NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32 : Nasib Yang Sama

Veyra hanya terdiam, pandangannya kosong seolah bayangan pria itu masih melekat di pikirannya. Dengan suara datar, ia berkata bahwa dirinya baik-baik saja.

Lyanna menggeleng, wajahnya penuh keraguan. “Sebelum kita tiba di sini, kau sempat melawan serigala seorang diri. Kau mungkin memang tidak terluka... tapi aku takut ada sesuatu yang terjadi padamu, Veyra. Sesuatu yang tak terlihat.”

Yvaine menatap adiknya dengan khawatir, lalu melirik ke arah Lysander. “Periksalah dia.”

Lysander mengangguk. Ia bangkit berdiri dan berjalan mendekat, namun sebelum ia sempat berjongkok di hadapan Veyra, gadis itu sudah lebih dulu berdiri. Tatapannya tajam, dingin, persis seperti saat ia menatap Arion sebelumnya. Arion yang duduk tak jauh darinya hanya memalingkan wajah, seolah sudah terbiasa.

“Aku baik-baik saja,” ucap Veyra tegas. “Aku tidak perlu diperiksa.”

Tanpa memberi kesempatan untuk membantah, ia melangkah menjauh, lalu duduk bersandar di salah satu pohon. Kepalanya ia sandarkan pada akar yang menjalar di tanah, seolah menutup dirinya dari siapa pun.

Yvaine menatap Veyra lama, kemudian beralih pada Lyanna. Lyanna hanya menghela napas, lalu mengajaknya. “Biarkan saja dulu. Mari kita menemaninya.”

Keduanya pun berjalan mendekati Veyra, duduk di dekatnya dengan tenang tanpa banyak bicara.

Sementara itu, Lysander yang baru pertama kali berinteraksi langsung dengan Veyra tampak terkejut. Ia menoleh pada Arion yang justru sedang menahan tawa kecil.

“Kenapa dia seperti itu?” Lysander bertanya dengan dahi berkerut.

Arion hanya mengangkat bahunya santai. “Putri Veyra… sangat membenci pria.”

“Apa kau tahu itu sejak awal?” Lysander mendesaknya. “Kenapa kau tidak memberitahuku dan malah membiarkannya?”

Arion tersenyum miring, suaranya setengah mengejek. “Karena aku sudah merasakannya lebih dulu. Sekarang giliranmu.”

Lysander mendecakkan lidah, lalu duduk di seberangnya dengan tatapan menusuk ke arah Arion. “Sial. Ternyata ada juga manusia sepertimu.”

Arion hanya tertawa pelan, jelas puas melihat rekannya bernasib sama sepertinya.

Pagi harinya, matahari mulai terbit dan sinarnya perlahan menerangi hutan. Angin berhembus tenang membawa udara dingin. Kicauan burung terdengar di kejauhan, membuat suasana terasa lebih damai.

Yvaine terbangun, matanya terbuka perlahan. Ia melihat Lyanna sudah duduk tegak, menatap lurus ke depan. Yvaine menoleh ke samping, tempat Veyra semalam... kosong.

“Di mana Veyra?” tanya Yvaine cepat.

Lyanna tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah kejauhan. Di sana, Veyra terlihat sedang menajamkan belatinya dengan api. Beberapa anak panah tergeletak di samping kakinya.

Yvaine segera bangkit. Ia berjalan mendekati Veyra, sementara Lyanna mengikuti dari belakang. Sesampainya di dekatnya, Yvaine bertanya,

“Apa yang sedang kau lakukan, Veyra?”

Veyra melirik sekilas. Ia mengayunkan belatinya ke batang pohon terdekat. Sayatan tipis tercetak di permukaan kayu. Veyra mendengus, lalu kembali meletakkan ujung bilah itu di atas api.

Yvaine berjongkok di sampingnya dan meraih tangannya.

“Veyra, aku tanya. Apa yang kau lakukan?”

Veyra menarik napas dalam. “Aku melakukan apa yang kau lihat.”

Lyanna menggeleng, sedikit tidak sabar.

“Kenapa kau memanaskan belati itu? Bukankah itu bisa membuat logamnya rapuh? Atau justru berbahaya kalau salah digunakan?”

Veyra terdiam lama, seakan mempertimbangkan kata-katanya. Matanya tampak sayu namun tajam.

“Aku ingin menajamkannya. Itu saja.”

Yvaine dan Lyanna saling bertukar pandang.

“Kenapa? Apa kau... berencana menggunakannya pada sesuatu?” tanya Yvaine dengan suara lembut penuh keraguan.

Veyra tidak menoleh. Bibirnya hanya bergerak pelan.

“Kalau sekarang mungkin tidak... tapi aku tidak tahu jika nanti.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!