NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Janda / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Annavita

Aira tak menyangka jika pernikahan harmonis yang ia bina kini hancur lebur, karna orang ketiga.

Dunianya hancur, hingga sebuah kecelakaan menimpanya dan membuat ia koma. setelah sadar, ia dihadapkan dengan seorang pria yang tiba-tiba saja menjadikannya seorang budak. hingga dimana Aira dijadikan bak seorang tawanan oleh pria misterius itu.

sementara disisi lain, Rayyan berusaha menjalani dendam yang diamanatkan padanya dari sang ayah. dendam yang begitu membuatnya berapai-api pada Aira.

akankah Rayyan berhasil menuntaskan dendamnya? atau malah rasa cinta timbul dihatinya untuk Aira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Dimas membanting ponselnya ke dinding, membuatnya pecah berkeping-keping. Rahangnya mengeras, napasnya memburu. Bagaimana bisa Aira tahu rencananya? Siapa yang membocorkan ini? Kemarahan dan kebingungan bercampur aduk dalam dirinya.

"Sial!" desisnya, mengacak rambut frustrasi. Rencananya untuk menguasai uang tabungan itu kini hancur berantakan.

*

Sementara itu, di ruangan kerja Rayyan, Aira masih berusaha mengatur napasnya. Amarah dan sakit hati akibat perlakuan Dimas membuncah, mengubah semua kenangan indah menjadi kebencian yang mendalam. Padahal, harapan untuk kembali pada suaminya sempat membuncah dalam hatinya.

Namun, setelah melihat foto-foto perselingkuhan yang ditunjukkan Rayyan, mengingat wajah Dimas pun kini terasa menjijikkan. Ia merasa bodoh karena pernah berharap.

Rayyan hanya menatap tenang Aira, seolah menikmati setiap gejolak emosi di wajah wanita itu. Dengan gerakan pelan, ia membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah pistol, lalu meletakkannya di hadapan Aira.

Aira mengerjap, tidak mengerti maksud Rayyan. Apakah ini gertakan? Atau ia benar-benar berniat melakukan sesuatu yang gila?

"Kau mau membunuhnya?!" tawar Rayyan. Aira menatap pistol itu, lalu beralih menatap Rayyan.

"Siapa? Ha? Maksudmu Dimas?!" tebak Aira, tak percaya dengan tawaran Rayyan yang gila itu. "Kau pikir aku gila? Walaupun aku membencinya, aku tak akan sampai menjadi pembunuh!"

"Seperti ayahmu?" potong Rayyan dengan nada datar, namun menusuk.

Aira seketika terdiam, kata-kata Rayyan bagai tamparan keras yang membekukan darahnya. Dadanya terasa sesak.

Rayyan menatapnya dingin. "Pergilah. Tugasmu sudah selesai."

Aira memungut ponsel yang ia lempar tadi, mengabaikan Rayyan, dan bergegas pergi dari ruangan itu. Ia berjalan menuju kamarnya, langkahnya terasa berat, hatinya tak enak. Kata-kata Rayyan tentang ayahnya terus terngiang di benaknya.

*

"Apa benar Papa melakukan apa yang dia katakan?" gumamnya, otaknya mencoba memproses informasi baru yang begitu mengerikan.

Ia sampai di kamarnya, lalu melangkah mendekati jendela. Angin sore meniup halus wajah dan rambutnya, seolah ikut merasakan kesedihannya.

"Huft... sampai kapan aku terkurung seperti ini?" sambungnya lirih, menatap langit senja dengan pandangan kosong, merasa begitu terperangkap dalam situasi yang tak berkesudahan ini.

*

Rayyan melangkah dengan tenang menuju lemari besar yang penuh dengan buku-buku tebal. Ia berhenti di depan salah satu rak, lalu dengan gerakan terampil menggeser sebuah buku tertentu. Di balik buku itu, tersembunyi sebuah tombol kecil. Jari Rayyan dengan sigap memencet tombol itu.

Tiba-tiba, dinding di sebelah lemari itu berputar ke dalam, membuka sebuah ruangan rahasia yang tersembunyi di baliknya. Ruangan itu tampak gelap dan misterius, seolah menyimpan rahasia yang hanya boleh diketahui oleh segelintir orang.

Rayyan melangkah masuk ke dalam ruangan itu, dan pintu dinding itu tertutup dengan sendirinya, menyisakan keheningan yang mencekam. Di dalam ruangan yang remang-remang itu, Rayyan berjalan menuju sebuah meja besar yang dipenuhi dengan layar-layar monitor. Layar-layar itu menampilkan berbagai tampilan dari kamera CCTV yang tersebar di berbagai lokasi.

Di sana, terlihat rekaman dari kantor Rayyan sendiri, depan rumah Pandu, depan rumah Aira dan Dimas, dan bahkan di setiap ruangan di rumahnya sendiri. Rayyan telah menciptakan jaringan pengawasan yang luas, memantau setiap gerak-gerik orang-orang yang terlibat dalam rencananya.

Rayyan meraih laptopnya, memasang earphone, lalu mulai menyimak percakapan Pandu dengan beberapa pejabat di ponselnya. Percakapan itu terdengar samar-samar, namun Rayyan dapat menangkap beberapa kalimat penting.

"Anda tenang saja, kasus anak Anda akan tertutup dengan kasus lain," ucap Pandu dengan nada meyakinkan.

"Aku mengandalkanmu, Pandu," balas suara seorang pria yang terdengar berwibawa.

"Terima kasih, Pak Hatta," jawab Pandu dengan nada hormat.

Rayyan menyeringai mendengar percakapan itu. Ia tahu betul kasus yang tengah menjadi perbincangan hangat beberapa hari lalu. Kasus seorang anak pejabat yang terlibat dalam penganiayaan terhadap kekasihnya hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

Kasus itu sempat mencuat, namun kemudian tenggelam ditelan oleh berita skandal selebriti papan atas. Tuntutan dari keluarga korban pun diabaikan oleh pihak kepolisian, dan tersangka dibebaskan.

Rayyan menggelengkan kepalanya dengan sinis. Kekuasaan dan uang memang bisa menutupi segalanya. Namun, kali ini, ia tidak akan membiarkan keadilan dipermainkan. Ia akan menggunakan informasi yang ia dapatkan untuk mengungkap kebenaran dan menghukum para pelaku kejahatan.

Rayyan mulai mengetik sesuatu di laptopnya, mengumpulkan semua bukti dan informasi yang ia miliki. Ia akan menyusun rencana yang matang untuk menjatuhkan Pandu dan semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini. Ia tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan, meskipun itu berarti ia harus mempertaruhkan segalanya.

*

Beberapa hari kemudian...

Rayyan memasuki gudang tua yang gelap dan berdebu di pinggiran kota. Di dalam, tiga orang bayaran menunggunya dengan sabar. Mereka adalah orang-orang yang bisa diandalkan, tidak banyak bicara, dan bersedia melakukan apa saja demi uang.

"Kita mulai malam ini," kata Rayyan dengan suara dingin. "Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana."

Para pria itu mengangguk tanpa banyak bicara. Mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Malam itu, saat Pandu dalam perjalanan pulang, mobilnya dihadang oleh sebuah van hitam di jalan yang sepi. Pandu terkejut dan ketakutan. Ia tahu ini bukan perampokan biasa.

Rayyan keluar dari van, mengenakan pakaian serba hitam, masker yang menutupi sebagian wajahnya, dan topi yang menyembunyikan rambutnya. Ia mendekati mobil Pandu dengan langkah tenang namun mengancam.

"Kau siapa?" tanya Pandu dengan suara bergetar.

Rayyan tidak menjawab. Ia mengetuk kaca jendela mobil Pandu dengan keras. Pandu dengan ragu membuka kaca jendelanya.

Rayyan menodongkan pistol ke arah Pandu. "Kau punya waktu 24 jam untuk memenuhi tuntutanku," desis Rayyan dengan suara yang disamarkan. "Jika tidak, putrimu akan membayar akibatnya."

Pandu terkejut dan ketakutan. Ia tahu Rayyan tidak main-main. "Apa yang kau inginkan?" tanya Pandu dengan nada memohon.

"Kau akan tahu nanti," jawab Rayyan singkat. "Ingat, 24 jam."

Setelah mengucapkan ancaman itu, Rayyan dan anak buahnya kembali ke van dan melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Pandu yang ketakutan dan kebingungan di tengah jalan yang gelap.

*

Setelah mengancam Pandu, Rayyan dan ketiga anak buahnya pergi kesebuah rumah mewah. Disana terlihat ada beberapa penjaga yang mengamankan rumah itu.

Rayyan memberi arahan pada anak buahnya, satu bersiap dimobil, Dan dua lainnya ikut masuk kedalam bersama Rayyan dengan tugas masing-masing memasang kamera cctv diruangan yang telah dipilih.

disana Rayyan mulai menyelinap dan memanjat pohon yang dahannya sedikit mendekati lantai dua rumah itu.

Ia mengambil peralatan yang akan memantau rumah pejabat yang terhubung dengan Pandu, dan dengan cepat ia berhasil memasang kamera pengawas kecil yang ia selipkan diantara buku-buku disana.

Terasa aman karna salah satu anak buahnya pun memantau dari luar, Rayyan sedikit penasaran begitu melihat sebuah dokumen besar di meja itu. Saat akan membuka nya, tiba-tiba alarm rumah itu berbunyi.

"Bahaya, Keluar keluar" ucap Salah satu anak buahnya yang tersambung di earphone yang masing-masing sudah terpasang dengan mereka.

Rayyan menutup kembali dokumen itu, dan segera keluar dari sana. Ia turun dengan cekatan menginjak dahan pohon itu, dan berhasil turun.

Mereka bertemu, dan segera masuk kedalam mobil lalu pergi dari sana.

"kau berhasil?" tanyanya pada Kenny

Kenny mengangguk

"Kau?" tanyanya pada Justin, yang juga dibalas anggukan.

Rencana mereka malam ini berhasil.

*

Keesokan harinya, Pandu menerima sebuah surat tanpa nama di kantornya. Surat itu berisi tuntutan yang harus dipenuhi Pandu jika ingin putrinya selamat. Tuntutan itu sangat berat dan berisiko, namun Pandu tidak punya pilihan lain. Ia harus melakukan apa saja untuk menyelamatkan Aira.

Sementara itu, Rayyan mulai menyebarkan informasi palsu tentang keberadaan Aira ke berbagai sumber yang dekat dengan Pandu. Ia ingin menciptakan kebingungan dan paranoia di sekitar Pandu, membuatnya semakin sulit untuk menemukan putrinya.

Rayyan tahu bahwa aksinya ini sangat berbahaya dan penuh risiko. Namun, ia tidak peduli. Ia telah kehilangan segalanya, dan ia tidak akan berhenti sampai ia mendapatkan keadilan yang ia cari. Balas dendam adalah satu-satunya hal yang membuatnya tetap hidup.

Bersambung...

Komen ya we... Biar kalau ada yang nggak kalian suka, bisa aku perbaiki 🥰🥰

1
Annvita
Ala Moh../Doge/
Annvita
komen dong woey.../Whimper/
Annvita
kalian serius diemin aku kayak gini? /Left Bah!/
Annvita
komennya ges... komen/Chuckle/
Annvita
eit eit eit.... komennya jangan lupa ditinggal disini ya .../Hey//Hey/
Annvita
Novel yang buagus banget... hati-hati loh Rayyan dari benci bisa loh jadi cinta UPS....

guys baca juga ini seru buanget loh... apalagi mantan suami Aira, nanti sadar dan ngejer ngejer lagi tu mantan bini... hoho
Annvita
jangan lupa tinggalkan komentar kamu gesss . /Determined//Determined//Determined/
Bé tít
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Annvita: jangan lupa komen disetiap bab nya ya.../Smile/
total 1 replies
Amanda
Buat mood pembaca semakin bagus!
Annvita: maacih /Kiss/
total 1 replies
Cleopatra
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Annvita: jangan sampe kelewat ya.../Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!