Hai Nama ku Azkia Andita besasal dari kampung datang ke kota untuk merubah nasib ku dan keluarga ku, Simak yuk kisah ku.
Kia.... teriak tuan muda anak majikan ku di dalam kamar nya karena aq bekerja di rumah keluarga Darren Anderson menjadi maid pribadi tuan muda di keluarga Anderson, aq menghampiri tuan muda dengan berlari secepat mungkin.
Iya tuan saya di sini, Kia masih mengatur nafasnya kala sampai di hadapan tuan muda Adrian Anderson.
Ck.. lama sekali kamu, carikan dasi yang lain, yang ini aku gak suka, sambil di lempar nya dasi itu ke arah Azkia.
"Baik tuan" Azkia pun mencari dasi lain yang cocok buat tuannya.
➖
➖
Adrian yang gelisah di ruangan tempat dia menunggu acara yg akan di selenggarakan dalam beberapa jam mendatang.
Bian apa kau sudah menemukan Siska?
Belum tuan anak buah ku sedang berpencar mencari Nona Siska.
*****
Nah loh apa yang terjadi 🤭
Yuk simak kelanjutan ceritanya 😅
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan siang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
💝.....
💝.....
💝.....
Setelah selesai sarapan Kia dan Bi Inah pun pergi ke swalayan untuk belanja keperluan untuk makan malam nanti.
Cukup lama perjalanan dan belanja waktu 2 jam sudah, akhirnya Kia dan Bi Inah pun sampai rumah.
Di bantu pak supir dan mbak Mira untuk membawa belanjaan dari mobil menuju dapur.
Lalu Kia pun membereskan belanjaannya ke dalam kulkas, seperti daging ikan di masukan prizer, sayuran dan buah-buahan di tempat pendingin biasa.
Setelah membereskan belanjaanya yang di bantu Bi Inah, Kia pun pamit untuk melanjutkan pekerjaannya yang sudah terlewatkan lumayan lama.
"Bi.. Kia lanjutin pekerjaan Kia dulu ya, mau ke tempat laundry dulu pasti udah berhenti dari tadi mesinnya." ya sebelum berangkat Kia memang memasukan pakaian kotor tuannya ke mesin cuci yang canggih itu, hanya memencet tombol mesin pun bekerja mencuci dengan sendirinya sampai mesin berhenti, itu tandanya sudah siap di jemur.
Saat masuk tempat laundry, Kia yang melihat mesin cuci sudah berhenti ia pun bergegas mengeluarkan semua pakaian di dalam mesin cuci, lalu menjemurnya.
Setelah menjemur pakaian, Kia pun lanjut membersihkan ruangan demi ruangan.
Saat sedang membersihkan Ruangan santai, tiba-tiba ponsel Kia berdering nyaring tanda ada panggilan masuk, Kia pun berhenti melakukan aktivitasnya, lalu merogoh ponselnya yang berada di saku bajunya, saat melihat siapa yang menghubunginya, ia tersenyum sangat bahagia.
"Assalamualaikum Bu!" ya yang menelpon Azkia Ibunya.
"Wa'alaikumsalam Kia, maaf ya Ibu ganggu kamu bekerja?"
"Gak apa-apa Bu, ada apa Ibu nelpon? Apa ibu kekurangan uang?"
"Sebenarnya Ibu gak enak ngomong sama kamu, tapi Ibu gak ada pilihan lain nak,"
"Ibu kenapa? Ibu sehatkan? Ayah sehat? Adik juga sehatkan?" tanya Azkia beruntun.
"Ibu, Ayahmu, dan Adikmu alhamdulilah sehat nak, tapi Adikmu harus bayar uang praktek ujian, sisa uang yang kamu kasih tak cukup nak!" keluh Ibu Kia.
"Alhamdulilah kalau semua sehat, kirain Kia ada yang sakit, Ibu jangan sungkan, kalau Ibu kekurangan uang! kurangnya berapa emangnya bu?"
"Ibu gak enak nak, kamu kerja keras untuk Ibu, Ayah, dan Adikmu, tapi kami di sini hanya minta saja di sini! kurang nya gak banyak kok cuma 100 ribu Kia, bayar uang praktik 300 ribu, sisa uang yang kamu kasih hanya tinggal 200 ribu."
"Ya ampun Ibu kaya ke orang lain saja, kan Kia ini anak Ibu sama Ayah, masa Kia repot, yang ada Kia yang selalu repotin Ibu dan Ayah dulu, ya udah bu Kia transfer ya sekarang ya bu, biar Ibu ambil uangnya gak ke sorean, Kia tutup telponnya ya nanti kalau udah masuk Kia chat Ibu."
"Makasih banyak ya Kia, maaf Ibu selalu merepotkanmu, Assalamualaikum."
"Tak apa Bu wa'alaikumsalam."
Telpon pun terputus, lalu kKia beralih ke aplikasi M-banking untung mentransfer sejumlah uang yang Ibunya sebutkan tadi, tapi Kia kasih lebih karena masih beberapa hari lagi hari gajiannya takut Ibunya kehabisan uang, setelah mentrasfer sejumlah uang ke rekening Ibunya, Kia pun memberi tahu Ibunya lewat aplikasih hijau yang memang sering mereka lakukan untuk komunikasi.
'Bu, Kia udah transfer sejumlah uang ke rekening Ibu, Kia lebihin buat sehari-hari, karena masih jauh untuk kia kirim uang lagi, semoga cukup ya Bu.'
Tak butuh lama Ibu Kia pun membalas chat anaknya Kia.
'Alhamdulillah nak, terimakasih ya, semoga rejekimu selalu berlimpah aamiin.'
'Ibu sehat-sehat ya di kampung, maaf Kia belum bisa izin pulang.'
'Aamiin, kamu juga ya nak, jaga kesehatanmu jangan sampai sakit.'
'Siap Bu, udah dulu ya Bu, Kia mau lanjut pekerjaan Kia, soalnya masih banyak.'
'Iya nak hati-hati ya.'
Akhirnya sesi berbalas chat pun berakhir, Kia pun meneruskan membersikan ruangan santai.
➖
Sore hari pun tiba, karena acara makan malam akan di adakan di halaman belakang, jadi Azkia dan yang lainnya menyiapkan segala hal, mulai dari alat pembakaran, kursi berserta meja untuk makan malam nanti, karena nantinya akan masak di taman belakang.
Seluruh pekerja di Mansion Anderson terlihat semua sibuk untuk menyiapkan untuk makan malam nanti.
Azkia, Bi Inah, dan Mbak Mira menyiapkan bahan makanannya beserta bumbunya, agar nanti malam daging, ikan, sosis dan yang lainnya siap di panggang.
Tak terasa sudah waktu magrib saja, Azkia, Bi Inah, Mbak Mira dan yang lainnya pun istirahat sejenak untuk menunaikan shalat magrib, mereka biasa berjamaah kalo waktu magrib, karena di dekat ruang istirahat para pelayan di sediakan ruangan sholat untuk para pelayan, guna untuk bisa berjamaah.
Setelah selesai sholat berjamaah, semua para pelayan membubarkan diri dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
"Mah, Pah, ada apa sih kok pelayan semua sibuk?" tanya Adrian yang baru turun dari kamarnya bergabung dengan orang tuanya di ruang santai.
"Astaga, Mamah lupa gak kasih tau sama kamu sayang, malam ini tuh Papah kamu undang Om Rama dan keluarganya makan malam, jadi semua pelayan sibuk dengan tugas masing-masing."
"Oh.. Pantas saja Kia gak biasanya nyiapin keperluan aku sampai kaya yang di buru waktu." sahut Adrian sedikit protes.
"Iya sayang, maaf ya, emang kia yang paling sibuk kerena dia yang nyiapin bumbu masakannya yang lain hanya membatu mengupas atau memotong saja!"
"Iya gak apa-apa sih mah, cuma tadi tuh aku heran aja gitu! karena gak biasanya Kia bersikap begitu."
Saat sedang asik berbincang, suara bel pun terdengar nyaring pertanda ada yang datang.
Ting Tong
Ting Tong
"Nah itu pasti Rama sudah datang." kata tuan Darren.
Sari salah satu pelanan di kediaman Anderson yang sangat dekat dengan pintu utama, saat mendengar bel pintu berbunyi, ia pun bergegas menghampiri pintu utama hendak membukakan pintu untuk tamu yang datang.
Ceklek..
"Selamat malam tuan Rama dan nyonya, silahkan masuk."
"Selamat malam juga Bi terimakasih, tuan dan nyonya?"
"Ah.. Silahkan saya antar mereka sedang ada di ruang santai tuan!"
"Baik Bi."
Sari lebih dulu melangkah, dan di ikuti Rama beserta istri dan anaknya, tak butuh waktu lama mereka pun sampai.
"Tuan, nyonya, tuan Rama bersama isti dan anaknya sudah datang."
"Ah.. Iya sari terimakasih, kamu buatkan minum untuk mereka ya."
"Baik tuan, saya permisi." sari pun berlalu menuju dapur.
"Selamat malam tuan Nyonya," sapa Rama dan sang istri.
"Selamat malam dan selamat datang, maaf saya tak menyambut mu Rina," sahut nyonya Andini sambil bersalaman dan cipika cipiki.
"Tidak apa Nyonya, di sambut pelayan juga sudah cukup." sahut Rina istri Rama sambil tersenyum lebar.
"Sayang salim dulu sama Oma Andini, Oppa Darren dan Om Adrian."
"Iya mom." sahut ke dua anak Rama berbarengan.
Mereka pun bersalaman bergantian.
"Ya ampun kalian sudah besar ya." sahut nyonya Andini.
"Iya nyonya kita sudah lama tak bertemu." sahut Rina.
"Ya ampun gak enak banget ya panggilannya kita ini sudah seperti keluarga jangan panggil nyonya dong Rin, panggil Ibu saja ya!"
"Ah iya nya.. Eh iya Bu,"
"Sudah-sudah suruh duduk dulu dong Mah, kasihan mereka berdiri dari datang." kata tuan Darren.
"Ah.. Iya, Mamah sampai lupa pah."
Mereka pun duduk bersama di ruang santai, Adrian hanya tersenyum sedari tadi, melihat Mamahnya yang heboh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...