NovelToon NovelToon
Tuan, Dia Istriku

Tuan, Dia Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

Novel ini sakuel dari novel "Cinta yang pernah tersakiti."

Tuan, Dia Istriku.

Novel ini menceritakan kehidupan baru Jay dan Luna di Jakarta, namun kedatangannya di Ibu Kota membuka kisah tentang sosok Bu Liana yang merupakan Ibu dari Luna.

Kecelakaan yang menimpa Liana bersama dengan suami dan anaknya, membuatnya lupa ingatan. Dan berakhir bertemu dengan Usman, Ayah dari Luna. Usman pun mempersunting Liana meski dia sudah memiliki seorang istri dan akhirnya melahirkan Luna sebelum akhirnya meninggal akibat pendarahan.

Juga akan mengungkap identitas Indah yang sesungguhnya saat Rendi membawanya menghadiri pesta yang di adakan oleh Jay.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong aku, Via.

"Semoga kamu betah disini ya." Ucap Marvin setelah mendapatkan kamar kostan yang sesuai keinginan Via dan kini keduanya berada di halaman kostan.

"Iya Tuan, Terimakasih sudah mau di repotkan oleh saya." Ucap Via yang sebenarnya tak enak hati pada Marvin, namun hanya Marvin yang peduli padanya saat ini.

Marvin menggeleng seraya tersenyum, "Sama sekali tidak merepotkan." Jawabnya.

"Saya malah senang bisa membantu kamu." Sambungnya.

"Iya, terimakasih Tuan." Sahut Via.

"Sepertinya saya harus pamit, ngga enak sama pemilik Kost, karena ini kan Kost khusus perempuan." Marvin melirik Jam di tangannya yang sudah menujukan pukul lima sore.

"Iya, Tuan. Sekali lagi terimakasih." Ucap Via.

Marvin mengangguk, "Kalau ada apa apa atau butuh apa apa kamu bida langsung hubungi saya, saya akan berusaha membantu semampuku." Ucap Marvin seraya membuka pintu mobil.

Via mengangguk seraya tersenyum, Marvin pun segera masuk ke dalam mobil, sementara Via terus berdiri di samping mobil, dan saat mobil itu mulai melaju, Via melambaikan tangannya pada Marvin.

"Hati-hati Tuan." Ucapnya yang hanya di balas anggukan oleh Marvin.

Setelah mobil itu hilang dari pandangannya, Via gegas berbalik dan berjalan menuju bangku yang ada di taman depan kostannya.

Dia kembali menitikan air matanya setiap mengingat apa yang terjadi dalam hidupnya.

"Ibu, Via sangat merindukan Ibu, tapi Via takut untuk pulang saat ini, Via takut Ibu akan kecewa pada Via yang tak bisa menjaga diri Via, Maafkan Via, Bu." Lirih Via.

Nathan yang kini berdiri di belakang Via, merasa terhenyak dengan ucapan Via.

"Aku begitu jahat padamu, Via. Harusnya semua itu tidak terjadi, Maafkan aku." Batin Nathan yang semakin berjalan mendekati wanita itu.

"Via." panggil Nathan dengan suara beratnya.

Via yang merasa kenal dengan suara itu terlonjak, rasanya dia tidak ingin menoleh ke belakang, namun sebuah tangan menepuk bahunya, dia langsung berdiri dan menghadap ke Nathan.

"Ka..kamu." Kagetnya.

"Via." Nathan hendak memegang bahu Via lagi, namun dengan cepat Via menghindar.

"Apa yang anda lakukan disini?" Tanya Via menatap tajam pada Nathan.

Nathan terdiam, dia tidak tau harus menjawab apa, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia butuh bantuan agar Via mau berpura-pura menjadi pacarnya, setelah apa yang di lakukan dirinya pada Via.

"Kenapa anda diam? Apa yang sebenarnya anda inginkan? Anda meminta saya untuk pergi, dan saya sudah pergi, tapi kenapa anda disini?" Cerocos Via yang entah mendapat keberanian dari mana mengatakan itu pada Nathan.

Tapi Nathan malah mengangkat tubuh via ke gendongannya. "Jangan banyak bicara." Ucapnya.

"Nathan, turunkan aku." Teriak Via yang kini berani memanggil nama Nathan.

Memang kenapa? Toh dia sudah mengundurkan diri menjadi perawat kakeknya.

Nathan diam membawa Via, lalu membuka pintu mobil dan mendudukan Via di kursi penumpang. Ia segera masuk dengan cepat lalu mengunci otomatis sebelum Via sempat keluar.

Via menatap Nathan tajam, "Kau gila! Buka pintunya." Umpat nya.

Nathan masih diam, dia menjalankan mobilnya dan tetap fokus melihat ke depan meski Via terus berteriak padanya.

"Kamu mau bawa aku kemana, Hah!?" Tanya Via dengan nada yang tidak bersahabat.

***

Jay nampak begitu fokus menatap layar laptopnya, dengan sesekali melirik ke arah Luna yang tengah memakan mie Ayam.

Jay memutuskan menjauh dari sang istri karena kembali merasakan mual saat mencium aroma dari mie Ayam tersebut.

"Kenapa ya? Aku jadi sering mual begini? Apa benar ini gejala masuk angin? Tapi dulu ngga begini deh." Pikir Jay heran lalu langsung menutup hidung saat aroma mie Ayam sedikit tercium.

Luna mendongak dan mengerutkan keningnya saat melihat wajah Jay nampak menahan mual.

"Masih mual Mas?" Tanya Luna.

Jay mengangguk, lalu segera berlari ke kamar mandi saat tak tahan dengan bau mie ayam yang menusuk hidung nya.

Hoek!!

Hoek!!

Jay memuntahkan isi perutnya, berpegangan kuat di pinggiran wastafel. Luna segera berlari menyusul Jay, bermaksud ingin memijat tengkuk Jay, namun Luna yang masih mengunyah mie Ayam semakin membuat perut Jay bergejolak.

"Sayang... Keluar.. Aku tidak tahan.." Ucap Jay di sela rasa mual yang tak tertahan.

"Tapi Mas..."

Hoek

"Sayang, plisss keluar, aku tidak tahan bau mie Ayam." Ucap Jay lagi.

Hoek..

Dengan berat hati Luna keluar dari kamar mandi, Luna duduk kembali di sofa dan menatap nanar pada mie Ayamnya. Mau di buang sayang, tapi mau lanjut makan sang suami terus muntah-muntah.

"Aku harus gimana Mas." Gumamnya menatap ke arah kamar mandi.

Luna pun akhirnya memilih untuk mengakhiri makannya karena tak tega pada sang suami, Ia segera membawa nya keluar dari ruangan.

Dan bertepatan dengan itu Jay keluar dari kamar mandi.

"Sayang." Panggil Jay saat tak melihat Luna.

"Kemana Luna?" Tanya Jay heran, "Apa dia lanjut makan di luar, kasihan Luna, dia jadi terganggu makan nya." Sambungnya.

Jay berjalan ke arah pintu, dan segera menekan engkelnya, namun secara bersamaan Luna juga sudah menekan engkel dan mendorongnya dari luar, hungga akhirnya...

Ceklek

Dughhh

"Awwww." Rintih Jay saat kepalanya terasa sakit terkena pintu.

"Astagfirullah, Maaf Mas." Kaget Luna.

Jay mengusap jidatnya yang memerah, "Ngga apa apa sayang." Jawab Jay yang tetap berusaha terseyum, dia tak ingin Luna merasa bersalah padanya.

"Sakit ya Mas?" Tanya Luna mengangkat tangannya untuk mengusap dahi Jay.

"Sakit, tapi ngga apa apa kok sayang. Hanya sakit sedikit." Jawab Jay, "Kamu sudah makannya?" Tanya nya kemudian.

"Udah Mas." Jawab Luna.

"Ya udah, Mas siap siap dulu ya, kita pulang sekarang." Ajak Jay.

"Iya Mas." Sahut Luna menutup pintu lalu mengekor pada Jay yang berjalan menuju meja kerjanya.

***

Via melihat sekitar saat mobil berhenti di basement sebuah komplek apartemen. Nathan tak mengatakan apapun, dia hanya keluar dari mobil, via memanfaatkan waktu saat Nathan keluar, dan pintu bisa dengan mudah dia buka.

"Aku harus pergi dari sini" Gumamnya keluar dari mobil, namun tangan kekar Nathan segera menangkap tangannya.

"Lepaskan aku... Lepaskan." Teriak Via memukuli dada Nathan.

Nathan menangkap tangan Via yang memukulinya, tapi Via masih terus mencoba berontak, akhirnya Nathan memanggul tubuh mungil wanita itu di bahunya.

"Brengsek!! Turunkan aku." Via memberontak, menggoyangkan kaki dan memukul punggung Nathan dengan tangannya. namun semua itu seperti tak berpengaruh apapun pada pria yang memanggulnya itu.

Di dalam unit apartemen...

"Akhhhhh." Nathan menjatuhkan Via hingga terduduk di sofa.

Tubuh Via langsung gemetar, Ia teringat dengan malam mengerikan itu.

Via menatap penuh amarah, "Kenapa kamu seperti ini? Kamu sendiri yang menyuruh aku pergi, tapi kamu yang membawa aku kembali." Ucapnya yang tak bisa menahan tangis.

Nathan terus mendekatkan wajahnya pada Via, sementara Via semakin mundur ke belakang, hingga akhirnya dia tak bisa mundur lagi.

Via memejamkan matanya dengan jantung yang berdetak begitu cepat, badannya gemetar dan keringat dingin sudah membasahi pelipisnya.

"Apa yang akan dia lakukan." Batin Via.

Sementara Nathan yang terus menatap wajah Via, justru kini tengah mengagumi kecantikan Via.

"Ternyata dia cantik juga." Pujinya dalam hati seraya tersenyum, perlahan tangan Nathan ingin mengusap wajah ayu itu, namun... "Akhhhh sial, kenapa aku jadi begini." Ucapnya segera menjauhkan diri dari Via.

Via yang masih menutup mata perlahan membuka matanya saat tak terjadi apapun, dan ternyata Nathan sudah berdiri membelakanginya.

"Apa yang kamu inginkan? Kenapa kamu membawa aku kesini?" Tanya Via.

Nathan berbalik kembali menatap Via, Via langsung menundukan wajahnya.

"Tolong aku, Via." Ucap Nathan, Via langsung mendongak.

"Tolong?" Kagetnya.

"Iya, emmmm hanya malam ini saja, berpura-puralah menjadi pacarku." Ucap Nathan terdengar memohon.

"Apa?"...

1
tiara
semoga Nathan segera bertemu Via, yah
tiara
nah kan baru timbul rasa bersalah,selamat mencari Via, Nathan semoga cepat ditemukan
tiara
nah kan baru timbul rasa bersalah,selamat mencari Via, Nathan semoga cepat ditemukan
tiara
ya bener tuh Nathan mundur aja,cari aja Via yang udah pergi tuh jadikan dia istrinu
tiara
Via pergi setelah itu barulah Nathan merasa kehilangan,biar dia berfikir kalau sebetulnya dia menyukai Via.
tiara
Via jodohnya Nathan seoertinya, karena Indah sepertinya kakak Nathan.Jay junior akan hadir
tiara
semoga Jay junior segera hadir nih
tiara
sepertinya Luna adiknya Nathan tuh, dan Indah kakak nya Nathan semoga lekas bertemu tiga bersaudara itu biar tambah seruu
tiara
Nathan sepertinya mulai tertarik dengan Via sepertinya
tiara
semoga Nathan meneriman Via sebagai istrinya daripada sibuk mengejar Luna yang udah jadi istri orang
tiara
Jay cepat hubungi dikter pribadimu siapa tau Jay junior dah otw.semoga Nathan bertanggung jawab pada Via bukan cuma dijadikan pacar pura-pura aja ya
tiara
semoga Nathan mau bertanggung jawab atas perbuatanya pada Via.sepertinya Luna sedang hamil ya tapi Jay yang ngidamnya
tiara
apakah Via mau membantu Nathan jadi penasaran
tiara
bagus Nathan penjarakan saja pa Brama dan anaknya biar tau rasa.
tiara
pa Brama bangkrut dan anaknya masuk penjara, atau anak sama bapaknya yang masuk penjara ya.
tiara
Rasain Clarisa terancam bangkrut, untuk Nathan jangan menyesal kalau kamu kehilangan Via yang sudah bahagia bersama Marvin
tiara
udah bener tuh Marvin bawa Via yang jauh biar Nathan rasain kehilangan dan tidak dihargai itu seperti apa
tiara
udah Marvin ga usah mengharap tanggung jawab Nathan kamu aja yang tanggung yang punya hati nurani, buat Nathan menyesali perbuatanya pada via
tiara
betul Marvin Nathan harus tanggung jawab sana kalau ga mau ya udah sama kamu aja
tiara
waduh bagaimana sih Jay nyuruh Luna ke kantor ga ngasih tau staf dikantor kasian kan Luna malah diusir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!