NovelToon NovelToon
Pengasuh Si Pewaris Nakal

Pengasuh Si Pewaris Nakal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Pengasuh / Bad Boy
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

”Aku sudah meniduri Ariana, biarkan aku bertanggung jawab dengan menikahinya!” perkataan itu keluar dari mulut Arkana, bocah SMA berusia 18 tahun yang tak ingin sang ayah menikah lagi.
Ariana, gadis berusia 22 tahun harus terjebak di antara dua pria beda usia sejak dia bekerja sebagai pengasuh di kediaman Bradley.
Namun konflik di antara ayah dan anak itu semakin besar karena sang ayah yang berniat menikahi Ariana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggil Aku Mas!

Wajah sembab Ariana membuat Arga khawatir. Dengan lembut dia menyentuh dahi gadis itu.

”Kau demam, istirahatlah. Aku akan membeli makanan di luar untuk kita dan juga Arkana. Kamu suka sarapan apa?” Tanya Arga dengan lembut.

”Aku suka lontong kari,” jawab Ariana dengan wajah lesunya.

”Aku akan menyuruh Wildan mencari lontong kari yang enak, kalau untuk Arkana sepertinya dia bisa buat roti selai sendiri. Sekarang kamu duduk, aku yang akan bangunkan Arkana,” titah Arga yang di turuti gadis itu. Rasa bersalah gadis itu semakin besar mengingat ciuman paksa dari anaknya semalam. Namun yang membuatnya semakin runyam, Ariana lebih menerima ciuman itu di bandingkan sentuhan dari Arga.

”Aku takut, aku takut jika aku jatuh cinta pada anak calon suamiku,” Ariana menutup wajahnya dengan penuh sesal. Rasanya sesak mengingat kebaikan Arga yang sudah dia rasakan.

”Arkana, bangunlah. Kau harus segera sekolah,” dengan suara tegas, Arga membangunkan putranya. Arkana yang masih mengumpulkan nyawanya, melihat postur tubuh besar di hadapannya.

”Mana si pengasuh?” Tanya Arkana menutupi perbuatannya semalam.

”Dia sedang sakit.”

Mendengar jawaban ayahnya, Arkana mengingat kejadian semalam. Dia menganggap sakitnya Ariana karena perbuatan dirinya.

”Aku pergi mandi dulu, aku juga akan menyiapkan seragam ku sendiri.”

Arga pun pergi dari kamar sang putra, lalu turun kembali menuju dapur. Tak ada Ariana di sana, dia pun mencari ke kamar gadis itu.

”Akan ku panggilkan dokter, dan kau harus pindah dari kamar ini ke kamar atas,” titah Arga yang terus ditolak Ariana.

”Aku belum pantas untuk pindah ke kamar atas, Tuan.”

”Ariana, panggil aku Mas Arga. Kau sudah pantas karena kau calon istriku. Aku gendong ke atas ya,” pinta Arga yang akhirnya di balas anggukan dari gadis itu.

”Tak perlu di gendong, aku masih kuat jalan Mas,” jawab Ariana yang membuat Arga tersipu dengan panggilannya.

”Baiklah, pegang tanganku saja.”

Arga pun berhasil meminta Ariana pindah ke lantai atas, namun gadis itu tak sadar jika di sana dia akan sering berpapasan dengan Arkana. Seperti saat ini, ketika Ariana hendak masuk ke kamar yang sudah Arga siapkan, mereka berpapasan dengan Arkana. Kedua orang itu kikuk, menutupi kesalahan yang sudah di perbuat semalam.

”Arkana, kamu bisa bikin roti selai sendiri kan? Ariana tak bisa masak hari ini, dan juga untuk makan siang Wildan yang antarkan ke sekolah.”

”Pa, Arkana mau makan di kantin lagi. Jadi Om Wildan gak usah anter makan siang,” tolak Arkana agar uang sakunya kembali.

”Papa gak akan biarkan kamu makan di tempat yang bisa memicu perkelahian,” jawab Arga menolak dengan tegas. Dia sudah merasa damai sejak Arkana tak membawa motor dan mendapat uang saku. Dengan cara inilah putra semata wayangnya bisa disiplin.

Arkana yang kesal turun ke lantai satu dengan hentakan kaki yang keras, membuat Arga harus bersabar menahan emosi.

”Ariana, sekarang istirahatlah. Aku akan memanggil dokter pribadi keluarga kami,” ucap Arga yang segera menghubungi Sani, dokter keluarga William Bradley.

”Mas Arga, aku gak perlu dokter dan obat. Aku hanya butuh istirahat saja.”

Arga tak mendengarnya, dia tetap memanggil dokter itu. Dia ingin menunjukkan kepedulian terhadap calon istrinya, karena Arga merasa jika Ariana masih ragu dengan keseriusannya untuk dipinang.

...~~~...

”Hi boy, your lunch!”

Wildan menaruh seporsi makanan di meja Arkana, sedangkan Rio dan Dimas hanya saling menoleh karena tak dapat jatah.

”Lho om, buat kita berdua mana?” Tanya Dimas dengan tangan yang menunjuk dia dan Rio.

”Aku hanya di tugaskan mengantar makan siang untuk anak dari Arga William Bradley. Dan kalian bukan anaknya,” ucap Wildan dengan wajah juteknya. Tiba-tiba suara melengking itu datang lagi menghampiri Arkana. Rio dan Dimas pun pergi keluar menuju kantin.

”Hi baby!”

Dengan cepat Arkana menepis tangan Maudy yang akan memeluknya, sedangkan Wildan terus memperhatikan gadis itu.

”Kamu bukannya pemain sinetron Cinta di Sekolah kan?” Tanya Wildan sambil memperhatikan Maudy dari atas ke bawah.

”Iya, om ini siapa? Kok bisa datang kesini?”

”Saya orang terdekat keluarga Arkana, boleh minta foto dan tanda tangan?” Pinta Wildan dengan ekspresi genit. Maudy yang mendengar dia dekat Arkana pun langsung menerima tanpa banyak bertanya.

”Wah foto sama artis. Terima kasih ya cantik,” pujinya dengan wajah genit ala pria dewasa.

”Om, nanti bilangin sama orang tua Arkana kalau aku calon menantu mereka!”

Arkana tersedak mendengar celetukan Maudy, dia tak menyangka jika gadis itu benar-benar frontal.

”Mod, loe nyebelin banget sih. Ga berubah dari dulu, keluar dari kelas ini sekarang juga!” Usir Arkana pada Maudy, dia tak habis fikir dengan kelakuan gadis itu.

Maudy keluar dengan wajah badmoodnya, sementara Wildan melambaikan tangan pada gadis cantik itu.

”Ada cewe cantik yang deketin tuh harusnya manfaatkan. Apalagi ini artis, mana dia keliatan naksir lagi sama kamu,” saran Wildan menyayangkan sikap Arkana pada Maudy.

”Om Wildan gak tahu apa-apa soal si Mody. Jadi jangan banyak komentar,” timpal Arkana sambil menghabiskan makan siangnya.

Sementara, Ariana kini tengah menikmati istirahatnya. Semenjak Bi Ipeh belum pulang dari kampung halaman, Ariana tak henti-hentinya bekerja. Kini dia yang sudah jadi calon istri Arga, tinggal menunggu waktu agar bisa duduk manis merasakan kemewahan sebagai istri dari Arga William Bradley.

”Semoga secepatnya Mas Arga bisa menikahiku, agar tuan muda tak berbuat hal-hal di luar batas,” ucapnya sambil bermain ponsel. Gadis itu kini bertukar pesan dengan sang ibu.

”Halo, bu. Aku lagi gak enak badan jadi istirahat dulu. Iya ibu juga jangan capek-capek, ga perlu lagi jadi buruh cuci sama setrika di rumah Pak Bayu,” ucap Ariana yang kini tengah terhubung panggilan dengan ibunya.

”Ana, ibu janji ini terakhir kerja di rumah Pak Bayu. Kemarin ibu sempat berhenti, tapi tubuh ibu malah ga enak kalau diam aja.”

”Ya udah, janji ya hari ini terakhir kerja. Besok pokoknya ibu harus di rumah, istirahat nikmatin gaji aku. Udah dulu ya bu, Ana mau istirahat juga. Tadi habis minum obat jadi ngantuk, dah ibu.”

Gadis itu menutup panggilannya, kesal karena ibunya masih saja bekerja. Padahal uang yang kemarin dia kirim lebih dari cukup untuk keperluan ibunya dan Ario selama sebulan.

”Ya ampun, ngantuk banget. Malah gak enak males-malesan, dapat gaji buta. Tapi kan aku calon istri Arga, jadi bermalas-malasan tak akan ada yang berani protes,” ucap Ariana dengan kepercayaan diri tingkat tinggi. Tanpa tahu apa yang akan terjadi hari esok.

1
Susanti
hati yang bicara
Fitri Widia: Hai readers, Terima kasih komentarnya. mohon dukungannya dengan memberi like tiap episode, dan juga bintang 5. dukungan dari kamu sangat berarti buat author 🩷
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Fitri Widia
Tolong beri dukungan bagi karya baru saya, selamat membaca readers! /Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!