pernikahan Bianca. Dan mengambil Bianca dari tangan Aether.
"Apakah ada sesuatu yang berbeda dari biasanya di rumah sakit?" tanya Bianca mulai merindukan suasana rumah sakit.
"Tidak ada. Aku rasa, semuanya berjalan normal," jawab Nichol ragu.
"Tapi sepertinya Flora kesepian karena tidak ada kamu," lanjut Nichol menatap Bianca.
Flora. Untuk beberapa hari belakangan ini, Bianca terlalu banyak menghadapi hal-hal baru. Bianca terlalu terbawa suasana. Dan melupakan tentang sahabatnya itu. Bianca bahkan lupa memberikan kabar. Atau bahkan menelepon perempuan itu.
Ia yang selalunya bersama dengan sahabatnya itu, kini hidup berjauhan. Wajar saja jika sahabatnya itu merindukannya. Dan kini, Bianca mulai merindukan Flora setelah Nichol menyebutkan nama perempuan itu.
"Apakah kamu ada waktu sebentar? Aku belum makan, bagaimana kalau kita mencari makan lebih dulu," tanya Nichol.
"Makan? Aku akan menemanimu. Tapi aku tidak makan. Aku akan makan di rumah. Ibu mertuaku selalu masak dalam jumlah banyak setiap malam," jawab Bianca.
"Tidak enak jika aku makan sedangkan kamu tidak. Aku akan membelikanmu minum. Minumlah nanti."
"Iya. Aku rasa itu lebih baik."
"Apakah mertuamu baik?"
"Sangat baik. Dia pintar memasak. Dan suaranya terasa sangat lembut."
Nichol mengangguk dan mulai menyalakan mesinnya. Nichol tidak tau apakah memang ada restoran atau rumah makan di sekitar jalan itu. Namun Nichol berharap bahwa ia bisa membawa Bianca cukup lama. Karena dengan begitu, ia bisa memiliki waktu berdua. Walau hanya berbicara, setidaknya itu bisa menambah kedekatan di antara mereka.
"Apa kamu akan memperpanjang cutimu?" tanya Nichol saat mobilnya mulai berjalan.
"Tentu saja tidak. Aku sudah mengambil cuti cukup lama. Jika aku meninggalkan rumah sakit terlalu lama, aku akan terkena sanksi," balas Bianca.
"Orang bodoh mana yang akan menjatuhkan sanksi pada anak pemilik rumah sakit? Direktur utama pun pasti akan berpikir beratus-ratus kali untuk memarahimu," balas Nichol tersenyum kecil.
Bianca memang bekerja sebagai dokter. Namun mau dilihat dari manapun juga, posisi Bianca jauh lebih tinggi dari direktur utama. Bianca adalah anak pemilik rumah sakit. Direktur utama tidak akan pernah berani memarahi atau bahkan menyentuh Bianca, kecuali Bianca benar-benar melakukan kesalahan fatal yang bisa membuat nyawa seseorang melayang.
Direktur utama bisa kehilangan jabatannya dalam sekejap jika mencari masalah dengan Bianca dan rumor itu terdengar oleh Kazuki.
"Apa kamu nyaman berada di sini? Bukankah seharusnya tempat seperti ini tidak sesuai dengan selera perempuan kota sepertimu? Tidak ada yang menarik di sini," tanya Nichol menatap sisi kanan dan kiri jalan. Mencari tempat makan.
"Benarkah? Aku merasa, selalu ada yang menarik di setiap tempat. Mungkin kamu berpikir seperti itu, karena kamu tidak melihatnya dengan lebih dekat," jawab Bianca melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apa yang menarik?"
"Orang-orang yang ada di desa lebih ramah dari orang-orang yang ada di kota. Mereka terlihat seperti seekor semut yang saling membantu satu sama lain. Sedangkan orang di kota benar-benar terasa seperti individu yang tidak peduli dengan urusan orang lain."
"Mana yang lebih baik menurutmu?"
"Aku menyukai orang-orang desa. Namun untuk sekarang, aku berpikir bahwa aku belum bisa mencapai pada titik yang sama dengan mereka. Aku tidak bisa berbicara banyak saat berhadapan dengan mereka. Aku tidak bisa tersenyum lebar seperti mereka. Dan aku tidak tau bagaimana cara berinteraksi dengan orang yang pertama kali aku kenal."
Nichol mengangguk pelan. Pada dasarnya, Bianca adalah seorang perempuan pendiam. Wajar saja jika Bianca menemukan masalah itu pada kehidupannya. Dan hanya perlu waktu untuk Bianca terbiasa dengan itu semua. Lalu Bianca bisa terbebas dari segala hal yang membuatnya menjadi pendiam.
Bianca pun merasa bahwa energinya banyak terkuras saat bertemu dengan orang-orang desa. Ia merasa ingin melarikan diri, masuk ke dalam kamar, dan tidak ingin berbicara pada siapapun. Namun Bianca tidak bisa memilih pilihan itu. Mengingat ia hidup di desa. Di wilayah di mana tetangga harus saling menyapa satu sama lain.
"Kamu akan kembali ke pusat kota besok. Dan akan kembali bekerja besok lusa. Begitu, bukan?" tanya Nichol memastikan.
"Benar," jawab Bianca.
"Kenapa?" tanya Bianca melirik ke arah Nichol.
"Aku akan memberitahunya pada Flora. Saat dia bertemu denganku, dia terus mengomel karena dia tidak pernah mendapatkan pesan darimu. Dia terus menanyakan kapan kamu akan kembali bekerja. Aku sudah mulai bosan mendengar ocehannya," jawab Nichol.
Bianca tersenyum kecil. Flora. Sahabatnya itu sama sekali tidak berubah. Masih cerewet, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Namun entah mengapa Bianca tidak merasa risih dengan sifat sahabatnya itu. Bianca menyukai sikap banyak bicara Flora. Karena dengan begitu, pertemanan mereka lebih terasa hidup.