NovelToon NovelToon
PERANGKAP CINTA

PERANGKAP CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Percintaan Konglomerat / Nikah Kontrak / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Fuji Jullystar07

apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 21

Calista mulai sibuk mengerjakan tugas dengan serius, tapi pikirannya terus melayang ke semua perkataan Arsenio. Apa aku terlalu jahat? pikirnya.

Dering ponsel mengalihkan perhatiannya.

" Halo? "

" Tata, ini Kakek," jawab suara lembut Kakek Arnold di seberang.

" Ya, Kek."

" Tata, apa kamu sibuk? Bisa makan malam di rumah Kakek malam ini? "

Calista terdiam sejenak.

Sebenarnya ia agak keberatan, apalagi kalau harus bertemu Arsenio.

Tapi ia tak enak menolak permintaan Kakek.

" Iya, Kek. Nanti malam aku datang."

Setelah menutup telepon, Calista terdiam.

Ia sedang tak ingin bertemu Arsenio, tapi rasa hormatnya pada Kakek Arnold membuatnya mengalah.

" Calista. "

Suara Leon, sekretaris Arsenio, membuyarkan lamunannya.

" Ya? "

" Kamu dipanggil ke ruangan Pak Arsenio."

Calista menghela napas. Ia terdiam sesaat, lalu akhirnya melangkah masuk ke ruangan itu. Hanya mereka berdua di dalam.

" Sampai mana progres proyek mie sehat rasa premium? " tanya Arsenio tanpa basa-basi.

Calista menyerahkan proposal dan mulai menjelaskan, " Sejauh ini proyek berjalan lancar. Kita tinggal uji coba rasa, pembuatan konten, dan pemotretan dengan Chef Felix."

Arsenio mengangguk pelan sambil membolak-balik proposal.

" Kalau tidak ada keperluan lain, saya permisi, Pak."

" Tunggu. Kakek ingin kita datang malam ini. Kamu ada waktu? "

" Iya. Aku akan datang."

" Aku agak sibuk. Bisa kah kamu belikan hadiah untuk Kakek? "

" Apa?"

Arsenio menyodorkan kartu ATM. " Sekalian beli gaun baru dan ke salon. Aku nggak mau nanti dimarahi Kakek kalau istriku kelihatan lusuh."

" Apa?! Kamu bilang aku lusuh? "

Amarah Calista memuncak.

Sia-sia tadi ia merasa bersalah karena takut telah menyakiti Arsenio.

"Leon, bawa— "

“Tidak perlu! Aku akan keluar sendiri!” bentak Calista sambil membanting pintu.

----

Calista pergi ke mal dengan langkah cepat. Ia menghela napas panjang sambil menatap sekeliling.

Orang kaya seperti Kakek Arnold  harus dikasih apa? Mereka sudah punya segalanya.

Ia membuka dompet dan menatap kartu yang diberikan Arsenio.

"Ah, apa aku harus menguras harta Arsenio saja? Siapa tahu ide bagus muncul setelah belanja, " gumamnya sambil tersenyum penuh niat.

Dengan semangat membara, Calista mulai menjelajahi toko-toko barang mewah.

Dari pakaian, sepatu, aksesori, tas branded

semuanya diborong.

Sekalian, ia melampiaskan seluruh kekesalannya terhadap Arsenio.

Tak puas hanya belanja, ia juga menyewa tiga bodyguard untuk membawakan belanjaannya. Lalu beralih ke salon, spa, dan perawatan wajah lengkap, ia harus tampil cantik biar gak di katain lusuh.

Sementara itu, di tempat lain.

Notifikasi ponsel terus bermunculan dengan bunyi nyaring.

Awalnya, Arsenio tampak kesal.

" Ponsel siapa sih yang berisik banget? " gerutunya di tengah rapat penting bersama investor.

Namun, saat melirik layar, ekspresinya berubah. Itu notifikasi dari mobile banking. Setiap Calista melakukan transaksi, ada pemberitahuan masuk.

Arsenio tersenyum kecil, matanya tetap tertuju pada layar ponsel.

Leon, yang duduk di sebelahnya, terus memberi kode dengan batuk kecil dan gerakan tangan.

" Pak,"  bisik Leon sambil menyenggol pelan.

Arsenio mengangkat kepala, menatap Leon dengan pandangan tak suka. Tapi begitu melihat seisi ruangan memandangi dirinya, barulah ia sadar.

Ia baru saja tersenyum sendiri selama lima menit penuh di tengah presentasi orang lain.

Arsenio langsung pura pura batuk

" Jadi kesimpulan nya " Arsenio berkata tajam untuh mengalihkan rasa awkward

Rapat terus berlanjut.

---

Arsenio pulang ke rumah, martin kepala pelayan segera menghampiri arsenio

" Selamat datang,tuan "

" Calista mana? "

" Nona Calista, sedang bersiap sebentar lagi turun "

Ketika Arsenio sedang berbicang dengan martin, Calista menuruni tangga dengan gaun hitam-putih membalut tubuhnya dengan anggun, sederhana tapi memikat.

Setiap langkah menuruni tangga terasa lambat, seolah waktu sengaja melambat hanya untuknya.

Rok putih gadingnya bergoyang lembut, sementara pita kecil di bahunya dan tas mungil di tangan menambah sentuhan manis. Anting mutiara di telinganya berkilau pelan, dan di matanya, ada sorot tenang yang entah kenapa sulit untuk diabaikan.

Setelah Calista  menuruni tangga

" Wah nona sangat cantik sekalih malam ini " Ucap martin sopan

" Emang kemarin  aku jelek " Canda Calista

" Tidak anda selalu cantik, cuman malam ini anda sangat cantik" Puji Martin, mendengar itu Arsenio langsung berdehem

" Apa nya yang cantik dia jelek kaya botol Yakult "

Calista yang mendengar itu langsung menonjok Arsenio membuat Arsenio mengaduh kesakitan

" Kuat juga botol Yakult " Ujarnya tapi ujung bibirnya terangkat nakal lalu menyusul Calista masuk mobil.

---

Sesampainya nya Calista di kediaman Sanjaya kakek Arnold langsung menyambut Calista dan Arsenio dengan hangat.

Mereka pun berjalan ke arah ruang makan.

Sementara para maid mulai menyajikan hidangan.

Tak lama kemudian, tante Nina melangkah masuk dengan aura percaya diri yang langsung mencuri perhatian. Rambutnya disanggul tinggi dengan rapi, dihiasi jepit emas mencolok yang berkilau setiap kali terkena cahaya.

Riasannya tebal dan bulu mata lentik seperti kipas, eyeshadow ungu terang yang menyala, dan bibir merah menyala yang tampak seperti pernyataan perang.

Gaun fuchsia panjang membalut tubuhnya angun, memancarakan kesan sosialita kelas atas,tas bermerek favorit nya tak pernah lepas dari lengan nya.

" Wah, siapa nih yang datang " Sindir Nina tajam

" Gimana rasa nya jadi orang kaya? selamat ya akhirnya impian nya " Tambah nya sarkastik

" Ma, jangan kaya gitu " Tegur suaminya yang Berdiri di sampingnya.

" Selamat malam semua nya " Suara seseorang menghentikan ketegangan.

" Marianna kamu ada di indonesia? " Nina langsung sumringah memeluk gadis yang akrab dipanggil Anna.

" Kok gak kabarin sih, tante kan bisa jemput kamu, andai Arsenio nikah dengan kamu " Guman Nina dengan senyum tersirat.

" Tante cukup. " Potong Arsenio dingin, Nina langsung terdiam.

" Maaf, Anna nggak bermaksud ganggu" Anna menunduk

"  Gak papa sayang, jangan peduliin mereka " Ucap Nina

" Nina, apa kamu berniat menghancurkan makan malam ini? Kalau begitu, lebih baik diam saja," tegur Kakek Arnold tajam namun tenang.

Anna sempat canggung, tapi Kakek Arnold melanjutkan.

" Anna, terima kasih sudah datang. Tapi karena sekarang Arsenio sudah beristri, kakek harap kamu bisa menjaga jarak. Nah, kenalkan ini istrinya, namanya Calista."

Anna mencoba tetap tersenyum walau jelas kecewa. " Halo, Calista. Aku Marianna, kamu bisa panggil aku Anna."

" Ah, iya... salam kenal Anna. Aku Calista,"  jawab Calista sedikit canggung.

Anna menatap Calista dari ujung kepala hingga kaki. Dari segi apa pun, ia merasa lebih unggul. Dalam hati, ia bertanya-tanya, apa yang Arsenio lihat dari gadis ini?

" Silakan dinikmati makanannya," ucap Kakek Arnold, mempersilakan semuanya duduk dan makan.

Tak lama, Anna berdiri dan dengan sigap mengambilkan nasi untuk Arsenio.

" Kak Arsen, biar aku aja yang ambilin. Aku tahu makanan favorit kakak," ucap Anna manis. Arsenio tampak santai dan tidak mempermasalahkan, begitu pun Calista yang memilih cuek dan menikmati makanannya sendiri.

Namun, Kakek Arnold tampak tidak senang melihat pemandangan itu.

" Calista, kenapa kamu tidak melayani suamimu sendiri? Sampai harus orang lain yang mengambilkan nasi untuknya? " tanyanya tajam.

Calista hanya bisa memandang bingung. Hanya karena nasi? Memangnya salah jika Anna yang mengambilkannya?

" Kakek, ini hal kecil, tak perlu dibesar-besarkan," sela Arsenio santai.

Kakek menatap cucunya tajam.

" Justru dari hal kecil bisa muncul masalah besar. Arsen, kamu sekarang suami. Kamu harus menjaga perasaan istrimu. Bayangkan jika posisinya terbalik. Bagaimana perasaanmu jika istrimu dilayani oleh pria lain, bukan kamu?"

Calista menunduk. Meski ucapan itu tampaknya membela dirinya, ia merasa tak nyaman, seolah dianggap cemburu, padahal ia benar-benar tidak peduli.

" Sudahlah, kalian menginap di sini saja malam ini. Jangan pulang, " ucap Kakek Arnold tiba-tiba.

Calista terkejut. Menginap? Berarti  harus satu kamar dengan Arsenio?

OMG.

1
robleis_XD
Gak sabar lanjut ceritanya
Robert
Bikin ketawa sampe perut sakit.
dziyyo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!