Di Benua Sembilan Langit, kekuatan adalah hukum.
Lin Feng, anak sekte kecil yang dicap sampah karena "Nadi Spiritual Tersegel", terlempar ke jurang hinaan. Namun, di balik kelemahan itu tersembunyi rahasia besar: Physique Naga Void — warisan kuno yang mampu menelan segala Qi dan menembus batas langit.
Dari dunia fana yang penuh intrik sekte, hingga perang antar klan surgawi, perjalanan Lin Feng adalah pertaruhan hidup dan mati.
Balas budi sepuluh kali lipat. Balas dendam seratus kali lipat.
Di setiap langkah, ia akan melawan langit, menantang takdir, dan membuka jalan menuju kekosongan.
Saat naga terbangun, siapakah yang mampu menghalangi jalannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alhenamebsuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibukota Kerajaan Qing
Gerbang Ibukota Kerajaan Qing menjulang setinggi dua puluh meter, tersusun dari batu giok putih yang berkilau tertimpa cahaya matahari. Dua patung naga emas raksasa berdiri mengapit pintu masuk, mata rubi mereka berkilat seolah hidup, menatap setiap orang yang melintas.
“Luar biasa…” Zhou Mei berbisik kagum dari dalam kereta.
Lin Feng menoleh keluar jendela, pandangannya menyapu pemandangan yang sulit dipercaya. Jalan utama selebar sepuluh kereta kuda dipenuhi pedagang yang menawarkan barang dari segala penjuru kerajaan. Bangunan lima hingga enam lantai berdiri berderet di kiri kanan jalan, arsitekturnya memadukan keanggunan dengan kemegahan.
“Lihat itu!” seru Wang Tianming sambil menunjuk ke langit. “Kultivator berterbangan!”
Benar saja, puluhan kultivator tingkat tinggi melayang di udara. Ada yang menunggangi pedang terbang, ada pula yang duduk di atas hewan spiritual jinak.
“Pasar Spiritual Tengah,” Li Qing membaca papan besar di persimpangan. “Konon di sana dijual senjata spiritual hingga tingkat Langit.”
Su Xiaoxiao yang sudah pulih menatap dengan mata berbinar. “Dan Paviliun Formasi Seribu Array! Aku harus ke sana setelah turnamen.”
Semakin dekat ke pusat kota, semakin megah suasananya. Dari kejauhan, istana kerajaan menjulang—kompleks emas seluas kota kecil, menara tertingginya menembus awan.
“Sepuluh kali… tidak, mungkin dua puluh kali lebih besar dari kota kita,” gumam Lin Feng.
Di plaza utama, sebuah air mancur raksasa berbentuk naga menyemburkan air berkilau dipenuhi Qi spiritual. Siapa pun yang meminumnya langsung tampak segar kembali.
“Ini baru layak disebut ibukota,” Wang mengangguk takjub. “Pantas saja turnamen digelar di sini.”
Arena Turnamen Kerajaan menjulang seperti colosseum raksasa, mampu menampung lima puluh ribu penonton. Lima tribun khusus disediakan untuk tiap sekte, spanduk dengan warna berbeda berkibar tertiup angin.
“Sekte Bambu Hitam, tribun timur!” seru seorang pejabat kerajaan.
Begitu kelima sekte berkumpul, Lin Feng meneliti lawan mereka. Sekte Pedang Langit berbalut seragam putih, Sekte Api Suci dengan jubah merah menyala, Sekte Es Utara mengenakan pakaian biru pucat, dan Sekte Tanah Emas berperisai kuning kecokelatan.
Dua puluh lima peserta terbaik berdiri gagah, aura mereka bertubrukan hingga menekan dada para penonton biasa.
GONG! GONG! GONG!
Tiga dentuman gong emas menandai awal upacara.
Dari balkon tertinggi, Raja Qing muncul. Pria paruh baya berjanggut hitam panjang, memakai jubah emas berhias naga lima cakar. Auranya dalam tak terukur, setidaknya setara ahli tingkat tinggi Pembentukan Inti.
“Selamat datang, para jenius muda dari Lima Sekte!” suaranya bergema, jelas tanpa bantuan Qi. “Hari ini tradisi lima abad kembali dihidupkan!”
Sorak dan tepuk tangan menggema di seluruh arena.
“Turnamen ini bukan sekadar menguji kekuatan,” lanjut sang raja. “Namun juga kehormatan, keberanian, dan masa depan Kerajaan Qing! Kalianlah yang akan memimpin generasi berikutnya!”
“Seperti aturan lama, pertarungan harus adil. Membunuh dilarang, cedera ditanggung sendiri. Bila ada yang gentar, mundurlah sekarang.”
Tak satu pun peserta bergerak.
“Bagus!” Raja Qing mengangguk puas. “Dengan ini, Turnamen Lima Sekte resmi dibuka!”
Kembang api spiritual menghiasi langit, membentuk lima naga berwarna berbeda yang melayang menari di udara.
Perdana Menteri Wang melangkah ke podium sambil membawa tiga kotak berkilauan.
“Hadiah tahun ini berbeda dari sebelumnya,” suaranya lantang terdengar ke seluruh arena. “Juara pertama akan memperoleh—”
Kotak pertama dibuka. Sebilah pedang memancarkan cahaya dingin yang menusuk tulang.
“Pedang Spiritual Tingkat Tinggi, Pembelah Bulan! Konon mampu membelah gunung hanya dengan sekali tebas.”
Sorak takjub menggema. Senjata tingkat tinggi jarang sekali muncul di Realm Bawah.
“Juara kedua,” ia membuka kotak berikutnya, menampilkan baju zirah berkilau seperti sisik naga. “Armor Spiritual Tingkat Menengah, Sisik Naga Biru.”
“Juara ketiga, Sarung Tangan Spiritual Tingkat Menengah, Cakar Harimau Emas.”
Perdana Menteri lalu tersenyum penuh arti. “Namun hadiah terpenting, tim juara akan mendapatkan tiga slot masuk ke Secret Realm Qing. Tim peringkat kedua mendapat dua slot, dan tim ketiga satu slot.”
Riuh rendah langsung pecah. Secret Realm Qing—dimensi warisan kuno yang hanya terbuka setiap lima tahun!
“Di dalam sana, aliran waktu berbeda. Satu hari di luar sama dengan sepuluh hari di dalam. Qi spiritual seratus kali lebih pekat. Harta, teknik kuno, hingga warisan para pendahulu menunggu untuk ditemukan,” jelasnya.
Lin Feng mengepalkan tangan. Dengan peluang itu, ia yakin bisa melompat ke tahap kekuatan yang lebih tinggi.
"Sekarang, mari kita sambut tamu kehormatan!" seru Raja Qing lantang.
Dari pintu khusus VIP, rombongan berpakaian megah melangkah masuk. Di barisan terdepan, seorang pria tinggi dengan aura menekan, setegas gunung. Tingkat kultivasinya jelas berada di puncak Pembentukan Inti, mungkin bahkan Jiwa Nascent.
"Patriark Klan Bulan Suci dari Realm Tengah!"
Riuh rendah terdengar. Penonton terkejut. Klan besar dari Realm Tengah muncul di acara Realm Bawah?
Di belakang sang patriark, tiga anak muda menyertainya. Dua pria tampan berjalan dengan gagah, dan di sisi mereka—
Lin Feng hampir terbatuk.
Yue Qingcheng!
Gaun putih berbordir bulan perak membalut tubuhnya, rambut hitamnya disanggul rapi dengan hiasan giok. Kecantikannya laksana dewi yang turun ke dunia fana. Aura Kondensasi Qi tingkat sembilan mengalir kuat dari tubuhnya, jauh lebih menekan dibanding terakhir kali Lin Feng bertemu dengannya.
"Putri ketiga kami, Yue Qingcheng, ingin menyaksikan turnamen ini," ucap Patriark Yue tenang. "Semoga tidak menjadi keberatan."
"Tentu saja! Itu suatu kehormatan besar bagi kami." Raja Qing menyambut dengan senyum lebar.
Rombongan Klan Bulan Suci menempati kursi VIP. Pandangan Yue Qingcheng menyapu arena. Begitu matanya bertemu dengan Lin Feng—
Dia mengedipkan sebelah mata cepat, lalu menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. Isyarat yang jelas: rahasiakan hubungan mereka.
"Lin Feng, kau baik-baik saja?" Wang Tianming menepuk bahunya. "Wajahmu pucat sekali."
"A-aku baik-baik saja," jawab Lin Feng buru-buru sambil memalingkan wajah.
"Putri Klan Bulan memang luar biasa cantik," Li Qing berkomentar sambil mendesah. "Tapi dia mustahil bagi kita. Realm Tengah dan Realm Bawah bagaikan langit dan bumi."
Kalau saja kau tahu, batin Lin Feng getir.
Tatapan Li Qing menyipit curiga. "Kau... pernah mengenalnya?"
"Mana mungkin," Lin Feng memaksa tertawa hambar. "Aku ini hanya murid sekte kecil."
Namun dalam hati, pertanyaan menyesaki pikirannya. Kenapa Yue Qingcheng repot-repot datang? Apa sebenarnya tujuannya?
Di kursi VIP, Yue Qingcheng duduk anggun. Meski wajahnya tenang, matanya tak berhenti melirik Lin Feng diam-diam.
Aku datang untukmu, Lin Feng. Untuk memastikan kau selamat dari bahaya yang akan datang...