JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU
Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.
Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".
Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.
Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?
Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU III: MASA DEPAN KESEIMBANGAN
BAB 27: GEMA WARISAN DAN LAHIRNYA TRADISI BARU
Setelah penyegelan abadi Qian Yu, dunia tidak serta merta menjadi sempurna. Namun, ia menjadi terkendali. Tiga benua, yang kini terikat oleh Simpul Keseimbangan Kosmis—Pedang Abadi, Kristal Keseimbangan, dan Cangkang Naga—memasuki fase pemulihan yang panjang dan penuh pelajaran. Babak heroik Tuanku dan para pewarisnya telah berakhir, tetapi era administrasi spiritual dan teknologi baru saja dimulai.
Di puncak Menara Kristal, yang kini menjadi mercusuar perdamaian di Benua Teknologi Barat, Teknisi Zeta Enam mengamati Kristal Keseimbangan. Cahaya abu-abu keemasan yang dipancarkannya terasa menenangkan, tidak lagi dingin atau menuntut. Ia menemukan bahwa Kristal itu kini hidup; ia berdenyut dengan ritme yang selaras dengan Akar Kosmis di Xianwu.
Aditya, mantan Raja Bayangan, menjadi mitra spiritual Zeta Enam. Qi Keseimbangannya, yang dulunya adalah kekosongan mematikan, kini digunakan untuk menganalisis frekuensi spiritual dari Kristal Keseimbangan. Ia menemukan bahwa Qi Yin Murni yang ia korbankan tidak hilang; ia menjadi bagian dari matriks Kristal, sebuah fondasi yang kokoh. Aditya, dengan tenang, mendesain perangkat teknologi yang dapat membantu masyarakat umum merasakan Qi Keseimbangan, menyatukan sains dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami telah menciptakan sistem yang adil, Zeta Enam," kata Aditya suatu hari, menatap pemandangan kota melayang di bawah. "Tetapi sistem yang adil membutuhkan tradisi untuk mempertahankannya."
Di sisi lain dunia, di Xianwu, ketenangan di Kuil Sepuluh Ribu Pedang terasa absolut. Generasi baru Pendekar Keseimbangan, yang dipimpin oleh Putra Angin dan Putri Keseimbangan, menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyusun Kanon Keseimbangan. Ini bukan kitab teknik bertarung baru, melainkan protokol untuk resolusi konflik abadi.
Kanon ini menekankan pada Metode Cangkang Naga: sebelum menyelesaikan konflik, seorang Guru Keseimbangan harus membiarkan konflik itu 'diserap' sepenuhnya ke dalam dirinya, disaring melalui prinsip Yin-Yang, sebelum kemudian melepaskan solusi yang murni dan adil. Tidak ada lagi jurus pembalasan dendam; yang ada hanyalah jurus pemurnian.
Salah satu inovasi terbesar dari era ini adalah Ritual Kucing Oranye. Karena Jin, si kucing oranye, telah menjadi simbol universal Qi Yang Murni dan kesetiaan, setiap anak yang mencapai usia kematangan spiritual di Tiga Benua akan dihadiahi anak kucing oranye (atau patungnya, di Benua Barat yang steril). Tujuan ritual ini adalah mengajarkan bahwa Qi Yang Murni adalah yang paling sederhana dan paling sulit dipertahankan—ia ada dalam kebahagiaan sejati, bukan pada ambisi besar.
Ritual ini melahirkan tradisi unik di Benua Teknologi Barat. Di sana, para insinyur terhebat kini memiliki "teman spiritual" yang membantu mereka dalam desain. Perangkat teknologi baru tidak disetujui jika tidak mendapat "izin resonansi" dari Cangkang Naga dan "persetujuan getaran" dari anak kucing oranye kurator mereka. Ini adalah cara praktis untuk memastikan bahwa teknologi selalu berempati.
Namun, di tengah kedamaian, Putra Angin melihat benih tantangan baru. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang meditasi, terhubung secara spiritual dengan Pedang Abadi.
"Pedang itu tenang, tetapi ia menyimpan sejarah yang dalam," bisik Putra Angin kepada Putri Keseimbangan. "Segel Qian Yu abadi, tetapi prinsip Kemurnian itu sendiri tidak akan pernah mati. Akan selalu ada kultivator atau ilmuwan yang terobsesi untuk mencari Kemurnian mutlak, karena mereka takut pada ketidaksempurnaan."
Mereka menyadari bahwa ancaman terbesar mereka kini bukanlah musuh eksternal, melainkan godaan internal. Godaan untuk kembali ke Kekuatan Besar, untuk kembali ke Tirani, atau untuk mencari kesempurnaan yang tidak realistis.
Inilah yang melahirkan Misi Perbatasan Kosmis.
Berdasarkan data yang disaring oleh Kristal Keseimbangan, Zeta Enam menemukan bahwa ada dimensi-dimensi paralel lain yang memiliki energi ekstrem—tempat-tempat yang didominasi sepenuhnya oleh Qi Yang Mutlak (dimensi cahaya dan kekerasan) atau didominasi oleh teknologi yang sangat merusak (dimensi mesin yang gila). Qian Yu hanyalah satu manifestasi dari bahaya kosmis.
Putra Angin mengusulkan: Tiga Benua harus membentuk Korps Keseimbangan yang bertugas melakukan perjalanan ke dimensi-dimensi ekstrem ini, bukan untuk menaklukkan, tetapi untuk mengajarkan Keseimbangan dan mencegah ekstremitas itu mengganggu dunia mereka.
Korps Keseimbangan ini akan menjadi puncak dari warisan Tuanku. Mereka harus menjadi ahli dalam seni bertarung (Xianwu), diplomasi spiritual (Roh Timur), dan adaptasi teknologi (Barat). Putra Angin, sebagai Guru Keseimbangan Generasi Baru, akan memimpin Korps pertama ini.
Ritual pengangkatan Korps Keseimbangan diadakan di tempat yang dulunya menjadi benteng Klan Naga Hitam yang angkuh—sebuah simbol penebusan. Tiga murid terbaik dari setiap benua berkumpul.
Putra Angin berdiri di hadapan mereka, memegang Tongkat Lin Kai yang kini disepuh dengan logam dari Benua Barat.
"Tuanku, mengajarkan kita bahwa kekalahan adalah guru terbesar," kata Putra Angin, suaranya menggelegar namun lembut. "Ia menyelamatkan kita dari tirani Kemurnian. Sekarang, kita harus membalasnya dengan menawarkan Keseimbangan kepada alam semesta."
"Kalian tidak membawa pedang untuk membunuh. Kalian membawa Tongkat Lin Kai untuk menyalurkan. Kalian membawa spiritualitas untuk merangkul, dan teknologi untuk melayani. Pergilah, dan jadilah jembatan di antara ekstremitas yang ada. Jangan mencari kemenangan, carilah harmoni."
Dengan restu dari Dewan Tiga Klan dan doa dari seluruh Tiga Benua, Korps Keseimbangan melangkah ke portal yang diciptakan oleh Kristal Keseimbangan. Portal ini tidak membawa mereka kembali ke Xianwu, tetapi membawa mereka keluar, ke kedalaman Kosmos yang penuh ketidakpastian.
Di Benua Barat, Zeta Enam tersenyum melihat Korps itu lenyap. Ia tahu, warisan Tuanku kini telah melampaui Daratan Xianwu. Ia telah menjadi filosofi kosmis. Perjuangan untuk Keseimbangan, yang dimulai dengan seorang pemuda yang dikutuk, kini akan abadi, terus berjuang melawan ekstremitas di sudut-sudut terdalam semesta. Dunia telah damai, tetapi alam semesta tidak akan pernah kehabisan konflik—dan Korps Keseimbangan akan selalu ada di sana untuk menyaringnya.