NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 CPPP

Lebih baik, aku tanya sama ibu saja soal ini, dari pada aku terus memikirkannya dalam hati. Dan berasumsi yang tidak-tidak antara mereka berdua.

"Bu, itu ada nenek Retha di depan rumahnya apa kita tidak mampir dulu bu, soalnya aku sudah menyapanya?" ujarku, dengan memperhatikan raut wajah ibu di spion.

"Tidak perlu nak, kamu besok juga mau jemput Retha kan?" ucap ibuku yang tiba-tiba terlihat kesal.

Aku sebenarnya bingung mau ngomong apa lagi sama ibu, soalnya aku baru bilang begitu saja nada bicara ibu sudah tidak enak, apalagi jika aku tanya lebih jauh yang ada ibu makin marah lagi.

"Okelah bu, kita tidak usah mampir ke rumah nenek Retha!" ucapku sedih karena tidak bisa bertemu Retha.

Dan gara-gara aku berbicara tentang nenek Retha, ibu yang awalnya cerewet di sepanjang jalan tiba-tiba saja diam membisu tidak ada celotehnya sama sekali ketika mengendari motor, padahal tadi ibu sangat berisik sekali.

Sepertinya aku salah berkata ini, tapi niat aku baik ingin membangun silaturahmi antar keluarga apa itu salah, bukanya jika ingin dekat dengan seseorang kita juga harus dekat dengan keluarganya, namun kenapa aku selalu merasa ibuku hanya ingin dekat dengan Retha tapi bukan neneknya, kayaknya itu cuma asumsiku saja aku tidak boleh berpikir berlebihan.

"Ibu, kenapa diam saja, Andra jadi aneh kalau ibu diam!" ucapku kepada ibu.

"Ibu, lagi malas saja nak, lagian kamu kan masih sakit, jadi kurangi bicaranya!" ujar ibuku yang tiba-tiba menaikkan nada bicaranya.

Padahal, aku cuma bilang begitu saja tapi ibu sudah menaikkan nada suaranya, kalau kayak gini aku yang terlihat merasa bersalah padahal niatku kan baik, lebih baik aku diam saja dari pada nanti aku di suruh tidur di luar.

Ketika aku asyik buka media sosial, tiba-tiba saja aku tidak sengaja melihat akun media sosial bernama Zayan, di situ aku sudah senangnya minta ampun karena aku berharap kalau itu adalah Zayan sahabatku, namun lagi dan lagi aku di kecewakan oleh keadaan karena ketika aku mengeceknya ternyata bukan Zayan yang aku maksud, melainkan orang lain dengan nama yang sama.

Aku yang awalnya sudah mulai senang, tiba-tiba saja menjadi sedih karena hal ini, namun aku akan berusaha untuk terus mencarinya karena aku yakin aku bisa menemukan sahabatku itu.

Di saat aku sedang melihat sosial mediaku, tiba-tiba saja Retha meneleponku.

"Andra, kamu kok! Tidak mampir ke rumah, padahal nenekku sudah menyiapkan masakan untuk kamu dan ibumu!" ujar Retha sedikit kesal.

Aku bingung mau jawab apa soal itu karena aku sudah bertanya tadi sama ibu tapi jawaban ibu bikin aku takut, dan sekarang Retha malah tanya lagi, aku harus gimana. Aku tidak mungkin tanya lagi sama ibu, tapi tunggu, kalau menyangkut Retha ibu pasti tidak bisa menolak, lebih baik aku kasih teleponku ke ibu, biar ibuku yang jawab.

"Retha, bukanya aku tidak mau mampir tapi ibu, tadi lupa karena terlalu fokus menyetir motornya, kalau tidak percaya tanya saja sama ibuku!" ucapku yang kemudian memberikan ponselku kepada ibu.

Aku tidak tahu, harus ngomong apa sama Retha, jadi lebih baik aku kasih teleponnya sama ibu karena sesama perempuan pasti paham.

"Ibu, ini Retha, menelpon dia tanya kenapa tadi tidak mampir ke rumah neneknya!" ujarku yang tiba-tiba berbicara terbata-bata.

"Halo, nak Retha, maaf ya.. Tadi ibu tidak sempat mampir karena mikirin Andra supaya cepat sampai rumah, agar bisa istirahat dengan baik! Ucap ibuku dengan senyum manisnya.

Sudah aku duga, ibuku pasti akan berubah seratus delapan puluh derajat jika itu bersangkutan dengan Retha dan lihat sekarang wajah ibu yang tadi jutek kembali ke setelan awal, jadi tersenyum kembali.

"Iya tante, tadi saya kira bakal mampir makanya nenek saya buatkan makanan tapi karena itu alasannya, Retha bisa maklumi kok tante, Andra memang harus banyak istirahat! Kalau begitu sudah dulu ya.. Tante, sampai jumpa!" ucap Retha dengan suara lembutnya.

"Iya nak, makasih lo.. Perhatiannya sama anak tante!" ujar ibuku tersenyum tipis.

"Iya tante, sama-sama!" ujar Retha yang kemudian menutup teleponnya.

Akhirnya teleponan nya selesai juga, aku tidak tahu kenapa pertanyaan Retha membuatku seperti lagi ujian cerdas cermat karena tegangnya berasa banget, padahal Retha cuma tanya "kenapa tidak mampir" tapi reaksiku sudah kayak kebakaran jenggot, untung Retha tidak tanya lebih lanjut lagi kalau sampai tanya, aku pasti bingung cari alasan apa lagi.

Setelah melewati perjalanan yang panjang, padahal tidak sampai 2 jam akhirnya aku sampai ke rumah, aku juga tidak tahu kenapa perjalanan dengan ibu jauh lebih lama dari pada dengan Retha, mungkin saja karena ibuku sangat berhati-hati membawa motornya sehingga perjalanan kali ini terasa lama.

"Nak, ibu masuk ke dalam dulu ya.. Kamu juga cepat masuk, angin malam tidak bagus untuk kesehatan!" ucap ibuku yang kemudian melepas helm dan jaketnya.

"Oke bu, Andra bentar lagi masuk kok!"ucapku sambil melepas sepatu dan helm.

Ketika aku tengah melepas sepatu dan helmku, tiba-tiba saja pandangan mataku tertuju kepada motor berwarna hitam yang lewat di depan rumahku. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba penasaran dengan orang yang membawa motor hitam itu, sampai-sampai aku memantau motor itu sampai ujung jalan, padahal aku saja tidak tahu siapa, namun dari sosoknya sepertinya aku pernah melihatnya tapi aku tidak tahu dimana.

Mungkin saja, aku cuma halusinasi akibat kecelakaan, sehingga menganggap orang yang lalu lalang sebagai orang yang aku kenal. Aku pun kemudian masuk ke dalam rumah untuk istirahat karena besok aku harus berangkat ke sekolah untuk ujian.

Namun sebelum itu, aku ke kamar mandi untuk mandi dan gosok gigi kemudian aku membaca buku pelajaran yang akan di uji kan besok, aku cuma berharap besok bisa mengerjakannya dengan lancar.

Namun, ketika aku sedang belajar tiba-tiba saja teleponku berbunyi.

"Drrrt...Drrrt...Drrrt...

Aku tidak tahu siapa yang menelepon, karena mataku hanya tertuju kepada buku dan karena aku terlalu fokus membaca buku membuat aku mengabaikan teleponnya, namun tidak tahu kenapa teleponku berbunyi kembali.

"Drrrt...Drrrt..Drrrt..

Ini sebenarnya siapa, kenapa telepon aku terus, udah tahu aku lagi belajar, lagian juga di jam keramat begini malah telepon memang tidak tidur apa.

Aku tidak tahu, kenapa tiba-tiba kesal begini mungkin karena aku orangnya tidak suka di ganggu jika lagi fokus, makanya aku uring-uringan begini, namun setelah aku cek, nomornya tidak aku kenal, sehingga aku mengabaikannya karena menurutku mungkin itu telepon dari orang iseng atau penipu yang sedang melancarkan aksinya.

Namun, ketika aku mengabaikan telepon itu tiba-tiba saja ada pesan masuk ke ponselku.

"Ting...Ting....

Bunyi notif teleponku, dari seseorang yang tidak tahu itu siapa, namun yang bikin aku bingung adalah dia mengirimkan pesan yang membuat aku kaget.

"Andra, kenapa kamu tidak angkat teleponku! Kamu masih marah sama aku, kamu lupa sama aku Andra teman TK mu"

Begitulah bunyi pesan itu, yang mengatakan kalau aku marah sama dia, padahal aku tidak tahu itu siapa, sedangkan kalau itu Andri, dia tidak akan mungkin mengirim pesan seperti itu karena aku dan dia tadi baru ketemu dan saling sapa, lalu siapa dia dan karena aku penasaran aku pun membalas pesan itu.

"Kamu siapa? Aku tidak kenal sama kamu"

Aku masih penasaran dengan orang yang tadi meneleponku dan mengirimi pesan karena sepertinya dia tahu aku, tapi memang dari pesannya sepertinya dia kenal aku, apalagi dia bilang teman TK tapi ini teman TK yang mana aku jadi bingung.

Setelah aku mengirimi balasan itu, tidak berselang lama orang itu pun kembali mengirimi aku pesan.

"Kamu benar-benar lupa aku Andra, Aku Vanesa teman TK kamu yang dulu sering bareng sama kamu, bahkan kamu juga selalu membelikan aku jajan ketika sekolah kamu lupa Andra"

Aku benar-benar tidak tahu siapa Vanesa itu, karena aku merasa aku tidak mengenalnya tapi aneh juga kenapa aku bisa lupa dengan teman TK ku, soalnya aku juga melupakan Andri aku hanya mengingat kenangan SD sampai SMA, kenangan TK hanya samar-samar di ingatanku, yang aku cuma ingat ketika ibu ngobrol dengan orang lain dan belakangan di ketahui sebagai orang tua Andri.

Namun, siapa Vanesa itu karena aku tidak pernah dekat dengan perempuan lain selama ini. Aku benar-benar bingung menyikapi semua ini karena memang aku tidak tahu dia siapa, aku pun bertanya lagi sama dia.

"Aku tidak mengenal kamu, jadi tolong jangan ganggu aku tapi jika ada hal yang penting menyangkut kita berdua, lebih baik kita ketemu dan selesaikan semuanya, aku hanya ingin fokus dengan sekolahku dan orang yang aku cintai"

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir nich Thor /Hey/
Seven sweet: aku juga mampir thor
Seven sweet: makasih thor sudah mampir
total 2 replies
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!