Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Perhatian
Untung saja suaminya datang tepat waktu yang membuat Tavisha tidak jadi terjatuh ketika kedua bahunya dipegang begitu kuat yang membuatmu menoleh ke sebelah kanan yang ternyata Kastara sudah berada di sampingnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Kastara.
"Tidak... lepaskan aku," Tavisha menjawab dengan suara serak yang ingin lepas dari Kastara. Tetapi pegangan itu semakin kuat.
"Jangan memperlakukanku seperti ini, orang-orang di rumah sakit bisa menduga-duga hal yang tidak benar," ucapnya yang ternyata menjaga pandangan orang-orang yang di rumah sakit yang memang belum mengetahui bahwa ia sudah menikah.
"Bagaimana jika aku tidak peduli sama sekali," sahut Kastara yang tiba-tiba saja meletakkan tangannya di bawah lutut Tavisha.
"Kamu mau apa?" tanyanya panik.
"Kau tidak mampu berjalan dan aku harus menggendongmu," jawab Kastara.
"Jangan lakukan itu!" tegas Tavisha yang membuat Kastara yang tidak sempat menggendong Tavisha.
"Kepalaku sangat sakit dan jangan semakin membuatnya sakit dengan ulahmu yang mana semua orang di rumah sakit akan bertanya-tanya," ucap Tavisha menekankan.
"Baiklah," sahut Kastara menghela nafas.
Tavisha yang langsung melepaskan tangan Kastara dari bahunya.
"Aku bisa berjalan sendiri," ucapnya dengan yakin.
"Kau yakin tidak membutuhkanku untuk membantumu?" tanya Kastara.
Tavisha tidak menjawab yang mencoba untuk berjalan dan memang dia sangat keras kepala, karena kondisi tubuhnya tetap saja lemas.
Kastara menghela nafas yang mau tidak mau membantu Tavisha, tetapi untung saja tidak menggendong Tavisha yang masih dengan hal wajar dengan memegang kedua bahu Tavisha, hanya merangkul Tavisha agar bisa berjalan sampai kembali ke ruang perawatannya.
Untung saja tidak ada Dokter atau Suster yang kebetulan berpapasan dengan mereka, jadi mereka berdua terlihat aman-aman saja.
"Jika Dokter tidak berdaya seperti ini, maka apa yang akan dilakukan Dokter? Apa akan mengobati diri sendiri?" tanya Kastara ketika Tavisha sudah duduk diatas ranjang.
Tavisha memilih untuk diam yang tidak meneladani perkataan suaminya itu yang adanya ujung-ujungnya mereka akan bertengkar.
Tavisha perlahan membaringkan tubuhnya menarik selimut dan kembali untuk istirahat sekedar untuk menormalkan kembali kesehatannya walau tidak dipasang infus dan sementara Kastara hanya diam menonton.
"Apa melakukan operasi begitu sangat sulit sampai kondisinya bisa seperti ini?" batin Kastara bertanya-tanya.
****
Tavisha yang sekarang berada di dalam mobil Kastara, seperti biasa ketika sudah sore hari maka pasangan suami istri itu harus pulang. Walau pasien Tavisha berada di rumah sakit tetapi dia tetap pulang ke rumah.
Kastara menoleh ke arah Tavisha yang ternyata gadis cantik itu masih tertidur yang membuatnya tidak berkata apapun, tidak ingin mengganggu tidur nyenyak Tavisha.
Walau tidak mengganggu istrinya tetapi tetap saja bolak-balik dia terus menoleh ke arah Tavisha yang padahal posisi Tavisha masih saja tetap di tempatnya yang tertidur lelap.
Sampai akhirnya mobil mereka sampai di depan rumah Kastara. Kastara membuka sabuk pengamannya dan kembali menoleh ke arah Tavisha yang ternyata masih tetap tertidur.
"Tavisha bangunlah kita sudah sampai," ucap Kastara yang membangunkan sama sekali tidak ada niat.
"Tavisha apa kau tidak mendengarku? Apa yang kau konsumsi sehingga sejak tadi kau terus saja tidur?" tanyanya.
Apapun yang di katakan Kastara ternyata tidak membuat Tavisha bangun yang tetap tertidur. Kastara menghela nafas dan kemudian keluar dari mobil.
Mau tidak mau Kastara yang harus membawa istrinya masuk ke dalam rumah dengan perlahan membuka sabuk pengaman itu dan kemudian menggendong Tavisha ala bridal style.
Tetap saja Tavisha tidak bangun sama sekali yang membuat Kastara melangkahkan kaki memasuki rumah sampai akhirnya menuju kamar mereka dengan sangat perlahan dia membuka pintu kamar.
Kastara juga membaringkan sangat hati-hati yang tidak ingin istrinya yang cantik itu terbangun.
"Ternyata jika sudah tidur maka kau akan lupa bangun. Aku hanya berharap mimpimu yang entah berada di mana tetap tahu jalan pulang agar kau bisa bangun," ucapnya menghela nafas.
Seperti berbicara sendiri yang tidak ada jawaban membuat Kastara merasa seperti orang gila. Kastara menyelimuti Tavisha sampai dadanya, tetapi tiba-tiba saja dia berhenti melakukan hal itu ketika matanya menatap wajah itu.
Tavisha sepertinya memang tampak kurang sehat dan hanya memaksakan diri untuk pulang ke rumah, dia juga tadi istirahat sebentar kembali memeriksa pasien dan istirahat lagi. Kondisinya benar-benar sangat tidak stabil.
Setelah menyelimuti Tavisha, Kastara mengambil tisu yang berada di atas meja dan melap keringat di wajah Tavisha.
Entahlah kenapa dia tiba-tiba saja melakukan hal semanis itu yang padahal sebelumnya dia tidak pernah peduli.
******
Kastara berada di ruang tamu yang terlihat mengscroll tablet dengan kakinya menyilang.
"Ini tuan minumnya!" pelayan rumah itu yang meletakkan orange juice di atas meja.
"Apa dia sudah keluar dari kamar?" tanya Kastara.
"Nona Tavisha semenjak pulang belum ada keluar dan mungkin saja masih istirahat," jawab Pelayan.
"Ada apa sebenarnya dengannya? Jika emang kurang sehat seharusnya dirawat ada bukan pulang," batin Kastara yang secara tidak langsung khawatir kepada Tavisha.
"Apa tuan menginginkan saya untuk membangunkan Nona?" tanya pelayan itu.
"Tidak perlu! Kamu sebaiknya jangan mengganggunya dan biarkan sajadah istirahat," jawab Kastara.
"Baik kalau begitu tuan," sahut pelayan itu menganggukkan kepala dan langsung pergi.
"Sudahlah nanti dia juga akan bangun dan kalau merasa kurang sehat pasti dia juga akan kerumah sakit, bukankah dia adalah wanita yang apa-apa harus rumah sakit," ucap Kastara yang tidak mau ambil pusing memikirkan bagaimana kondisi Tavisha.
****
Tavisha pagi-pagi sepertinya sudah rapi-rapi yang ingin kembali ke rumah sakit. Sebelumnya dia sarapan terlebih dahulu yang seperti biasa sudah disiapkan pelayan di rumah itu.
Suara kaki menuruni anak tangga terdengar yang membuat Tavisha tidak menoleh dan tetap fokus pada makanannya dan siapa lagi jika bukan suaminya.
"Jadi dia baik-baik saja," batin Kastara melanjutkan menuruni anak tangga itu dan kemudian duduk di depan Tavisha.
"Sangat menyusahkan sekali," ucap Kastara yang membuat Tavisha melihat ke arah Kastara.
"Aku?" tanya Tavisha menunjuk diri sendiri.
"Ternyata jauh lebih baik menyadari daripada pura-pura tidak tahu sama sekali," ucap Kastara yang membuat Tavisha menghela nafas.
"Kenapa suka sekali cari perhatian padaku," sahut Tavisha yang membuat Kastara menjernihkan dahi mendengar pernyataan itu.
"Kau mengatakan apa barusan? Aku cari perhatian padamu?" tanya Kastara memastikan membuat Tavisha menganggukkan kepala.
"Kenapa kau begitu sangat percaya diri sekali," sahut Kastara.
"Aku sedang sarapan dan tiba-tiba saja kamu muncul di hadapanku, kamu juga sering seperti itu yang tiba-tiba saja ada yang padahal aku tidak melakukan apapun. Kamu sengaja menimbulkan perdebatan diantara kita dan apalagi namanya jika bukan cari perhatian," sahut Tavisha.
"Eh Tavisha kau pikir aku laki-laki yang tidak punya pekerjaan lain. Aku juga tidak punya keuntungan melakukan hal itu," sahut Kastara.
"Aku tahu kamu adalah laki-laki yang sangat sibuk, tapi untuk menghibur diri harus mencari perhatian padaku, terlebih lagi harus berdebat padaku, membesarkan masalah yang kecil dan membuat masalah yang tidak ada harus ada," sahut Tavisha.
"Jangan berpikiran terlalu jauh. Aku sama sekali tidak melakukan hal itu dan kau saja yang sangat percaya diri," sahut Kastara yang tiba-tiba saja begitu kesal dengan penuh emosi.
Tavisha tetap saja sangat santai melanjutkan sarapannya. Jika Kastara sering membuatnya kesal dan tidak ada salahnya juga dia membalas hal itu. Mood Kastara sudah tampak tidak baik-baik saja.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini