Sebuah pernikahan yang membawa petaka, hal ini lah yang di alami seorang gadis cantik yang bernama Athena.
Gaun pengantin yang berlumuran darah menjadi saksi atas hancurnya kehidupan Athena. Pria yang sangat di cintai nya dengan tega membatalkan sepihak pernikahan yang selama ini merupakan impiannya.
Tidak hanya itu, ia juga harus kehilangan sosok seorang ayah yang telah merawatnya sedari kecil.
Namun sebuah fakta yang mengejutkan mulai terungkap, sosok ibu yang selama ini telah meninggalkannya, ternyata telah membunuh kedua orang tua dari calon suaminya Delano.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Seorang gadis cantik tengah bersandar di kepala sofa dengan sebuah novel yang ada di tangannya.
Fokusnya teralihkan saat seorang pria berjalan mendekatinya dan ikut duduk di sampingnya.
"Delano... Sebaiknya kamu mengantarku pulang", Ucap Athena membuat Delano tidak suka.
"Gak mau!"
"Dokter Alvin pasti mencari ku, dia pasti khawatir karena tidak bisa menghubungiku"
"Kenapa kamu memperdulikan hal itu"
"Dia dokter ku, dia yang merawat ku selama ini, dia juga sudah ku anggap seperti kakakku sendiri"
"Tapi kamu janji gak akan jauh dariku?", Tanya Delano memastikan bahwa Athena tidak akan kabur darinya.
"Enggak akan"
"Ya sudah besok ku anter!", Jawab Delano pasrah.
"Berikan ponselku, aku akan menghubungi dokter Alvin"
"Buat apa?"
"Supaya dia tidak mencari ku"
"Baiklah"
Delano mengeluarkan sebuah ponsel berwarna putih dari saku celana dan memberikannya kepada Athena.
Saat ponsel berada di tangannya, gadis itu langsung menghubungi dokter Alvin.
"Hallo"
"Na kamu di mana?"
"Aku sedang di rumah teman"
"Kamu gapapa? Aku khawatir banget, dari kemaren kamu gak bisa di hubungi"
"Iya gapapa, tapi..."
"Tapi apa?"
"Kaki aku tidak bisa di gerakkan"
"Astaga, kaki mu melemah karena kamu tidak meminum obatmu"
"Aku akan menjemputmu sekarang..."
"Jangan dokter!"
"Aku gak ingin kamu kenapa-napa, bahaya buat kamu jika di biarkan terlalu lama seperti itu"
"Aku akan pulang hari ini, dokter bisa menemuiku nanti sore"
"Baiklah, jaga diri ya aku takut kamu kenapa-napa"
"Iya dokter"
Setelah memberitahu dokter Alvin mengenai kondisinya, Athena memutuskan untuk memohon kepada Delano agar pria itu mengantarnya pulang.
"Kamu sudah denger kondisi ku kan? Aku gak bisa jauh dari dokter Alvin, aku bisa lumpuh seumur hidup jika kamu terus memaksaku untuk menetap di sini"
"Semua hal buruk yang terjadi kepadamu adalah ulahku bukan? Aku membuatmu menderita... Maafkan aku Athena", Delano merutuki kebodohannya, karena perbuatannya gadis yang ia cinta tersiksa dan menderita seumur hidup.
"Sudah, aku tidak apa-apa, mungkin memang seperti ini takdir yang sudah Tuhan berikan kepadaku", Athena mencoba menenangkan Delano yang terus menangis menyesali perbuatannya.
"Kalau aku sudah meminum obatku, kaki ku akan baik-baik saja. Jadi kamu tidak boleh memaksaku untuk tinggal bersamamu sampai aku benar-benar pulih. Kamu mengerti kan maksudku?"
"Iya aku mengerti", Delano memeluk dan menciumi rambut Athena.
Setelah berpelukan cukup lama, Delano menggendong tubuh Athena.
"Aku akan mengantarkan kamu sekarang", Ucap Delano sambil menciumi kening gadis itu.
"Tapi aku belum ganti baju"
Saat ini Athena hanya mengenakan kemeja putih milik Delano yang terlihat kebesaran saat di gunakan olehnya.
"Turunin! Aku mau ganti baju dulu", Pinta Athena.
Setelah menurunkan tubuh Athena di atas ranjang, Delano mengambil paper bag yang berisi pakaian.
"Buatku?", Tanya Athena.
"Iya buatmu"
"Ya sudah aku ganti baju dulu, kamu jangan ngintip"
"Aku mau lihat", Rengek manja Delano.
"Gak boleh! Tengok sana!!!"
"Pelit"
"Biarin"
Mau tidak mau Delano terpaksa menuruti keinginan Athena untuk tidak mengintipnya.
"Udah belom?", Tanya Delano membelakangi Athena.
"Belum"
"Kok lama"
"Susah make celana"
"Mau ku bantu gak?"
"Boleh, tapi kamu tutup mata"
"Iya deh"
Saat Delano membalikkan tubuhnya, ia melihat paha mulus gadis itu terekspos dengan sempurna.
"Ih katanya bakal tutup mata", Athena melempar bantal ke wajah Delano.
Dengan seringai nakal, Delano merangkak ke atas tubuh Athena lalu menciumnya.
"Ayo cepetan!"
"Iya-iya"
***
Kenangan dengan Delano masih terngiang jelas dalam ingatannya. Ia sama sekali tidak menduga pertemuan singkatnya mampu meruntuhkan rasa benci yang menumpuk terhadap pria itu.
Sebelumnya Athena sempat mengira bahwa ia sudah tidak memiliki perasaan apapun kepada Delano, namun setelah melewati momen-momen berharga ia menyadari perasaannya tidak pernah pudar.
Hatinya begitu sakit saat melihat ekspresi wajah Delano yang memancarkan kesedihan.
"Kamu mikirin apa?", dokter Alvin menyadarkan Athena dari lamunannya.
"Ah... Dokter sejak kapan ada di sini?", Tanya Athena yang baru sadar dengan keberadaan dokter Alvin di kamarnya.
"Baru beberapa menit yang lalu, aku membunyikan bel beberapa kali namun tidak ada sahutan, karena khawatir kamu kenapa-napa aku langsung masuk aja!", Jelas dokter Alvin yang langsung di mengerti oleh Athena.
"Dokter membawa obatku?"
"Iya, aku membawanya"
"Dokter, aku akan menyimpan sebagian obatnya untuk jaga-jaga"
"Kamu akan langsung masuk kerja?"
"Iya dokter"
"Apa kamu yakin bisa bekerja dengan kondisimu yang seperti ini"
"Dokter kan bilang aku tidak akan kenapa-napa selagi aku meminum obatnya"
"Tapi aku masih khawatir"
"Jangan khawatir, aku akan langsung menghubungi dokter jika terjadi sesuatu kepadaku"
"Tetap saja aku takut. Sebaiknya kamu ambil cuti dan istirahat selama beberapa hari. Bagaimana kamu bisa kerja jika sakit mu separah ini!", Dokter Alvin mengomeli Athena yang ngotot untuk bekerja.
"Aku sudah membaik kok, jadi dokter gak perlu mencemaskan ku"
Dokter Alvin mulai memeriksa kondisi Athena, menyuntikkan obat ke lengannya dan memberikan beberapa pil kapsul untuk di telan oleh gadis itu.
Drttttt
"Siapa dokter?", Tanya Athena saat mengetahui ponselnya bergetar.
"Gak tau, nomornya gaada tersimpan di kontak mu", Jawab dokter Alvin.
Dokter Alvin menyerahkan ponsel itu kepada Athena.
"Hallo", Jawab Athena ketika mengangkat telpon dari nomor yang tidak ia ketahui.
"Athena... Ini aku Lano", Ucap seseorang yang mengaku sebagai Delano.
"Bagaimana keadaan mu, apa kamu baik-baik saja? Terus kaki mu apa sudah baikan? Aku cemas banget", Ucap Delano khawatir.
"Iya aku baik-baik saja, aku baru saja meminum obatku"
"Baguslah, aku lega mendengarnya"
"Oh iya, besok kamu tidak perlu datang untuk bekerja, aku tidak mau kamu memaksakan untuk bekerja dengan kondisi mu yang seperti itu", Sambung Delano.
"Tidak, aku akan tetap datang bekerja! Oh iya, aku sedang ada tamu, nanti akan ku telpon kembali", Ucap Athena yang merasa tidak enak dengan dokter Alvin.
"Oke Athena"
Athena langsung memutuskan sambungan telpon, dan menaruh ponselnya di bawah bantal.
Gadis itu melirik ke arah dokter Alvin yang sibuk membereskan koper yang berisi banyak obat-obatan non tradisional.
"Apa dokter tidak ingin bekerja kembali di rumah sakit?", Tanya Athena.
"Tidak, aku tidak akan kembali ke sana", Jawabnya tanpa pikir panjang.
"Kenapa? Dokter ingin jadi pengangguran?"
"Tentu saja tidak! Aku akan membuka klinik di dekat sini", Jawabnya santai.
"Serius?"
"Iya, aku sudah menyewa gedung, dan sekarang dalam proses renovasi... Mungkin dalam beberapa minggu kliniknya sudah bisa di buka"
"Aku akan jadi pasien setia di klinik dokter", Jawab Athena sambil tertawa.
"Tidak boleh, aku tidak suka kamu jadi pasienku"
"Kok pilih-pilih pasien?"
"Bukan pilih-pilih, aku berharap untuk kesembuhan mu, aku tidak ingin kamu sakit-sakit lagi atau harus bergantung dengan obat!"
"Iya-iya aku mengerti"