"Anindira seorang wanita yang kehidupannya begitu sempurna, ia sangat cantik, berkulit putih bersih dan karir yang begitu bagus, tetapi satu yang tidak ia punya yaitu CINTA."
"Akan tetapi semua berubah ketika ia bertemu seorang lelaki tampan, gagah, berwajah indo-amerika, lelaki dingin juga tak tersentuh oleh seorang wanita. "
Dapatkah dira menakluk kan hati nya ? Hati yang begitu dingin dapatkah meleleh dengan seorang dira ? Bagaimana kisah selanjutnya, yuk ikuti kisah cinta mereka.
"CINTA KU YANG AKAN MEMBUATMU JATUH CINTA. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenmafia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
Tin.. Tin.. Tin..
Suara klakson mobil Dion Mahendra, ketika ia meminta security untuk membukakan pintu gerbang mansion utama keluarga Harisson.
"selamat pagi, tuan dion." sapa security setelah membuka gerbangnya.
"pagi, tante audy dan om sam ada di dalam pak?" tanya dion, sebelum ia masuk ke halaman mansion.
"ada, tuan." jawab security dan dion hanya mengangguk lalu ia memarkirkan mobilnya.
"selamat pagi." seru dion ketika sudah memasuki mansion.
Mereka semua yang berada di dalam, langsung keluar karena mendengar suara dion.
"oh ya ampun, dion!" seru mommy audy sembari memukul lengan sang keponakannya.
"he he he sakit tan." ujar dion sembari memengang lengannya.
"kamu ini, masuk tinggal masuk saja, kenapa sampai berteriak teriak seperti itu." omelan sang tante.
Belum juga dion menjawab ucapan tantenya, sudah di jawab oleh ucapan aleta.
"iya nih kak dion, heran!" sewot aleta, karena aleta sendiri sebal dengan dion yang notabennya orang jahil.
"iya iya maaf deh tante, om sama aleta." ucap dion dengan senyumannya.
Daddy abrisam yang melihat tingkah sang keponakan dan aleta begitu pun dengan istrinya, hanya bisa tersenyum sambil menggeleng geleng kepalanya, "sudag sudah... Ayo masuk nak."
"iya om, terimakasih." ujar dion , lalu mereka masuk ke mansion langsung menuju ke ruang makan, untuk sarapan bersama.
"aduh... Om, tan... ini langsung sarapan?" tanya dion sembari menatap menu menu yang sudah tertata di atas meja.
"ah.. Kak dion pura pura nggak tahu, padahal iya emang kesini pagi pagi karena memang mau ikut sarapan bareng deh, mom." ucap aleta sambil tersenyum mengejek ke arah dion.
Sedangkan dion yamg mendengar ucapan aleta hanya bisa tersenyum dengan wajah tengilnya.
Hmmm!
Semua menoleh ke sumber suara, yaitu elden harisson yang menuruni anak tangga yang sudah rapi dengan setelan jasnya.
"wah .. wah... Pengantin baru nih." ujar dion sembari memandang ke arah elden
"kenapa?! Pingin?" ucap elden sambari duduk di kursi makan bersebelahan dengan dion, "makanya cepat nikah."
"gimana mau nikah, kalau calonnya saja udah kamu ambil." gurauan dion dengan entengnya sembari melirik ke arah elden.
"kamu!" ucap elden dengan geram, karena berani berani bercanda seperti ini di depan keluarganya.
"sudah sudah, el? Mana dira?" ucap daddy abrisam yang sedari tadi tak melihat sang menantunya.
Sedangkan elden yang di tanya dira hanya mampu berdiam, karena dia sendiri tidak melihat dira dari bangun pagi sampai sekarang, hanya saja ada yang menyiapkan baju gantinya.
Daddy abrisam sudah tau dengan kediamannya elden, "bi sarmi!" seru daddy abrisam.
"iya tuan." ucap bi sarmi dengan tergopoh gopoh.
"kemana menantu saya?" tanyanya kepada bibi.
"ada di taman belakang, tuan." jawab bi sarmi.
"panggil, kami menunggu untuk sarapan." perintah daddy abrisam dan bi sarmi lalu mengangguk dan bergegas pergi.
Karena dira belum mandi setelah ia sibuk membantu memasak bi sarmi, akhirnya ia memberanikan diri untuk meminta ijin ke kamar lebih dulu dan ia akan segera turun.
*
*
Dira turun dengan pakaian yang sudah rapi dan make up tipisnya senatural mungkin namun tetap kelihatan cantik, memesona.
Ketika dira menuruni anak tangga, dion menatapnya diam diam tanpa seorang pun tahu, ia menatap dira dengan rasa kagum, ingin terang terangan namun di situ ada keluarga elden. Sedangkan elden yang mengetahui jika dion menatap dira secara diam diam, ia lalu mengepalkan tangannya di bawah meja.
"maaf mom, dad." ucap dira ketika sampai di depan meja makan.
"iya sayang, sini duduk, di dekat elden." ucap mommy audy sembari memberikan tempat duduk ke dira. Dan dira hanya mengangguk tersenyum.
Setelah selesai sarapan, dion langsung berkata, "tan, nanti siang dion akan berangkat ke amerika." ucapnya
"kenapa terburu buru, ion?, kenapa nggak besok saja bareng sama tante dan om sam." ujar mommy audy
"maunya sih gitu tan, tapi.. pekerjaan dion sudah menumpuk." jawabnya sembari tersenyum.
"ya sudah, terimakasih ya.. kamu sudah mau ke indo buat bantuan tante mempersiapkan acara kemarin." ujar mommy audy, sembari menatap ke arah dion.
"sama sama tan, dion juga senang bisa bantuin tante." ucap dion sembari terkekeh pelan, "besok besok kabari dion lagi tan, kalau butuh bantuan dion."
"okay nak, kamu hati hati ya..." ucap mommy audy ketika dion akan berpamitan pulang, "titip salam buat mamah kamu." dan dion hanya mengangguk tersenyum.
Dan dion berpamitan dengan dira sambil tebar pesona, tibalah ia berpamitan dengan elden dan ia memeluk elden, "ada aku yang akan siap merebut anindira dari kamu, jika kamu berani menyakitinya." bisikkan dion tepat di telinga elden dengan penuh penekanan.
Sedangkan elden yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya sampai kuku kuku putihnya kelihatan, ingin sekali ia meninju dion, yang di rasa seenaknya saja.
"hati hati bro." ucap dion sembari melepaskan pelukannya dan menepuk lengan elden dengan sedikit keras. Dan elden hanya menatapnya dengan perasaan yang menahan amarah.
• • • • • • • •
Damn!
Pyar!
Elden melemparkan ponselnya di lantai kamarnya, dengan sangat keras sampai layar ponselnya hancur remuk berkeping keping.
Ia masih marah dengan ucapan dion, yang sudah seperti tekanan yang mengancam, karena jujur.. baru kali ini dion berani mengusik miliknya.
Jadi bisa di pastikan jika ucapan dion tidak hanya sekedar omong kosong saja. Dia meskipun membenci dira tapi dia juga tidak rela jika dira di miliki oleh dion karena jika itu terjadi bisa di pastikan hidup dira akan penuh kebahagian dan elden tidak mau itu.
Tiba tiba dira masuk ke kamar dan betapa kagetnya, ketika dira melihat lantai yang sudah penuh dengan serpihan kaca.
"ya ampun el! Kamu ini kenapa?" seru dira dengan rasa khawatirnya.
Sedangkan elden yang melihat dira tiba tiba masuk ke kamar, jadi rasa marah yang terpendam, ia lampiaskan ke dira. Ia melangkah maju dengan perlahan dengan tatapan bengisnya.
"el.. lepas.. Sakit." ucap dira sambil meringis menahan sakit karena lengannya di cengkram erat kuat oleh elden.
"ini.. pantas untuk wanita murahan seperti kamu!" ucap elden dengan wajah yang siap melahap dira, "saya menyesal telah menikahi kamu anindira aurora smith!" ucapnya lagi dengan menghempaskan dira dengan kasar sampai dira terjatuh ke lantai dan tangannya mengenai serpihan kaca ponselnya elden.
"ish." dira meringis kesakitan, namun elden justru mencengkram kedua pipinya dengan sangat kuat, "jika kamu tidak tahan, silahkan pergi!" tegas elden lalu meninggalkan dira masih terpaku dengan ucapan elden.
"pergi?." gumam dira sembari mengusap air mata yang akhirnya terjatuh juga, padahal sudah ia tahan sedari tadi.
"he he he.. andaikan aku bisa, dan perbuatan ku itu tidak membuat semua orang kecewa, mungkin aku akan pergi, el." gumamnya lagi di sela sela tangisannya. Lalu ia segera menghapus air matanya dan membersihkan luka di tangannya, karena ia ada janji untuk bertemu dengan sahabatnya, zahra."
Bersambung 💐
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
HAPPY READING FRIEND 🤍
Dan jika ini nanti ramai, author akan double up chapter, okay🥰
Jadi jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian ya, like, komentar dan votenya, agar authornya semangat kakak 💐
Thank you ✨
buat dia nyesel deh thor