NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabut lembah sunyi

Hari kelima di Lembah Sunyi dimulai dengan langit mendung dan kabut yang lebih tebal dari biasanya. Tim penyelidik berkumpul kembali setelah menyelesaikan observasi di empat titik anomali spiritual. Mereka berkumpul di sebuah dataran berbatu, tepat di tengah lembah.

“Kau yakin titik-titik ini membentuk formasi?” tanya Weimu pada Qinlan yang sedang membuka gulungan peta.

Qinlan mengangguk. “Empat anomali membentuk pola segel spiral. Di tengahnya ada pusat energi... sesuatu yang belum kita jamah.”

Ziqi berdiri di samping Aqinfa, tatapannya tertuju pada kabut yang bergulung tak jauh dari tempat mereka berdiri. Aqinfa sendiri tampak sedikit gelisah sejak pagi. Pandangannya kadang kosong, kadang menajam, seolah mendengar sesuatu yang tak terdengar oleh yang lain.

“Kita harus menonaktifkan formasi itu,” ucap Lin Yan. “Kalau tidak, aura lembah ini bisa menyebar ke wilayah luar.”

Weyi mengangguk cepat. “Tapi bagaimana caranya? Kita tidak tahu jenis formasinya...”

Belum sempat diskusi itu selesai, Aqinfa tiba-tiba melangkah ke depan. Matanya membelalak pelan, seperti mendengar panggilan samar.

“Suara itu lagi…” bisiknya nyaris tak terdengar.

Ziqi segera bergerak. “Aqinfa, tunggu! Jangan masuk ke pusat—!”

Terlambat.

Satu langkah Aqinfa ke dalam area tengah formasi langsung memicu kilatan cahaya hitam keunguan dari tanah. Formasi itu aktif, memutar seperti pusaran kabut yang menyedot energi spiritual di sekitarnya. Suara berderak dan dentuman seperti bisikan gaib mengisi udara.

"Aqinfa!" teriak weyu dan lanyin bersamaan.

Ziqi melompat, mencoba meraih tubuh Aqinfa yang tersedot oleh pusaran cahaya. Sekejap mata, dunia di sekitar mereka seperti berhenti. Mata Aqinfa terbelalak—tapi bukan karena takut.

Melainkan karena ia melihat… seseorang.

Di dalam pusaran kabut itu, ia melihat siluet seorang wanita bermata tajam dan penuh luka, seolah menyebut namanya dengan senyum getir.

".. anakku... kau masih hidup...”

Lalu semuanya gelap.

Ziqi berhasil meraih tubuh Aqinfa tepat sebelum formasi runtuh, membawa serta kekuatan misterius itu lenyap ke udara. Kabut mendadak menghilang, meninggalkan keheningan yang menakutkan.

Aqinfa pingsan di pelukannya.

Tubuhnya dingin. Tapi napasnya masih ada.

Ziqi menggertakkan gigi, menggenggam erat tubuh itu seakan tak akan melepaskannya.

“Kirim sinyal ke Akademi,” ucapnya cepat. “Kita harus kembali. Sekarang!”

Weimu mengangguk dan mengaktifkan jimat komunikasi. “Tim penyelidik memerlukan evakuasi. Satu murid dalam kondisi kritis.”

Di belakang, Weyi menggenggam tangan Seril. “Dia pasti baik-baik saja, kan?”

Lanyin menatap Ziqi yang memeluk Aqinfa erat. “Dia harus…”

Malam itu, Weimu duduk di atas atap aula pengobatan, sendirian. Angin berembus pelan, membawa aroma rumput basah dan embun malam. Ia menatap bulan yang tertutup separuh awan, tapi pikirannya tak berada di sana. Ia memikirkan Aqinfa.

“Aqinfa... kenapa kau selalu membuat orang khawatir?” gumamnya lirih, nyaris tak terdengar.

Di balik sikap dinginnya, Weimu adalah seseorang yang mengamati dari jauh. Ia tidak pandai menunjukkan perhatian, namun tahu persis kapan seseorang terluka, bahkan ketika mereka berpura-pura kuat. Dan Aqinfa… Aqinfa adalah seseorang yang terlalu sering berpura-pura baik-baik saja.

Weimu mengepalkan tangan. Ia tidak menyukai rasa tak berdaya ini. Ia tidak suka hanya bisa berdiri diam di lorong, tidak bisa berbuat apa-apa saat seseorang yang ia pedulikan terbaring sekarat.

Di sisi lain, di dalam kamar kecil tempat Aqinfa dirawat, Weyi duduk memeluk lutut di sudut ruangan, matanya belum juga terpejam. Ia sudah bergantian berjaga dengan teman-temannya, namun hatinya tetap saja gelisah.

"Kenapa bukan aku saja yang jatuh waktu itu?" batinnya. "Kenapa harus Aqinfa? Dia yang paling ceria di antara kami..."

Weyi menghela napas pelan. Ia memang dikenal sebagai yang paling tenang dan dewasa di antara mereka. Tapi malam ini, ia merasa seperti anak kecil yang takut kehilangan sahabatnya.

Ia melirik ke arah tempat tidur. Melihat wajah Aqinfa yang tertidur, tenang tapi pucat, membuat dadanya terasa sesak. Bukan hanya karena kekhawatiran… tapi karena Aqinfa adalah bagian dari dirinya yang tidak ingin ia lepaskan.

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!