NovelToon NovelToon
Gadis Yang Kalian Singkirkan

Gadis Yang Kalian Singkirkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Niat hati hanya ingin membalas perbuatan sepupunya yang jahat, tetapi Arin justru menemukan kenyataan yang mengejutkan. Ternyata kemalangan yang menimpanya adalah sebuah kesengajaan yang sudah direncanakan oleh keluarga terdekatnya. Mereka tega menyingkirkan gadis itu demi merebut harta warisan orang tuanya.

Bagaimana Arin merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Makan Siang Bersama

Arin sudah sampai di perusahaan Ernawan. Hari ini rencana pengiriman barang yang ke dua. Barang ini adalah barang barang-barang sekunder atau bukan bahan baku, jadi waktu pengirimannya bisa menyesuaikan atau tidak terlalu mendesak seperti pengiriman sebelumnya.

Arin langsung menuju ke ruangan Gama karena laki-laki itu sudah menunggu di sana.

"Apa ada yang masih perlu di bahas?" tanya Arin setelah dia duduk di depan meja kerja Gama. "Detail barang-barangnya sudah saya kirimkan melalui email."

Gama tidak menjawab. Laki-laki itu justru menatap Arin lekat-lekat, seperti sedang menelisik wajahnya.

"Apa sebenarnya yang kamu inginkan?" tanya Gama dengan tatapan tajam mengintimidasi.

"Saya tidak tahu yang anda maksud," jawab Arin tenang.

"Sudahlah, tidak perlu berakting seperti iti. Kita sama-sama tahu apa yang aku bicarakan!" balas Gama masih dengan tatapan tajamnya. Gama merasa kesal karena tindakan Arin sudah membuat hubungannya dengan Tania goyah, meski sekarang sudah kembali seperti semula. Gama merasa Arin harus diberi peringatan langsung.

"Kenapa kamu ingin menghancurkan hubunganku dengan Tania? Apa alasanmu?!"

Dari awal Gama tahu Arin berusaha merebut dirinya dari Tania. Dia pikir pasti alasannya sama dengan gadis-gadis lain yang berusaha menggodanya selama ini. Kalau bukan karena harta pasti karena ketampanannya. Banyak gadis terpikat dengannya karena alasan itu.

Tapi Gama sama sekali tidak menemukan hal itu pada diri Arin. Gadis itu tidak terlihat jatuh cinta padanya, bahkan kalau boleh jujur mungkin Gama yang sudah lebih dulu jatuh cinta.

Kalau karena uang, perempuan mandiri seperti Arin tidak butuh laki-laki untuk memberikan dia materi. Arin lebih dari mampu untuk mencukupi dirinya sendiri. Lalu untuk apa?

"Sudah saya katakan, saya tidak membahas masalah pribadi di perusahaan. Kalau membicarakan masalah itu, kita bisa bertemu di luar," jawab Arin. Gadis itu tampak tetap tenang meski tatapan Gama kepadanya cukup membuat jantungnya berdegup lebih kencang.

Gama tampak kesal. Dia menarik pergelangan tangan Arin dengan kasar.

"Apa kamu sedang mempermainkan aku?!" tanyanya geram.

Arin menarik-narik tangannya agar cengkeraman Gama terlepas. Tapi laki-laki itu tidak mau melepaskannya, bahkan memperkuat cengkeraman tangannya.

"Pak Gama, anda menyakiti saya!" ucap Arin mulai meringis. Barulah Gama sadar lalu melepaskan tangan Arin.

Arin melihat pergelangan tangannya yang memerah, demikian juga Gama. Mata laki-laki itu terus tertuju pada pergelangan tangan Arin, tapi bukan bekas kemerahan yang menarik perhatiannya, melainkan bekas luka sayatan memanjang di sana.

Gama menarik kembali tangan Arin dan memastikan bekas luka itu.

"Ini ... ?" Gama tidak melanjutkan kalimatnya.

"Ini saya lukai sewaktu saya ketagihan. Saya dulu pecandu obat terlarang!" jawab Arin dengan santai.

Gama tahu bekas luka itu karena apa. Dan itu membuat dia bertanya-tanya seburuk apa hidup Arin di masa lalu sehingga dia nekat mengakhiri hidupnya.

Rasa kesal yang tadi memenuhi hati Gama mendadak sirna berganti dengan rasa penasaran dan kasihan.

"Bisa lepaskan tangan saya?" sindir Arin karena Gama terus memegangi tangannya.

"Kalau anda kekasih saya, jangankan tangan, semuanya juga saya berikan kalau anda menginginkannya," lanjutnya menggoda.

Padahal, jangankan kekasih, teman laki-laki saja Arin tidak punya.

"Apa kamu benar-benar sudah tidak punya harga diri?!" ucap Gama pura-pura bersikap dingin untuk menyembunyikan perasaannya yang tidak karuan.

Perempuan lain mungkin hanya menggodanya dengan sentuhan atau gerakan-gerakan gemulai dan sensual. Tapi Arin terang-terangan menggodanya dengan rayuan gombal dan kata-kata langsung tapi itu justru bisa membuat hatinya berbunga-bunga.

Arin memang bersikap seperti perempuan murahan, tapi entah mengapa Gama mulai merasa jika itu bukanlah karakter Arin yang sebenarnya.

"Karena sudah tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, saya permisi," ucap Arin kemudian berdiri.

Sejujurnya, Gama tidak rela Arin pergi. Dia ingin bertanya soal kehidupan Arin yang semakin kesini dia rasa semakin rumit tapi bingung bagaimana memulainya.

Sementara itu Tania sudah berdiri di delan pintu ruangan Gama. Dimas sudah memberi tahu dia jika Gama sedang ada tamu tapi Tania mengatakan tidak masalah karena sudah janjian dengan Gama.

Lali Dimas membiarkan Tania. Toh perempuan itu sudah biasa keluar masuk kantor atasannya itu.

"Selamat siang, Sayang... " Tania masuk sambil tersenyum lebar. Dia sama sekali tidak terkejut melihat Arin berdiri di sana karena Gama sudah memberi tahu dirinya.

"Hai, Rin... Senang melihatmu di sini," sapa Tania ramah, seolah ingin menunjukkan pada Arin kalau hubungannya dengan Gama baik-baik saja.

Kalau saja Tania datang sedikit lebih awal dan melihat Gama memegangi tangan Arin, tentu dia tidak akan tersenyum selebar itu.

"Kebetulan kami sudah selesai. Jadi aku akan pergi agar tidak mengganggu kalian," ucap Arin.

"Tentu saja tidak. Kami cuma akan pergi makan siang. Apa kamu mau bergabung bersama kami?" tawar Tania.

Arin sedikit berpikir. Mungkin ini hanya cara Tania untuk pamer kemesraan di depannya jadi Arin akan menurutinya.

"Apa tidak masalah?"

"Tentu saja tidak. Iya kan, Sayang?" Tania bertanya kepada Gama. Laki-laki itu hanya mengangguk.

"Baiklah," putus Arin saat itu juga.

"Kita pergi menggunakan mobilmu ya, Sayang? Aku tadi diantar sopir dan Arin tidak mempunyai mobil." Gama kembali mengangguk. Di samping Tania, Gama menjadi laki-laki yang diingin dan kelihatan berwibawa.

Tania merasa menang. Dia terus tersenyum karena berpikir akan membuat Arin kepanasan dengan memamerkan kemesraannya dengan Gama.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, mobil yang dikendarai Gama berhenti di depan sebuah restoran, lalu ketiganya turun.

"Kalian masuk saja duluan, aku akan membalas pesan dari sekretarisku dulu," ucap Arin.

"Baiklah," jawab Tania lalu menggandeng tangan Gama memasuki restoran.

Beberapa menit kemudi Arin menyusul masuk. Sampai di dalam Tania dan Gama duduk bersebelahan. Arin menarik kursi yang posisinya berhadapan dengan Gama lalu duduk di sana.

"Ini restoran favorit kami. Chef nya sampai hafal karena kami sering sekali makan di sini." Tania mulai pamer.

"Kemarin juga Gama melamarku di restoran ini. Dia sampai membooking restoran ini satu hari full agar bisa menyiapkan semuanya. Benar kan, Sayang?" Gama kembali hanya mengangguk.

"Oh... Begitu rupanya," ucap Arin menanggapi.

"Kamu bagaimana, Rin? Apa kamu sudah punya kekasih? Aku sebentar lagi mau menikah, masa kamu pacar saja belum punya?"

"Mmm... Iya juga. Dulu tante Fatma sampai bilang, laki-laki mana yang mau menikahi aku jika tubuhku sebesar itu. Tidak menyangka jika aku akan jadi langsing seperti ini."

Kalimat ini meluncur begitu saja dari bibir Arin. Dia sama sekali tidak bermaksud menyindir Tania atau menjelekkan Fatma. Ini murni Arin sedang mengenang masa lalunya.

Tapi Gama menganggapnya berbeda. Seperti ada rasa getir ketika dia mendengarnya. "Memangnya dulu kamu gemuk?" tanyanya seolah tidak sadar pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

1
istianah istianah
semngat kak nulisnya ,up lgi kak💪💪
jekey
lanjut thor bgus ceritanya
Wiwi Hilwiyah
ga ada lnjutannya ini thor
istianah istianah
dasar si tania ,sampai sekarang pun tk pernah berubah tu orang ,,,
jdi greget sendri aq kak ,boleh tak aq pukul ,aq tau nimpuk pakai sandalll🤣🤣🤣
istianah istianah
sudah rin sekarang kejar lah cita" mu pelan" biar bisa jdi dokter , dan soal tania balas lah dia ,dengan pelan" agar dia merasakan yg kmu rsakan dulu ,di permalukan ,di hina dan nma baikmu di cemarkan ,balas lahhhh semuanya rin ,aq setuju 👍👍👍💪💪💪😠😠😠😠
murni l.toruan
Kalau ada di dunia nyata sudah aku botak tuh kepala Ken dan Tania🤭
murni l.toruan
emosi jiwaku bacanya🤣
istianah istianah
karna hari erin sudah sngat kecewa ,sehingga mau ngomong apaoun percuma , bg erin karna gak da yg mihak dia
istianah istianah
kasihan erin ,mngkin dia di jebak , sehingga dia mau ja turuti kemauan ken,...😠😠😠
murni l.toruan
Baru mampir, sudah menguras emosi jiwa
istianah istianah
lah masih ngantung kak ,,,???
istianah istianah
makasih y kak ,kasih cerita sebgus ini😍
istianah istianah
satu persatu akan tebongkar tanja siap" sja
istianah istianah
gimana" tania jantung mu aman😄🤣🤣
istianah istianah
nah kan ,kalo orang bersalah mah gmpang nyangkal dia ,🤭
istianah istianah
🤭🤭🤭🤣🤣erin , erin tapi aq suka gayamu yg sok centil itu di depan Gama ,😄😄
istianah istianah
cerit ini bagus ,dari alir cerita sampai disini ,cukup menarik aq kasih bintang 5 y kak ,biar semngat nulisnya🌟🌟🌟🌟🌟
istianah istianah
sebenrnya ini ceritanya bagus ,tpi knpa dak afmda komen ya ,sayang lo cerita sebgus ini ,👍👍👍
istianah istianah
fix berarti kematian bi darseh ada sangkut pautnya nie ,dengan pandu ,dan bi darseh berpesan jngan mudah percya pada orang yg kelihatan baik.
istianah istianah
selamat malam thor ,aq yakin bi darsih ada yv bunuh di buat mngkin kecelaka'an
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!