NovelToon NovelToon
Empat Mata Jatuh Cinta

Empat Mata Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Tamat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Achmad Aditya Avery

Valda yang saat itu masih SD, jatuh cinta kepada teman dari perumahan seberang yang bernama Dera. Valda, dibantu teman-temannya, menyatakan perasaan kepada Dera di depan rumah Dera. Pernyataan cinta Valda ditolak mentah-mentah, hubungan antara mereka berdua pun menjadi renggang dan canggung. Kisah pun berlanjut, mengantarkan pada episode lain hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achmad Aditya Avery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjelang Perpisahan

Ini malam terakhir kami tinggal di sini, begitu banyak kenangan terekam saat tinggal di sini. Rasanya tidak ingin meninggalkan tempat ini, sungguh. Desa yang bernama Ethiar akan selalu kuingat sampai kapan pun.

Malam ini, kami akan mengadakan acara perpisahan dengan warga setempat. Masing-masing perwakilan kamar disuruh maju ke depan untuk mengatakan pengalamannya selama berada di desa Ethiar, di depan murid-murid lainnya.

Aku, Erdy, dan Amda terus-menerus meributkan siapa yang akan maju. Masing-masing dari kami berusaha untuk menolak.

“Lu aja Val yang maju!” Amda menyuruhku.

“Iya lu aja Val, lu kan ketuanya,” kata Erdy sambil tertawa.

“Ketua apanya? Sejak kapan ditentuin ketua kamar?” kataku membela diri.

“Ya elah, udah lu aja Val. Serius nih bentar lagi dipanggil tuh,” kata Amda.

“Iya! Iya! Tapi ngomong apaan nanti?” tanyaku.

“Udah, ngomong aja yang ada di otak lu, waktu konser aja lu berani!” Perdebatan ini harus diakhiri, pada akhirnya kami dipanggil lebih awal, tanpa pikir panjang akulah yang maju, mewakili mereka.

“Iya baik .... Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh!” ucapku.

Gemuruh suara terdengar, “Wa‘alaikum salam!”

“Pengalaman saya selama berada di sini, ya. Awalnya saya pikir, ini akan sangat mengerikan. Saat pertama datang di sini, suasana desa kelam dan amat menyeramkan. Namun, ternyata saya salah mengira. Kesan yang saya terima di sini sangat baik. Warga yang ramah, yang jarang kami temukan di kota. Saya juga mengucapkan terima kasih pada Bapak pemilik rumah beserta keluarganya yang sudah menerima kami untuk menginap di rumahnya. Awalnya saya bingung, mengapa ada ikan di bak mandi?” Guru-guru dan beberapa murid tertawa mendengarku mengatakan itu.

“Terus ikannya gimana? Gigit enggak?” tanya beberapa guru sambil tertawa. Jujur saja, aku mulai merasa malu, tapi aku coba menghadapinya.

“Ya, awalnya saya bingung ikan itu sebenarnya untuk apa? Ternyata jika dipikir-pikir lagi, ikan-ikan itu berguna untuk membasmi jentik nyamuk yang ada di bak mandi tersebut,” kataku yang bahkan saat itu tidak tahu apa pun. Mengapa aku mengatakan hal itu? Rasanya tidak pernah diberi tahu oleh pemilik rumah. Pikiran ini datang secara spontan di saat darurat seperti ini. Syukurlah.

“Lalu itu kesan baik, nah kesan buruknya apa?” tanya Bu Riah dan diiringi senyuman dari guru-guru lain serta warga sekitar.

“Kesan buruknya, ada beberapa, yang paling utama menurut saya adalah banyak anjing yang berkeliaran di jalan. Bahkan kami kadang kesulitan mencari jalan, karena para anjing sudah memblokir beberapa jalan,” jawabku sambil tertawa.

“Wah, bagus! Bagus! Lalu pesan untuk desa Ethiar ini apa saja?” tanya salah satu guru.

“Pesan kami untuk desa Ethiar ... tetaplah bertahan untuk menjadi desa terbaik, yang memberikan pendidikan khususnya bagi pelajar seperti kami. Pertahankan juga situs-situs sejarah yang menjadi identitas tersendiri bagi desa ini,” kataku.

“Hebat sekali, baiklah berikan tepuk tangannya!” ucap Miss Fini.

“Terima kasih, sekian dari saya, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!” Akhirnya giliranku selesai, aku bisa kembali ke barisan. Mungkin wajah ini memerah karena malu, tapi sudahlah lagi pula sudah berakhir.

Setelah semua perwakilan kelompok mengucapkan kesan dan pesan, kini tiba waktunya api unggun. Setelah acara api unggun selesai, masing-masing kelas harus memberikan persembahan berupa pertunjukan. Boleh menyanyi, drama, atau apa pun itu.

Kelas XI IPS 2 masih kebingungan dengan apa yang akan ditampilkan. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk menyanyi. Lagi-lagi dibuat bingung denganlagu yang akan dinyanyikan.

Setelah beberapa saat, karena tuntutan waktu dan keadaan, kami memutuskan menyanyikan lagu dari Sheila On 7 yang berjudul Sahabat Sejati. Aku berusaha menghafalnya. Kacau, aku tidak bisa menghafal dalam waktu hanya beberapa menit, meskipun sering menghafal lagu, tetap saja butuh waktu minimal satu hari untuk menghafal lagu seluruhnya dengan fasih.

Tiba giliran kelasku untuk tampil. Aku berada di pinggir, cari aman karena belum terlalu hafal liriknya. Namun, entah mengapa, ini menjadi asyik sekali saat teman-teman sekelas tiba-tiba menjadi rusuh menyanyikan lagunya. Pelopor kerusuhan ini adalah Igo dan kawan-kawan. Kami berjingkrak seolah-olah sedang konser besar-besaran di panggung yang sederhana ini.

Semua mentertawakan kami. Kami tidak peduli itu. Kami justru memperparah kegilaan kami, meninggikan lompatan kami. Inilah yang bisa kami beri kali ini. Beberapa acara selesai, melelahkan.

Pertunjukan yang menyenangkan dari warga desa. Semua telah menjadi makan malam kami, walaupun malam ini aku sedikit kurang sehat. Mataku masih buram. Setiap kali memandang cahaya lampu, selalu saja berbayang.

Acara pun berakhir. Perlahan hadirin pun bubar meninggalkan lapangan. Masalah baru muncul, rumah yang menjadi tempatku menginap sangat jauh dari sini. Sepanjang jalan juga tidak ada lampu yang menerangi. Jalanan yang licin ditambah banyaknya suara anjing.

Aku, Erdy, dan Sid berjalan berbarengan. Sepertinya yang lain sudah sampai di rumah. Ugh! Saat kami mulai menemukan jalan lurus, kami langsung lari. Tiba-tiba saat kami berhenti, Sid menghilang. Mungkin dia berlari ke arah lain, sekarang tinggal aku dan Erdy yang tersisa. Mau bagaimana lagi?

Kami hanya bisa terus berjalan. Jika tidak, ya mungkin akan tetap di luar seperti ini, sambil menunggu adanya penampakan yang tidak terduga. Setelah berlari beberapa menit lamanya, akhirnya kami berdua sampai di rumah. Dengan napas yang berat, aku langsung berbaring di tempat tidur hingga ketiduran bersama heningnya malam.

Keesokan harinya, selepas sarapan, aku mengemasi barang-barang dan siap untuk perjalanan berikutnya. Setelah ini, ada acara penutupan di depan masjid. Ada pertunjukan tari yang digunakan sebagai upacara perpisahan.

Sebelum meninggalkan rumah, kami berpamitan dengan keluarga pemilik rumah. Kami sempat foto bersama sebagai kenang-kenangan. Mereka memang baik, kami memberikan kenang-kenangan berupa puisi karena kami pikir mereka tidak akan suka jika diberi uang. Aku pikir uang memang tidak pantas digunakan sebagai kenang-kenangan.

Setelah berpamitan, kami langsung membawa barang-barang kami dan pergi ke depan masjid untuk mengikuti acara perpisahan. Kenangan ini benar-benar tidak akan terlupakan.

Akhirnya kami meninggalkan desa Ethiar menggunakan bus. Setelah ini kami akan berkunjung ke kediaman Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi. Berhubung medan yang akan ditempuh sangat terjal, kami turun dari bus dan mengganti transportasi menjadi truk.

“Sugoi desu!” kataku yang merasa takjub dengan pemandangan di sini. Sugoi dalam bahasa Jepang artinya luar biasa. Aku memang tertarik dengan bahasa Jepang karena menyukai anime dan manga. Saat memandang ke depan,aku melihat Ferafina berkata seperti yang aku katakan tadi.

Apa aku tidak salah dengar barusan?

Senang rasanya mendengar Ferafina bisa bahasa Jepang. Mungkin setelah ini, aku bisa minta diajarkan olehnya. Aku pikir, dengan ini bisa dengan mudah mengartikan lagu-lagu anime. Menarik sepertinya belajar bahasa Jepang.

Sebelum pergi ke kediaman Mbah Maridjan, kami berkunjung ke bunker yang menjadi saksi bisu dari meletusnya gunung Merapi. Bunker yang berdebu serta daerah sekitarnya yang terlihat masih rata dengan abu, meskipun begitu banyak aktivitas masyarakat di sini seperti mencari penghasilan dari turis-turis yang berkunjung. Banyak juga penjual bunga abadi, yang menjadi salah satu bunga fenomenal. Banyak yang bilang, bunga itu tidak akan pernah mati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
halofloela
cerita yang bagus
Achmad Aditya Avery: terima kasih /Smile/
total 1 replies
Zyureˋslowrest.
Hi ka, aku mampir. semangat ya!
Achmad Aditya Avery: thank you /Smile/
total 1 replies
Osmond Silalahi
dari semua lagu kenapa yg dipilih spongebobs?
Osmond Silalahi: wkwk ...
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq mampir bro
Osmond Silalahi: sama²
total 2 replies
Y. Kasanova
Baru mampir
Achmad Aditya Avery: thank you /Smile/
total 1 replies
Osmond Silalahi
sakit kepala kalau langsung dibangunin model gitu
Osmond Silalahi: betul kan
total 2 replies
Osmond Silalahi
hayo ... salah sapa
Osmond Silalahi: wkwk ... setuju
total 2 replies
Osmond Silalahi
kali 2 weh
Achmad Aditya Avery: wkwkwkwkwk
total 1 replies
Osmond Silalahi
wah keren arti avery
Osmond Silalahi: tapi keren
total 2 replies
Osmond Silalahi
kunti jenis apa ini? wkwk
Osmond Silalahi: wkwkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
padahal rame matematika
Osmond Silalahi: begh ... rame lo
total 2 replies
Osmond Silalahi
mantap ini
Osmond Silalahi: sama²
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq banget dlu
Osmond Silalahi: wkwk ....
total 2 replies
Osmond Silalahi
Dera ky nya unmood
Osmond Silalahi: nah kan
total 2 replies
Osmond Silalahi
weh ... up bab.
Achmad Aditya Avery: yoaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!